Sabda Hidup: Rabu, 10 Mei 2017

0
429 views

Antonius dr Florence, Damianus deVeuster

warna liturgi Putih

Bacaan

Kis. 12:24-13:5a; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Yoh. 12:44-50. BcO Why 14:14-15:4

Bacaan Injil: Yoh 12: 44-50

44Tetapi Yesus berseru kata-Nya: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku;45dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.46Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.47Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.48Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.49Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.50Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.”

Renungan

SUATU hari datang seseorang kepadaku. Ia menyampaikan pesan dari teman lamaku. Setelah mendengar tanda-tanda yang dia berikan aku pun mulai mengenal dia sebagai utusannya. Tanda-tanda yang dia berikan membuat diriku menerima dia seperti menerima temanku sendiri.

Yesus mengatakan, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku” (Yoh 12:44). Sebagai utusan Yesus menampilkan jatidiri sang pengutus. Maka percaya kepada-Nya adalah percaya kepada yang mengutus Dia.

Utusan adalah pribadi terhormat. Dia hadir untuk menghadirkan sang pengutus. Maka kiranya kita pun perlu bersikap positif pada utusan yang datang kepada kita. Hadirnya utusan bukan untuk merendahkan kita tapi malah merupakan sebuah kehormatan bagi kita.

Kontemplasi

Bayangkan dirimu menemui utusan dari kolega atau temanmu?

Refleksi

Bagaimana menerima utusan?

Doa

Tuhan semoga aku makin percaya pada utusan-utusan-Mu. Semoga telingaku mendengar dengan baik pesan yang mereka bawa. Amin.

Perutusan

Aku akan menerima utusan dengan baik. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here