Percik Firman: Percaya Itu Indah

0
540 views

Senin, 16 Oktober 2017
Peringatan Santa Margarita Maria Alacoque (Perawan)
Bacaan : Lukas 11:29-32

“Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: ‘Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus” (Luk 11:29)

Saudari/a ku ytk.,

BAGI beberapa tarekat imam, bruder dan suster (SCJ, SS.CC, CIJ, dan MSsCc), hari ini 16 Oktober dirayakan peringatan Santa Margarita Maria Alacoque (Perawan). Siapakah Santa Margarita Maria Alacoque itu? Anda yang berdevosi pada Hati Kudus Yesus pasti tahu. Santa Margarita Maria Alacoque (baca: Margarita Maria Alakoq) merupakan tokoh yang berjasa mengembangkan devosi Hati Kudus Yesus. Dia berasal dari Prancis. Pada 20 Juni 1670, Margareta masuk biara di Paray-le-Monial.

Pada suatu hari, saat berlutut di depan altar, Suster Margarita melihat keajaiban. Altar seolah-olah menghilang. Tampaklah awan putih. Lalu, muncullah sosok Yesus. Tubuh-Nya bercahaya. Dada-Nya terbuka, sehingga tampaklah Hati Kudus-Nya. Di sekeliling hati itu terbentuk mahkota duri yang dikelilingi api bernyala. Di tengah hati itu, tampak sebuah salib yang indah.

Ia melihat Hati Yesus itu terluka dan meneteskan darah segar. Darah itu jatuh ke lengan baju-Nya yang bercahaya. Sementara itu, tangan kanan Yesus menunjuk ke arah Hati-Nya. Tangan kiri-Nya seolah-olah memberkati Margareta. Dari telapak tangan-Nya terpancar cahaya yang kudus.

Sejak penampakan itu, Yesus selalu mendatanginya setiap Jumat pertama. Kadang-kadang Yesus menunjukkan luka-luka-Nya yang lain. Kemudian, dengan devosi pada Hati Kudus Yesus semakin banyak orang bertobat dan beriman kepada Kristus. Pada 16 Oktober 1690, Suster Margarita meninggal dunia. Pada 13 Mei 1920, saat Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke surga, Paus Benediktus XV menganugerahinya gelar santa. Pesta perayaannya dirayakan setiap 16 Oktober.

Tuhan Yesus meminta kepada Santa Margarita untuk percaya akan kasih-Nya dan per-HATI-an Nya yang luar biasa besar kepada manusia. Hati Kudus Yesus saat ini sering menjadi devosi umat di berbagai tempat. Bahkan ada tempat ziarah Candi Hati Kudus Tuhan Yesus di Ganjuran, Yogyakarta. Umat tiada henti berdoa dan berdevosi ke sana karena percaya akan kasih-Nya.

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus memuji orang yang percaya akan pewartaan kabar gembira. Dan Yesus menegur dengan keras orang yang tidak percaya akan pewartaan kabar gembira. Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.”

Apa itu tanda? Tanda adalah sesuatu yang kelihatan dan menunjukkan maksud atau tujuan yang tak kelihatan. Contoh sederhana, tanda ‘lampu lalu lintas menyala merah’ artinya perintah untuk berhenti. Atau seorang perempuan juga mengenal tanda-tanda dalam tubuhnya ketika akan menstruasi atau mulai hamil. Barangsiapa peka dan memahami perintah yang terlubung dari tanda-tanda tersebut, maka ia akan selamat. Nabi Yunus menjadi tanda kehadiran atau utusan Tuhan bagi orang Ninive. Atas pewartaannya, orang-orang Ninive bertobat dan akhirnya selamat. Demikian pula Tuhan Yesus juga menjadi tanda nyata keselamatan yang datang dari Allah. Yesus adalah sang jalan, kebenaran dan kehidupan.

Di tengah zaman modern sekarang ini, kita sebagai orang beriman diajak untuk terus-menerus mengembangkan sikap percaya. Percaya kepada Allah, percaya kepada Yesus, percaya kepada pasangan hidup, percaya kepada anak, percaya kepada orangtua atau guru, percaya kepada rekan kerja, dsb. Karena percaya itu indah. Demikian juga kita diajak untuk bisa menjadi pribadi yang dapat dipercaya oleh sesama kita. Marilah kita berdoa agar kita dapat semakin mengimani Yesus Kristus, agar kita dapat termasuk di dalam kawanan orang-orang yang percaya dan karenanya dapat masuk ke dalam kerajaan Surga.

Marilah hari ini kita secara khusus mendoakan doa “Aku Percaya”, syahadat iman kita. Aku Percaya akan Allah Bapa yang Maha Kuasa….

Tuhan ajar kami, untuk percaya,
Saat kami, ada dalam gelombang bimbang.
Ajar kami tuk percaya, juga saat kami hanyut,
Dalam rasa takut kehilangan.

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Roma.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here