Sabda Hidup: Minggu, 28 Agustus 2016

0
2,830 views

Hari Minggu Biasa XXII,

St. Agustinus

warna liturgi Hijau

Bacaan

Sir. 3:17-18,20,28-29; Mzm. 68:4-5ac,6-7ab,10-11; Ibr. 12:18-19,22-24a; Luk. 14:1,7-14. BcO 1Tim. 5:3-25

Bacaan Injil: Luk. 14:1,7-14

1 Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. 7 Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: 8 “Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, 9 supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. 10 Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. 11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” 12 Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. 13 Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. 14 Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”

Renungan:

DALAM beberapa acara kita sering harus menunggu kedatangan orang tertentu. Acara pun sering harus ditunda karena orang tersebut belum hadir. Kala orang tersebut datang tidak jarang para hadirin yang telah lama dipaksa menunggu diminta berdiri untuk menyambut kehadirannya. Sebagian penasaran mau tahu siapa orang tersebut, sebagian pun menggerutu karena harus menunggunya.

Penghormatan pada pribadi tertentu seringkali dipaksakan. Di samping itu ada sebagian orang yang senang kala mendapatkan penghormatan. Mereka yang merasa terhormat yakin bahwa semua orang pasti akan menunggu kehadirannya dan akan menyambut kedatangannya.

Kehormatan rasaku tidak perlu dipaksakan. Yang terhormat pun tidak perlu memaksa orang lain menunggunya. Kehormatan dan rasa terhormat melekat pada pribadi orang, bukan jabatannya. Jabatan ada batas waktunya. “apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain” (Luk 14:10).

Kontemplasi:

Pejamkan matamu. Lihatlah apakah engkau orang yang layak dihormati.

Refleksi:

Apa yang perlu dilakukan agar hormat dan dihormati?

Doa:

Tuhan bebaskanlah aku dari keinginan untuk dihormati. Amin.

Perutusan:

Aku tidak akan memaksa orang lain menghormatiku. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here