Sabda Hidup: Selasa, 17 Januari 2017

0
1,230 views

Peringatan Wajib St. Antonius

warna liturgi Putih

 

Bacaan

Ibr. 6:10-20; Mzm. 111:1-2,4-5,9,10c; Mrk. 2:23-28; BcO Rm 5:12-21

 

Bacaan Injil: Mrk. 2:23-28.

23 Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. 24 Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” 25 Jawab-Nya kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, 26 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu — yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam –dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya 27 Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, 28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”

Renungan:

MEMBACA bacaan hari ini saya teringat ketika aktif mengurusi bantuan untuk korban bencana. Waktu itu kami memberikan bantuan susu untuk bayi. Ketika funding membaca laporan itu mereka tidak setuju dan meminta semua bantuan susu ditarik karena menyalahi konvensi internasional. Kami coba menerangkan mengapa kami memberikan bantuan susu pengganti asi. Alasan itu masuk akal, maka kami pun tidak lagi harus menarik kembali susu yang telah kami bagikan.

Yesus dan para murid-Nya menyalahi konvensi hari Sabat. Para murid memetik gandum. Ketika dipertanyakan Ia pun memberikan contoh apa yang dilakukan Daud ketika pasukannya kelaparan di hari Sabat. Mereka malah mengambil makanan dari rumah ibadat, lebih parah dari para murid yang memetik gandum.

Rasanya kemanusiaan kadang-kadang harus menabrak konvensi yang ada. Kebutuhan asupan untuk bayi menabrak konvensi tentang asi, kebutuhan makan menabrak peraturan Sabat. Kemanusiaan jauh lebih kudu didahulukan daripada aturan yang ada. Ketika seseorang membutuhkan pertolongan untuk hidupnya maka itulah yang mesti didahulukan walau kadang melanggar aturan.

Kontemplasi:

Bayangkan dirimu ketika dihadapkan pada pilihan menolong manusia dan taat aturan.

Refleksi:

Bagaimana kita tetap mendahulukan kemanusiaan walau harus menghadapi aturan?

Doa:

Tuhan semoga aku selalu mendahulukan kebaikan banyak orang. Semoga karena kekuatan-Mu aku mampu mendahulukan rasa kemanusiaanku. Amin.

Perutusan:

Aku akan menjaga rasa kepedulianku walau harus beradapan dengan kakunya peraturan. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here