Projak, Forum Paguyuban Alumni Seminari Tinggi KAJ dan Perjumpaan yang Menguatkan

0
1,522 views
Reuni Paguyuban Projak para alumni mantan Praja KAJ. (Ist)

SEBUTAN mantan seminaris (calon pastor) dan terlebih mantan pastor memang terkadang membuat yang mengalaminya  agak terganggu. Sebutan mantan seminaris/pastor pun memang berpretensi menilai  seseorang itu  pernah gagal untuk menanggapi panggilan Tuhan.

Tapi di hari Sabtu 14 Oktober 2017 lalu,  pertemuan antara para mantan  seminaris plus para mantan pastor Keuskupan Agung Jakarta di Wisma Samadi Klender sungguh menjadi perjumpaan yang menggembirakan dan menguatkan. Hadir dalam reuni kecil itu 43  mantan seminaris dan termasuk para mantan pastor praja  KAJ. Dari yang paling muda sampai yang paling senior,  dari yang ‘hanya’ mantan seminari tinggi sampai yang mantan pastor.

Pertemuan itu tak lain untuk  menggalang ikatan panggilan yang dulu pernah dialami bersama di Wisma Murdai, Wisma Cempaka,  dan Wisma Puruhita. “Tujuan kita berkumpul adalah pertama-tama untuk saling menguatkan dan yang terpenting menyumbang talenta potensi dari para mantan untuk kemajuan pelayanan pastoral  Keuskupan Agung Jakarta. Meski kita masing-masing sudah ada di jalur berbeda, tapi dari Keuskupan pun mau dan sangat terbuka kepada kita untuk  memberikan pelayanan secara maksimal,” ujar Louis salah satu penggagas pertemuan yang berlangsung sehari penuh dan dihadiri oleh para mantan eksim (eks seminaris) ini.

Reuni dan pertemuan bagi para alumni Tahun Rohani dan Seminari Tinggi KAJ ini memang bukan sekadar kumpul kangen. Lebih dari itu, reunian itu juga mengingatkan para “Projak” untuk tetap ingat bahwa mereka pernah menyatakan siap melayani Keuskupan Agung Jakarta.

Projak alias Projo Jakarta

Hadir dalam reuni ini adalah Romo Yus Ardianto Pr yang sekarang menjadi pengelola Wisma Samadi Klender, Romo Purba Tamtama Pr, Romo Mahasiswa Seminari Tinggi KAJ Cempaka. Ikut hadir  Romo Alex Alex Dirjo SJ, pembimbing rohani para calon imam KAJ di  Tahun Rohani selama hampir  15 tahun lebih. Dan di sesi terakhir hadir Vijken KAJ Romo Samuel Pangestu Pr.

Romo Yus telah mencanangkan bahwa Wisma Samadi Klender adalah Pusat Pelayanan Pastoral KAJ. Karena itu,  segala sesuatu untuk persiapan, strategi dan rancangan pelayanan pastoral KAJ bisa memanfaatkan layanan dan fasilitas yang sudah cukup baik dan lengkap.

“Kalau menurut pengamatan kami tingkat occupancy Wisma ini paska renovasi sana sini sudah cukup menggembirakan yaitu sudah mencapai 48%. Kami intinya melayani kebutuhan pastoral umat KAJ, misalnya kursus untuk Persiapan Dewan Paroki, Kelompok Kitab Suci, Kelompok Diakon dan sebagainya. Mereka  dapat memanfaatkan fasilitas Samadi dengan harga yang sangat terjangkau,” papar Romo Yus.

Dari pertemuan ini memang diharapkan keikutsertaan dan andil para mantan “Projak” ikut menggarap pelayanan ini sesuai dengan kapasitas, minat dan talentanya masing-masing sehingga pelayanan fasilitas dapat dibarengi dengan tim sumber daya manusia yang mumpuni dan mampu melayani kebutuhan umat.

