Pilkada 2018: Sinergi Polda Kalbar dan Keuskupan Agung Pontianak Perangi Hoaks, Ujaran Kebencian, dan Kampanye Negatif

0
338 views
Bapak Uskup Agung KAP Mgr. Agustinus Agus dan Kapolda Kalbar Irjen Pol Irjen Pol. Drs. Didi Haryono, SH., MH. (Courtesy of Humas Polda Kalbar)

PEMILIHAN  Kepala Daerah (Pilkada) 2018 di sejumlah wilayah di Indonesia serentak akan  digelar di 171 daerah, terdiri atas 17 provinsi, 115 kabupaten, dan 39 kota. Oleh karena itu,  jelang pesta demokrasi rakyat ini, segenap masyarakat Indonesia diajak berpartisipasi memberikan hak pilihnya. Sekaligus diimbau waspada dan bijak menyikapi berbagai berita berkonten hoax dan ujaran kebencian yang diprediksi bakal meningkat di jagat maya.

Bijak dan cerdas bermain medsos

Di era yang serba globalisasi dan digitalisasi ini, seruan smartand wisely untuk cerdas dan bijak bermedsos tersebut menjadi sangat aktual. Pasalnya  jejaring sosial adalah instrumen jitu serta sasaran empuk untuk  penyebaran hoax, hate speech dan kampanye negatif.

Hanya sekali klik, maka info itu akan goes viral.

Para suster SFIC di antaranya Sr Yulita Imelda menyambut hangat kedatangan Kapolda Kalbar Irjen Pol Drs. Didi Haryono, SH., MH dan jajarannya di Wisma Immakulata Kompleks Susteran SFIC Pontianak.

Pesta demokrasi rakyat ini bisa rusak, bila konten negatif itu dibiarkan subur menjamur di jejaring medsos yang tujuannya tak lain adalah untuk menjatuhkan calon kepala daerah atau partai politik (parpol).

Munculnya hate speech (ujaran kebencian) dan berita bohong yang tidak benar di media sosial itu dikhawatirkan juga bisa ‘memantik’ perselisihan antara kubu kedua pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur yang akhirnya merusak  suasana Pilkada yang kondusif dan aman.

Tanggungjawab bersama

Sebagai warga negara Indonesia yang punya hak  pilih aktif, apa yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi penyebaran hoax, ujaran kebencian, dan kampanye negatif di sejumlah platform media sosial?

Bapak Uskup Agung KAP Mgr. Agustinus Agus menyambut hangat kedatangan Kapolda Kalbar Irjen Pol Irjen Pol. Drs Didi Haryono, SH., MH di Wisma Immakulata Kompleks Susteran SIFC di Jl AR Hakim Pontianak.

Untuk menangkal itu, Polri menggandeng Keuskupan Agung Pontianak agar bersama-sama merapatkan barisan memerangi  dan menindak tegas ujaran kebencian yang ditengarai akan semakin marak terjadi dalam masa kampanye Pilkada 2018.

Sinergi bersama 

Gathering menggalang sinergi bersama itu terjadi di Wisma Immaculata di kompleks Susteran SFIC, persis di belakang Katedral Pontianak, hari Selasa 27 Maret 2018. Pertemuan itu  mengusung sub tema “Optimalisasi Peran Keuskupan Agung Pontianak untuk Menciptakan Situasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas)  yang Kondusif Pada Pelaksanaan PilkadaI 2018 di Kalbar”.

Dua pemimpin umat di jalur berbeda: Mgr. Agustinus Agus memimpin Gereja Lokal Keuskupan Agung Pontianak dan  Irjen Pol Drs. Didi Haryono, SH., MH memimpin Polri di jajaran Polda Kalbar.

Hadir sebagai narasumber utama yakni Kapolda Kalbar Irjen Pol Drs. Didi Haryono, SH., MH.

Dukungan terselenggaranya pertemuan ini juga datang dari  Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yaitu Wajidi Sayadi dan Direktur Binmas Kombespol Mujiyono beserta segenap oknum aparat keamanan lainnya.

Berbicara di hadapan peserta yang terdiri dari para imam, biarawan-biarawati  se-Keuskupan Agung Pontianak dan awam, Kapolda Kalbar Irjen Pol Drs. Didi Haryono, SH., MH telah diundang Keuskupan Agung Pontianak yang dengan senang hati mau diajak mendukung seluruh agenda nasional maupun daerah terkait dengan Pilkada 2018.

Salah satunya adalah memberantas hoax  yang dapat memecah belah persaudaraan, bahkan persatuan dan kesatuan sebagai warga negara Indonesia.

Kapolda Kalbar Irjen Pol Irjen Pol Drs. Didi Haryono, SH., MH mengajak Gereja Katolik Lokal di Keuskupan Agung Pontianak bersinergi memelihara kamtibnas jelang Pilkada 2018.

Satuan tugas kerja

Pihak Polri di Kalbar siap berkontribusi dan bersinergi dengan pihak Gereja Katolik di KAP dan seluruh komponen masyarakat serta pemangku pelaksana Pilkada 2018 dalam menciptakan Kampanye Damai.

Kerjasama dengan beberapa lembaga ini dapat menjadi jurus jitu untuk menangkal hoax yang beredar di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat.

Kapolda Kalbar Irjen Pol Irjen Pol Drs. Didi Haryono, SH., MH. menyampaikan paparannya di Wisma Immakulata Kompleks Susteran SFIC Pontianak.
Serius mendengarkan paparan Kapolda Kalbar.

“Polda Kalbar telah membentuk satgas-satgas guna mendeteksi dan memantau penyebaran berita bohong di media sosial di antaranya Satgas Anti Hoax, Satgas Nusantara, dan Satgas Transnational Crime. Semuanya sudah berjalan dan bisa dipantau di Mapolda Kalbar,” pungkasnya.

Ajakan untuk menjaga dan melestarikan suasana yang damai di Kalimantan Barat ini juga disampaikan oleh Mgr. Agustinus Agus Uskup Agung Pontianak.

Menurut Mgr. Agustinus Agus,  Gereja Katolik juga punya tanggungjawab untuk menjaga suasana damai dan kondusif dalam masyarakat. “Jika suasana dalam masyarakat tidak damai, maka semuanya akan terganggu,” ungkap Uskup.

Di sela-sela coffee break  terjadi acara sesi foto bersama.

Rehat sejenak dan diskusi ringan.
Sambutan Kapolda Kalbar.

Deklarasi anti hoax

Lalu Mgr. Agus bersama seluruh peserta mengucapkan deklarasi damai anti hoax yang berbunyi sebagai berikut:

“Kami, Umat Katolik se-Keuskupan Agung Pontianak Kalimantan Barat: 

  • Menolak berita hoax yang dapat memecah belah persatuan bangsa;
  • Mendukung kepolisian melakukan penegakan hukum untuk memberantas pelaku hoax;
  • Siap mendukung Pilkada Kalbar berjalan dengan damai dan menjaga pluralisme di Kalbar.”
Ki-ka: Sekretaris KAP Pastor Pius Barces CP, Vikjen KAP Pastor William Chang OFMCap, Mgr. Agustinus Agus, Kapolda Kalbar Irjen Pol Drs. Didi Haryono, Ketua FKUB Kalbar Wajidi Sayadi, dan Direktur Binmas Kombes Pol Mujiyono.
Kapolda Kalbar dan Uskup KAP bersama para pastor, bruder, suster dan tokoh awam katolik di Keuskupan Agung Pontianak.

Sumber: Diolah dari informasi Humas Polda Kalbar.
Kredit foto: Humas Polda Kalbar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here