Sabda Hidup: Jumat, 10 Februari 2017

0
1,475 views

Peringatan Wajib St. Skolastika

warna liturgi Putih

Bacaan

Kej. 3:1-8; Mzm. 32:1-2,5,6,7; Mrk. 7:31-37. BcO1Kor 5:1-13

Bacaan Injil: Mrk. 7:31-37.

31 Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. 32 Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. 33 Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. 34 Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: “Efata!”, artinya: Terbukalah! 35 Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. 36 Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. 37 Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”

Renungan

SEBUAH penyakit membutuhkan pengobatan yan tepat. Ada dokter-dokter tertentu yang mempunyai pasien banyak sekali. Para pasien tahu bahwa dokter tersebut mampu mengobati dengan tepat sehinnga pasien segera merasakan kesembuhan. Penyakit di masyarakat pun membutuhkan penanganan yang tepat. Bila tepat maka satu sentuhan pun akan menyelesaikan persoalan yang ada.

Yesus dihadapkan pada orang yang bisu tuli. Orang itu berharap kesembuhan. Maka telinga dan lidah orang itulah yang disentuh oleh Yesus. Sentuhan itu tepat sasaran. Orang itu pun sembuh.

Kadang kita pun tertantang untuk menemukan kunci atas persoalan-persoalan yang kita hadapi. Saat tertemukan maka persoalan serumit apapun mudah kita atasi. Maka rasanya kita pun perlu mengasah ketajaman kita mengatasi persoalan yang kita hadapi. Semua persoalan pasti ada kunci untuk mengatasinya.

Kontemplasi

Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan dirimu mendapat persoalan berat. Lalu anda menemukan kunci untuk mengatasinya.

Refleksi

Bagaimana keyakinanmu untuk menyelesaikan masalah yang kauhadapi?

Doa

Tuhan aku percaya bahwa Engkau selalu menyediakan kunci jawaban atas persoalan-persoalanku. Semoga aku tekun menemukannya. Amin.

Perutusan

Aku akan mencari dan menemukan kunci jawaban atas persoalan-persoalanku. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

Renungan singkat untuk sabtu minggu 11-12 feb 2017: https://www.instagram.com/p/BQP9B8Dj9nn/

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here