Puncta 24.08.19 Pesta St. Bartolomeus, Rasul Yohanes 1: 45-51: Mengenal Secara Pribadi

0
1,714 views
Santo Bartholomeus 2 by Ist

KISAH pengenalan Natanael akan Yesus sungguh unik. Dia diberitahu oleh Filipus. Natanael tidak langsung percaya, bahkan seolah menyepelekan. “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nasaret?”

Kampung Yesus itu seolah dicap sebagai tempat yang jelek, tidak ada yang baik. Nasaret dikonotasikan sebagai tempat yang negatif.

Natanael tidak percaya kalau Yesus datang dari Nasaret.

Namun Filipus mengajaknya, “Mari dan lihatlah!” Mereka datang kepada Yesus. KataNya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.”

Manusia berusaha ingin mengenal Allah. Manusia ingin melihat Allah. Tetapi justru Allah yang lebih dulu melihat hati manusia. Filipus dan Natanael ingin melihat Yesus. Tetapi Yesus berkata, “Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kita terus berusaha, tetapi Allah maha mengetahui, bukan hanya luarnya tetapi hati terdalam manusia pun diselidiki Allah.

Yesus tahu bahwa hati Natanael condong kepada Allah. Hal itu dilihat dari kesenangannya berada di bawah pohon ara. Para guru suci sering mengajarkan dan membeberkan Kitab Suci di bawah pohon ara. Murid-murid berkumpul di sekitar pohon ara untuk “ngangsu kawruh.” Kesenangan belajar Kitab Suci untuk mengenal Allah ditanggapi oleh Yesus. Natanael baru sampai pemahaman, tetapi belum kepada pengenalan. Yesus melihat, mengenal mendalam siapa Natanael. Istilah Jawanya, “tumbu oleh tutup”. Karena Natanael mengenal Yesus maka dia dijanjikan akan melihat hal-hal yang lebih besar lagi.

Pengenalan akan Yesus harusnya makin lama makin mendalam. Seperti Natanael, awalnya hanya karena pewartaan orang lain, diajak oleh Filipus. Namun akhirnya Natanael punya pengalaman pribadi berjumpa dengan Yesus. Akhirnya menjadi percaya dan yakin, “Rabi, engkau Anak Allah. Engkau raja orang Yahudi.”.

Natanael mampu merumuskan credonya sendiri, siapa Allah sesungguhnya.

Bagaimanakah proses iman kita kepada Yesus? Apakah sudah semakin mendalam dan mengakar sehingga kita bisa merumuskan sendiri siapa Yesus bagi kita? Atau apakah iman kita stagnan masih tetap seperti saat pelajaran baptis dulu? Kita harus berusaha maju seangkah demi selangkah seperti Natanael itu.

Di pinggir jalan ada bendera merah
Itu tanda ada orang meninggal dunia
Kita jatuh bangun mencari Allah
Ternyata Allah lebih dulu menemukan kita

Cawas, suatu senja

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here