Renungan Minggu 1 Sept 2019 Bulan Kitab Suci Nasional Luk. 14:1,7-14

0
2,150 views
Ilustrasi (Ist)

BACAAN Injil yang kita renungkan pada hari ini berisi soal kritikan Yesus terhadap orang orang Farisi. Mereka dikritik oleh Yesus karena senang menduduki tempat tempat terhormat dan senang meninggikan diri.

Mengapa mereka demikian? Karena orang orang Farisi selalu menempatkan dirinya lebih penting dan lebih tinggi daripada orang lain.

Sikap merasa diri lebih penting dan lebih tinggi inilah yang dikritik oleh Yesus.

Kritikan Yesus terhadap sikap hidup orang Farisi juga menjadi kritikan juga bagi kita.

Di tengah tengah umat biasa, kita (romo, bruder, suster, dewan paroki, prodiakon, pengurus dewan paroki, pengurus paguyuban atau organisasi dll) merasa lebih terhormat dan lebih tinggi.

Kadang dengsn posisi itu kita gila hormat. Dengan posisi itu kita ingin diistimewakan dalam segala hal.

Sikap ingin diistimewakan, ingin dihormati adalah sikap yang menghambat cita cita pelayanan Gereja dan masyarakat.

Supaya kita tidak jatuh pada sikap macam itu, maka kita diajak untuk mengembangkan sikap seorang abdi. Seorang pelayan atau hamba adalah orang yang siap untuk tidak diperhitungkan. Seorang hamba adalah seseorang yang siap untuk tidak dianggap apa apa.

Contohnya adalah Yesus sendiri. Sekalipun Ia Putera Allah, Ia tetap mau nenjadi seorang hamba. Ia tidak menganggap diriNya setara dengan Allah. Bahkan Ia mengosongkan diriNya supaya sama dengan manusia kecuali dalam hal dosa.

Menganggap dirinya tidak penting membutuhkan kerendahan hati.

Oleh karena itu, marilah kita mohon kepada Tuhan supaya kita dianugerahi kerendahan hati.

Dengan sikap rendah hati diharapkan dalam diri kita akan tumbuh keutamaan keutamaan manusiawi maupun kristiani.

Tuhan memberkati pelayanan anda.@diopr.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here