Minggu Prapaskah V, 29 Maret 2020
Bacaan Injil : Yoh 11: 1-45
”Akulah kebangkitan dan kehidupan” (Yoh 11:25)
Sdri/a ku ytk.,
BACAAN Injil hari ini berbicara soal siapakah Yesus itu. Identitas Yesus dikenali orang banyak dari perbuatan yang dilakukan-Nya. Marta menyebut Yesus dengan tiga sebutan sekaligus, yaitu Mesias, Anak Allah, dan dia yang akan datang ke dalam dunia.
Sementara itu, Yesus sendiri menyatakan Diri-Nya sebagai Kebangkitan dan Kehidupan. Minggu-minggu kemarin Yesus menyatakan Diri sebagai Sumber Air Hidup, dan Sang Terang Hidup/Penyembuh. Dan hari ini dengan karya mukjijat pembangkitan Lazarus, Yesus menyatakan Jatidiri-Nya: “Akulah kebangkitan dan kehidupan”.
Dialah Anak Allah yang berkuasa atas hidup dan mati. Inilah karya mukjijat yang dilakukan Yesus sebelum ia memasuki kota Yerusalem untuk menyerahkan Diri-Nya bagi keselamatan umat manusia. Lazarus yang sudah empat hari mati, bisa dibangkitkan/ dihidupkan kembali oleh Yesus. Lazarus dipanggil keluar dari makam. Aneh, sungguh aneh, luar biasa, orang yang sudah mati empat hari dan membusuk itu ternyata masih taat kepada Dia yang mendapat kuasa ilahi (Mesias).
Kalau kita cermati arti Nama ”Lazarus”, sangat menarik. ”Lazarus” ini berasal dari nama Ibrani yang bentuk utuhnya ialah Eliezer (El artinya Tuhan Allah, dan ‘ezer ialah pertolongan). Jadi, nama itu mau mengatakan bahwa pertolongan datang dari Tuhan Allah.
Yesus berseru keras-keras memanggil keluar Lazarus: ”Lazarus, marilah keluar”. Seruan ini punya dua arah: seruan kepada Lazarus agar keluar dari tempat orang mati dan seruan kepada Allah sendiri yang menolong itu. Karena diseru oleh orang yang diberiNya sendiri kuasa, maka Allah tidak tinggal diam. Karya mukjijat pun terjadi.
Pada umumnya sebuah kehidupan itu ditandai dengan nafas (makhluk hidup), terang (lampu), gembira/ramai (suasana). Seorang ahli spiritual dan imam (Henri Nouwen) mengungkapkan bahwa ada tiga tanda kehidupan, yaitu (PKK): Persahabatan, Kesuburan, dan Kegembiraan.
Persahabatan itu menciptakan suasana persaudaraan. Orang dapat merasakan kedamaian dan merasa nyaman, dan tidak khwatir. Karena yakin, akan ada orang/saudara yg akan siap membantu sewaktu-waktu membutuhkan (mengarah ke paguyuban).
Kesuburan ini berarti menghasilkan buah/berkah alias tidak mandul. ”Barangsiapa tinggal dalam Aku dan Aku dalam dia, ia berbuah banyak.” Buahnya apa? Ibu Teresa dari Kalkuta pernah mengatakan: ”Buah dari keheningan adalah doa, Buah dari doa adalah iman, Buah dari iman adalah kasih, Buah dari kasih adalah pelayanan, Buah dari pelayanan adalah damai”.
Kegembiraan berarti tidak ada rasa takut, bukan sekedar senang/hura-hura karena kegembiraan tidak tergantung pada pasang surutnya kehidupan ini. (kegembiraan batin).
Maka menjelang minggu sengsara/Pekan Suci ini marilah kita mohon kepada Tuhan, agar kita semakin mengenal dan mencintai Yesus dalam hidup ini. Sebagai pengikut-Nya, kita dipanggil untuk menghembuskan tanda-tanda kehidupan dalam hidup kita sehari-hari: menjalin persahabatan dengan semua yang berkehendak baik, menghasilkan buah kesuburan, dan membagikan kegembiraan (berbagi berkat) pada sesama.
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)