Pijar Vatikan: Paulus Arswendo Atmowiloto, Teman Papa (31B)

0
329 views
Arswedo Atmowiloto. (Ist)

KETIKA ada kabar duka Mas Wendo meninggal, saya lagi nyetir di jalan tol Gatot Subroto sehabis melayat mertua ipar saya di Rumah Duka Dharmais.

Belum sampai di exit Sunter Kelapa Gading arah rumah, adik saya menelpon memberitahu kalau tante, adik ayah saya, meninggal di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang.

Hari itu, saya kehilangan 3 kerabat yang meninggal karena kanker. Om Sardjono, mertua ipar saya, meninggal karena kanker paru-paru. Mas Wendo meninggal karena kanker prostat.

Tante saya Agustina Sutrini meninggal karena kanker usus. Semuanya meninggal dalam usia 70 tahunan.

Om Sardjono 73 tahun. Mas Wendo 70 tahun lebih sedikit. Tante saya 78 tahun. Benar kata pemazmur: “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun…! (Mz 90:10).

Tante saya rupanya “klayu” ikut Mas Wendo menghadap Tuhan. Bulik saya dipanggil Tuhan hanya selang 50 menit dari meninggalnya Mas Wendo.

Sore itu, ketika Mas Wendo meninggal, anak saya Marvel sedang menginap mengikuti kegiatan “plonco” di sekolahnya SMP Kanisius Menteng. Kepalanya diplontos. Kalau Marvel di rumah, dia pasti nonton berita di TV dan akan memberitahu saya kalau “teman papa” itu meninggal.

Bersama Romo Mudji Sutrisno gondrong, Mas Wendo sangat dikenal anak-anak saya sebagai “teman papa” yang sering tampil di TV.

Marvel sangat terkesan dengan Mas Wendo, dan ingat terus kalau Mas Wendo itu teman papanya, ketika Mas Wendo hadir pada acara baptisan adiknya Samantha di Gereja Pulo Gebang.

Sampai hari ini, anak saya Marvel itu tidak tahu kalau papanya mengenal baik Mas Wendo sudah lama sekali, bahkan sejak mamanya baru berumur 10 tahun.

Anak saya juga mungkin tidak akan pernah tahu, bahwa bagi papanya, seorang Arswendo bukan sekedar teman yang jadi selebritis dan sering nongol di TV saja. (Berlanjut)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here