Puncta 21.03.19 Lukas 16:19-31: Pandu Suwarga

0
634 views
Ilustrasi: Lazarus. (Ist)

PANDAWA naik ke Kahyangan Suralaya. Mereka memprotes Batara Guru, pimpinan para dewa. Alasannya, orangtua mereka dimasukkan ke kawah Candradimuka, neraka jahanam.

Mereka tidak terima. Apa salah dan dosanya sehingga orangtua mereka, Pandu, Kunti dan Madrim tidak bisa menikmati swargaloka atau kebahagiaan abadi. Mereka telah hidup sebagai raja yang bijaksana.

Kunti dan Madrim adalah ibu yang setia melaksanakan darmanya. Kalau mereka tidak dimuliakan dalam kebahagiaan abadi, para Pandawa ingin sekalian digabungkan dengan mereka di kawah api neraka.

Batara Guru menasehati bahwa darmanya seorang ksatria adalah menegakkan kebenaran dan keadilan. Mereka diminta untuk menumpas kejahatan, mewartakan kebenaran dan keadilan di dunia. Kelak jika mereka sudah selesai, akan mengalami kebahagiaan bersama orangtua mereka di surga.

Hari ini Yesus memberi perumpamaan tentang Lazarus dan orang kaya.

Orang kaya hidup dalam kemewahan dan pesta pora. Sedang Lazarus hidup dalam kesengsaraan dan kemelaratan. Ia menderita sampai borok-borok menyerang sekujur tubuhnya. Anjing-anjing menjilati boroknya itu.

Lazarus mati dan dibawa ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati. Ia menderita sengsara di alam maut.

Di tengah kita ada hukum sebab akibat. “Wong nandur bakal ngundhuh”, “ngundhuh wohing pakarti”.

Orang kaya itu hanya kaya material. Ia tidak kaya hatinya. Kekayaannya hanya untuk dirinya sendiri. Di sekitarnya ada Lazarus yang miskin tidak menggerakkan hatinya untuk menolong. Kekayaannya hanya untuk foya-foya dan pesta pora. Bisa jadi kekayaannya berasal dari menindas orang miskin.

Sementara Lazarus hanya bisa menunggu remah-remah yang jatuh. Karena Si Kaya tidak menolong orang miskin di dunia, maka dia memetik hasilnya di alam baka. Ia sangat kesakitan dalam nyala api abadi.

Si kaya itu minta supaya ada orang diutus menyadarkan keturunannya agar bertobat. Namun bagi mereka sudah ada kesaksian Musa (Taurat) dan para nabi (Kitab-kitabnya).

Dengan kitab-kitab suci itu sudah cukup memberi kesaksian bagaimana harus hidup baik. Yesus mau mengajak kepada para pendengarNya. Dengan melaksanakan isi Kitab Suci secara tekun dan ikhlas bisa mengantar menuju kebaikan dan kemuliaan.

Walaupun ada orang bangkit dari mati, tetapi kalau mereka tidak yakin dan percaya pada Kitab Suci, ya tidak akan tergerak hatinya.

St. Yakobus berkata, “Iman tanpa perbuatan adalah mati”.

Iman diwujudkan dalam tindakan kebaikan. Orang kaya itu mungkin beriman, tetapi tidak mau menolong sesamanya yang menderita. Marilah kita tingkatkan olah bakti dan amal kasih di masa prapaskah ini.

Ke pasar membeli semangka. Kulitnya hijau isinya merah semua.
Janganlah suka hidup berpesta pora.
Bantulah sesama yang miskin papa.

Berkah Dalem,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here