Puncta 20.02.19 Markus 8:22-26: Proses

0
2,265 views
Murid-murid Sekolah Guru di Woloan, Tomohon. (Ist)

PERNAH nonton film The Karate Kid yang dibintangi Jacky Chan dan Si Rambut Kriwil Jaden Smith? Ketika Dre Parker (Jaden Smith) mau berguru beladiri kepada Mr. Han (Jacky Chan) awalnya dia tidak digubris.

Namun karena keinginannya yang kuat, Mr. Han mengajari anak itu untuk berlatih menggantungkan jaketnya berkali-kali dan berulang-ulang. Tentu saja tindakan ini sangat menjemukan bagi anak kecil itu. Apa hubungannya menggantungkan jaket dengan bela diri? Namun Mr. Han memaksa anak ini untuk melakukan dengan tekun.

Setelah dijelaskan bahwa latihan itu ada hubungannya dengan ketahanan diri, tahap berikutnya adalah melatih serangan dan jurus-jurus mematikan. Dengan ketekunan dan keuletannya, Dre Parker mahir dalam ilmu karate. Akhirnya dalam festival karate, dia mengalahkan Cheng musuh bebuyutannya dengan kemenangan yang dramatis.

Dalam kehidupan ini, kita selalu berhadapan dengan proses. Agar berhasil mencapai puncak, orang harus tekun menjalani tahap demi tahap proses pelatihan.

Percaya kepada Sang Guru yang akan menuntun menuju kemenangan. Mau menghadapi segala kesulitan dan sabar dalam belajar.

Bacaan Injil hari ini menggambarkan sebuah proses yang dijalani oleh si buta. Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia keluar kampung. Dia dipisahkan dari orang-orang. Dia dibimbing secara khusus oleh Sang Guru.

Tahap berikutnya Yesus meludahi mata si buta itu dan meletakkan tangan di atasnya. Mungkin cara ini agak aneh. Tetapi dalam sebuah proses memang ada “pelajaran aneh” atau teknik-teknik khusus yang dipakai.

Inilah keistimewaannya. Jika sebuah perguruan tidak punya sesuatu yang istimewa, tidak akan banyak murid mengikutinya.

Si buta itu pasrah mengikuti arahan Yesus. “Sudahkah kau lihat sesuatu?”

Si Buta berkata, “Aku melihat orang! Kulihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.”

Lalu Yesus meletakkan tanganNya lagi dan sembuhlah dia. Setelah sembuh, ia tidak boleh masuk ke kampung.

Setelah proses penyembuhan, tahap berikutnya adalah sendiri bersama Tuhan. Orang diajak untuk tidak euforia atas keberhasilan, tetapi mengucap syukur kepada Allah yang telah memberikan keselamatan.

Karena sukacita atas keberhasilan, seringkali justru lupa untuk bersyukur kepada Tuhan. Sebagaimana Yesus setiap kali selesai dengan karyaNya menyembuhkan orang, Ia pergi ke tempat sunyi untuk berdoa kepada BapaNya.

Ia menyendiri ke tempat sunyi.

Panas-panas enaknya minum es
Dengan bakso di kantin Bethesda
Kalau kita mendapat sukses
Jangan lupa bersyukur dan berdoa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here