Percik Firman: Pengampunan

0
377 views

Minggu Adven II, 9 Desember 2018
Bacaan : Luk 3:1-6

“Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu” (Luk 3:3)

Saudari/a ku ytk.,

ADA beberapa umat yang asyik ngobrol terkait rencana mau menerima Sakramen Tobat. Waktu itu, saya pas mendengar obrolan mereka.

Ada yang ngajak gini, “Saya kalau ngaku dosa dengan rama yang sudah tua, khan pendengarannya sudah berkurang alias mulai budheg. Trus kita ngomongnya lirih saja…malu dong kalau kita ketahuan, karena kenal ramanya, hehe…”.

Memang kalau ngomongin sakramen tobat, pasti seru. Bisa muncul aneka perasaan dalam diri kita: malu, bingung, takut, deg-degan, rindu, lega, gembira, bersyukur, dsb.

Kita pantas beryukur karena Gereja Katolik selalu menyediakan rahmat pengampunan lewat Sakramen Tobat. Hanya seorang imam yang boleh memberikan absolusi pengampunan dosa. Dan dia terikat sumpah untuk menjaga rahasia pengakuan dosa. Alias tidak boleh membocorkan dosa umatnya.

Pada hari ini kita memasuki Minggu Adven ke-2. Sabda Tuhan hari ini berbicara tentang ajakan untuk hidup baik lewat baptis dan bertobat. Perayaan kelahiran Sang Juru Selamat perlu kita persiapkan dengan hati yang bersih.

Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.”

Seruan pertobatan Yohanes dilakukan di padang gurun. Padang gurun adalah simbol pertemuan orang beriman dengan Tuhan. Di padang gurun, bangsa Israel mengalami banyak cobaan, pertobatan, dan akhirnya meyakini penyertaan kasih Allah.

Dengan seruan pertobatan, Yohanes menantang kita pada zaman sekarang: mau hidup berahmat atau mau asyik hidup berdosa?

Kemarin, 8 Desember, kita merayakan Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Dosa (Maria Immaculata). Paus Fransiskus mimpin ibadat penghormatan pada Bunda Maria di Piazza Spagna (dekat Spanish steps) di Roma. Saya bersyukur bisa ikut menghadirinya.

Ajaran Gereja tentang Maria Immaculata ini disampaikan Paus Pius IX (8/8/1854), karena adanya kelesuan rohani dalam dunia modern. Bunda Maria menjadi teladan kesucian. Ia menjadi ”bejana yang kudus” dimana Yesus lahir ke dunia melalui rahimnya. Rahim Bunda Maria menjadi ”tabernakel” pertama karena di sanalah bersemayam Yesus yang Mahakudus.

Pertanyaan refleksinya: Bagaimana situasi batin Anda akhir-akhir ini? Maukah Anda menjadi “tabernakel” bagi Yesus zaman ini?

Selamat merenungkan.

Makan soto babat
memang nikmat
Mari kita bertobat
Sebelum terlambat.

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Roma. (Y. Gunawan, Pr)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here