Puncta 14.08.19 Mat 18:15-20: “Yen Ora Seneng Kumpul Bakal Ucul”

0
550 views
Ilustrasi: Guyuran hujan tak surutkan langkah OMK Nesleu kunjungi umat paroki pinggiran. (Komsos Keuskupan Atambua/Romo Ino Berek)

SUATU kali saya turne ke stasi untuk merayakan ekaristi bersama umat. Nama stasi itu Gunung Bunga.

Stasi ini ada di kawasan pengelolaan hutan. Saya ditemui Pak Masno, Ketua Stasi. Tahu saya datang, dia membunyikan lonceng besi yang terbuat dari velg roda truk. Teng teng teng, lonceng bergema.

Ditunggu 15 menit tidak ada yang datang. Pak Masno bilang karyawan di sini sudah banyak yang kena PHK termasuk yang Katolik. Dia memukul lonceng lagi. Setengah jam berlalu tidak ada yang datang. Gerimis mulai turun.

Pak Masno bilang, “Kalau gerimis gini mungkin tak ada yang datang romo, apa kita tetap mau Ekaristi?

Dia mulai takut dan gelisah. “Kita tetap misa pak. Berdua saja,” jawabku.

Aku menguatkan hati, daripada pulang kehujanan tanpa hasil lebih baik misa sambil menunggu hujan reda.

Hari ini Yesus bersabda, “Jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh BapaKu yang di surga. Sebab dimana ada dua atau tiga orang berkumpul demi namaKu, Aku hadir di tengah-tengah mereka.”

Kami misa berdua di gereja kecil di tengah rintik hujan. Tetapi saya yakin Yesus hadir di situ karena sabdaNya, “dimana ada dua atau tiga orang berkumpul demi namaKu, Aku hadir di tengah-tengah mereka.”

Dalam peristiwa-peristiwa penting, di mana ada dua atau tiga orang, Yesus hadir menemani dan mendampingi. Dua orang murid yang pulang ke Emaus, Yesus hadir menemani perjalanan mereka. Tiga murid diajak Yesus ke atas gunung untuk mengalami transfigurasi. Yesus mengutus para murid pergi berdua-dua.

Tuhan berjanji akan mengabulkan doa kita kalau kita berkumpul, sekalipun hanya berdua saja. Orang Katolik harus senang berkumpul. Jangan pernah melepaskan diri dari komunitas. Mulai dari lingkungan, stasi atau wilayah, paroki atau komunitas. “Yen ora seneng kumpul bakal ucul. Yen kumpul ya kudu wani cucul,” kata Mgr. Sugiyapranata itu berarti sebagai orang Katolik kita harus mau berkomunitas.

Kalau tidak suka kumpul akan mudah hilang lepas. Kalau mau berkumpul ya harus berani berkorban.

Kalau ada yang mau lepas karena kesalahan, mempunyai masalah, jangan dikucilkan atau ditinggalkan. Justru kita harus menyapa empat mata. Kita ajak berkomunikasi dari hati ke hati. Kalau belum cukup, kita ajak dua atau tiga orang untuk menguatkan. Kalau dia tidak mendengarkan, kita serahkan kepada jemaat. Kita bantu dengan sapaan kasih dan doa.

Tiap hari minum jamu
Untuk mengobati sakit kepala
Jika aku dan kamu bertemu
Tuhan hadir di antara kita

Berkah Dalem,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here