Puncta 28.08.18. PW. St. Agustinus Tesalonika 2:1-3a

0
427 views

DI dinding kamar St. Agustinus tertulis kalimat: “Terlambat aku mencintaiMu, ya Tuhan”.

Kalimat itu seolah menggambarkan perjuangan Agustinus mencari Allah. Ia lahir dari ibu yang saleh, Monika. Tetapi sejak muda hidupnya bejat bergelimang nafsu duniawi. Ia tidak percaya pada Tuhan. Aliran sesat Manikeisme mempengaruhi hidupnya.

Namun pertemuannya dengan St. Ambrosius mengubah hidupnya. Hidup suci St. Ambrosius mengubah pandangannya bahwa agama Kristen bukanlah agama orang bodoh. Ketika hatinya gundah dan gelisah, ia mendengar suara nyanyian anak kecil ” Ambil dan bacalah, ambil dan bacalah”. Ia membawa kitab Surat Paulus kepada jemaat di Roma. Ketika ia baca Roma 13:13-14, ia menemukan jawaban atas kegelisahan hidupnya selama ini. Jawaban ini ditemukan saat ia berumur 33 tahun !!! Sejak saat itu ia berubah mencintai Kristus. Ia meninggalkan keduniawian dan menggunakan Kristus sebagai senjata perang.

Surat kepada umat di Tesalonika menggambarkan iman Agustinus. “Jangan lekas bingung dan gelisah, hendaknya kalian jangan sampai disesatkan orang dengan cara bagaimanapun juga”.

Itulah pengalaman Agustinus. Awalnya dia sesat hidupnya oleh ajaran Manikeisme tapi akhirnya ia menemukan Kristus sebagai jalan keselamatan umat manusia. Dia melawan bidaah-bidaah Manikeisme, Pelagianisme. Agustinus menjadi pujangga gereja yang berpengaruh sampai sekarang. Ajarannya tertuang dalam bukunya yang terkenal, “Confessiones dan Civitas Dei”.

Matur nuwun Uskup Agustinus, karyamu luar biasa. Selamat merenungkan. Salam Emas Asian Games. Indonesia bisa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here