Untuk itu dan pada kesempatan itu  juga dibagikan semacam formulir kesediaan untuk ikut ambil bagian di bidang-bidang apa saja yang sudah ada.  “Kami senang menyambut tawaran ini, dan kami memang memerlukan bridging atau jembatan agar bisa ikut ambil bagian dalam pelayanan ini lagi. Apa pun dulu kita pernah dibesarkan di KAJ ini secara intelektual dan pengalaman yang lainnya. Dulu kita kan belajar katekese, Kitab Suci juga,” ujar Eko,  salah satu mantan Projak menanggapi tawaran tersebut.

Tak boleh lembek

Sementara itu,  sharing singkat Romo Alex Dirjo SJ sungguh hidup dan memperkaya yang hadir dalam pertemuan itu. “Rolek”  –demikian sebutan akrab dari Projakers– memang sudah menjadi legenda dari para seminaris dan rama. Gaya dan tutur kata yang singkat, lucu dan padat mengena di hati para Projakers.  Beliau juga mengisahkan tugas pertamanya menjadi pembimbing tahun rohani yang diperintahkan  yang metode apa yang akan dia terapkan untuk jadi pembimbing tahun rohani calon Imam KAJ.

Romo Alex Dirdjo SJ. (Tommy)

“Pesan Bapak Uskup, pokoknya terserah saya,  tapi yang jelas tidak boleh lembek. Beliau mengingatkan dengan kisah Rajawali dalam Kitab Ulangan. Sang Rajawali membiarkan anaknya terpelanting pada saat belajar hidup namun tetap disangga jika benar-benar mau jatuh dengan kepak sayapnya,”ujar Romo Alex Dirjo SJ yang sudah berusia hampir 80 tahun dan saat ini masih menjadi pastor paroki di Gereja St. Robertus Bellarminus – Paroki Cililitan, Jakarta Timur.

Menyambut gembira forum Projak

Di dalam sesion terakhir, Vikjen KAJ  Rama Samuel  Pangestu Pr merasa senang bisa bertemu dengan para “senior” nya yang dulu juga memberikan pembentukan dirinya sebagai Imam. Romo Vikjen menekankan bahwa saat ini umat KAJ dan KAJ sendiri sudah berubah.

“Kita adalah umat Allah semua dan berbagi tugas peran dan fungsi sesuai dengan panggilan kita masing-masing. Saat ini bukan jamannya lagi pastor sentris. Aturan main setiap paroki di KAJ yang berjumlah 66 paroki dan jumlah umat mencapai 500 ribuan memang tidaklah mudah. Di satu sisi kita harus menganggap Gereja bukan sebagai lembaga tapi seolah-olah “perusahaan” agar kita punya visi dan misi  dan target yang jelas. Arah dasar (Ardas) menjadi sangat penting agar kita punya arah tidak asal melayani umat Allah. Meski sudah lima tahun lagi dirancang pun bisa jadi di tengah-tengah ada perubahan zaman yang mendadak,” paparnya.

Yang perlu menjadi catatannya adalah soal  pelayan gereja di KAJ beraneka ragam dari berbagai ordo dan konggregasi bukan hal mudah untuk mengaturnya. Idealnya memang pastor diosesan yang menjadi ujung tombak. Tapi bagaimana mau menjadi yang terdepan,  karena jumlahnya juga masih terbatas? Belum lagi kalau harus mencatat fakta ada yang mundur dan ada pula yang meninggal mendadak.  Tapi itulah realitas iman yang terjadi di KAJ.

Dalam sharing itu pun terjadi interaksi informasi bagaimana menghadapi sikap klerus (imam) dan umat pada kasus-kasus pastoral tertentu .

Pertemuan dan reuni singkat ini memang menjadi  perjumpaan antar teman mntan sepanggilan yang menguatkan. Harus diakui, bahwa  saat ini kondisi dan profesi masing-masing mantan itu berbeda-beda. Sebagian kecil tetap masih tetap di jalur panggilan, sementara lainnya  menjadi awam namun tetap menjadi bagian dari Umat Allah.

Para mantan Projak juga sepakat untuk  melakukan pertemuan  teknis untuk memetakan segala potensi dan waktu yang dimiliki untuk dibagikan di Pusat Pastoral KAJ.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here