Puncta 05.01.19 Yohanes 1: 43-51: Melihat

0
1,132 views
Ilustrasi.

SUATU kali ada seorang anak ingin merayakan ulangtahunnya dengan pesta besar di hotel berbintang. Ia tidak mau kalah dengan kawan-kawannya yang mengadakan pesta serba “wah” di tempat yang pretisius.

Ia minta hadiah sebuah mobil karena melihat teman-temannya sudah bawa mobil sendiri ke kampus. Padahal ibunya hanya seorang guru dengan gaji pas-pasan. Bapaknya adalah petugas satpam di sebuah instansi swasta. Anak ini ngotot memaksa orangtuanya memenuhi keinginananya.

Ibu itu pusing tujuh keliling. Ia takut menolak keinginan anaknya, tetapi kalau dipenuhi jelas keuangan tidak ada. Anak ini suka merajuk kalau keinginannya tidak dipenuhi.

Beberapa waktu dulu pernah mengancam bunuh diri kalau tidak dibelikan sepeda motor padahal umurnya belum cukup untuk naik motor. Dalam kesedihan dia meminta pendapat saya.

“Sesekali anak ibu harus diajak melihat realitas atau keadaan sesungguhnya keluarga,” kata saya. Dalam pembicaraan itu akhirnya diterima usul untuk mengadakan pesta ulangtahun tetapi di sebuah panti asuhan anak-anak cacat.

Hari ulangtahun tiba. Kawan-kawannya banyak yang datang dengan membawa hadiah. Ketika dia melihat anak-anak di panti asuhan itu, ia memeluk mamanya sambil menangis dan berkata, “Mama, maafkan saya. Betapa beruntungnya saya punya mama dan papa. Saya sekarang sadar mama mengajarkan sesuatu dengan melihat anak-anak panti yang tidak seberuntung seperti saya”.

Anak itu memotong kue ulangtahun dan diberikannya kepada salah seorang penghuni panti. Ia juga memutuskan semua hadiah ulangtahun disumbangkannya kepada mereka. Ibunya tersenyum bangga sambil menyeka air mata yang menetes di pipinya.

Hari ini ada 7 kata melihat dalam perikop Injil Yohanes yang dibaca dalam ekaristi. Yesus memanggil Filipus. Kemudian Filipus mengajak Natanael. Pada mulanya Natanael meragukan. Tapi Filipus berkata: “Mari dan lihatlah.”

Sesudah itu ada banyak kata melihat. Kata itu berarti mengalami, tinggal bersama. Orang tidak hanya menyimpulkan dari katanya, tetapi mengalami langsung, tinggal bersama, melihat dengan mata dan kepala sendiri.

Karena melihat maka percaya. Natanael melihat Yesus secara langsung dan kemudian percaya. Orang yang percaya akan melihat hal-hal besar dalam hidupnya. “Engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”

Mari kita menggunakan indera penglihatan ini untuk mengalami kasih Allah. Ada banyak hal yang dapat kita lihat yang mampu membawa kita menuju Allah. Melihat anak cacat, melihat pengemis, melihat anak kecil yang lucu, melihat indahnya pemandangan, melihat bencana, melihat senyum manis anak-anak, apapun yang kita lihat dapat membawa kita mengenal Allah.

Dari melihat karya Allah yang kecil dan sederhana, kita akan melihat hal-hal yang lebih besar dan mulia.

Naik-naik ke puncak Merapi.
Mata memandang  indahnya Kaliurang.
Marilah kita membuka hati.
Kita akan mengalami kasih Allah terbentang.

Berkah Dalem,

Rm. A. Joko Purwanto Pr

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here