Rindu Bertemu Muka

0
343 views
Ilustrasi

“Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh,supaya kita dapat bertemu muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.” (1Tes 3,10)

SAAT Presiden berkunjung ke Boyolali, seorang simbah berusia 66 tahun rela berjalan sejauh 3 kilometer untuk bertemu Presiden. Dengan menggunakan caping, simbah ini rela berjalan sejak pagi. Simbah ini merasa haru saat Presiden turun dari mobil dan menyapa warga; bahkan dia merasa tersanjung ketika boleh berjabat tangan dengan beliau.

Dalam rangka HUT RI ke-72, seorang bapak dari Wonosobo juga rela berjalan kaki menuju Jakarta untuk bertemu langsung dengan Presiden. Bapak yang setiap hari bekerja serabutan itu ingin mengucapkan terimakasih kepada Presiden atas kebijakan-kebijakan beliau yang sungguh dirasakan orang kecil. Bapak ini rela berjalan sekitar sepuluh hari untuk bertemu muka dan berterimakasih kepada Presiden.

Selain itu, seorang ibu yang berasal dari Sragen juga rela berjalan kaki ke Jakarta untuk bertemu Presiden. Ibu ini merupakan pelaku usaha kecil yang sedang mewujudkan nazarnya, sekalipun kakinya bengkak, lecet dan nyaris diperkosa orang di tengah jalan.

Tiga orang ini berasal dari tempat yang berbeda; mempunyai latar belakang usia dan pekerjaan yang berbeda; mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda; namun mereka mempunyai pengalaman yang sama, yakni bertemu muka dengan Presiden. Bertemu muka dengan Presiden merupakan pengalaman istimewa dan berharga bagi mereka; pengalaman yang bisa mengobati rasa lelah dan kesulitan dalam perjalanan.

Bertemu muka dengan orang lain adalah kesempatan baik untuk mengucapkan terimakasih; untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, uneg-uneg, permasalahan atau keprihatinan lain; untuk memberikan perhatian dan dukungan atas hal-hal baik yang telah dilakukan orang lain; untuk memberikan peneguhan dan saling menguatkan sesama yang berada dalam kesulitan, penderitaan atau menghadapi berbagai macam permasalahan.

Dengan mempertimbangkan hal-hal inilah, kita bisa mengerti, betapa St. Paulus ingin sekali bertemu muka dengan jemaat di Tesalonika. Paulus berdoa siang malam tiada henti agar Tuhan mengabulkan permohonannya, yakni dapat bertemu muka dengan umat beriman. Perjumpaan antar umat beriman merupakan peristiwa yang berharga dan bernilai tinggi, khususnya untuk memperdalam, memperkokoh dan menguatkan iman akan Tuhan.

Banyak orang sering menyepelekan perjumpaan, pertemuan umat beriman atau kesempatan untuk bertatap muka dengan umat beriman lain. Mereka lebih suka sibuk dengan pekerjaan, hobi, game atau kesenangan lain. Mereka tidak peduli dengan undangan pertemuan, yang dikirim lewat berbagai cara. Mereka tidak hadir dan menolak untuk terlibat dengan berbagai macam alasan yang dicari-cari. Banyak orang merasa enggan dan sungkan untuk berjumpa dan bertemu muka dengan orang lain.

Sejauh mana menemukan nilai, makna dan arti pentingnya sebuah perjumpaan atau pertemuan umat? Sejauh mana saya mempunyai kerinduan untuk terlibat aktif di dalam acara atau peristiwa temu muka dengan sesama umat beriman? Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here