Sabda Hidup: Senin, 26 September 2016

0
487 views

Kosmas & Damianus

warna liturgi Hijau

Bacaan

Ayb. 1:6-22; Mzm. 17:1,2-3,6-7; Luk. 9:46-50. BcO Ydt. 5:1-21

Bacaan Injil: Luk. 9:46-50.

46 Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. 47 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, 48 dan berkata kepada mereka: “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.” 49 Yohanes berkata: “Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” 50 Yesus berkata kepadanya: “Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.”

Renungan:

ADA ratusan daerah sedang persiapan untuk Pilkada. Mereka akan berebut untuk menjadi yang terbesar di daerahnya, menjadi pemimpin. Banyak persiapan, kampanye bahkan serangan disiapkan untuk menjatuhkan lawannya. Tidak jarang isu SARA pun berseliweran. Amplopan pun bertebaran kepada para pemilih. Mereka bukan bermain pada bagaimana program pelayanan masyarakat yang akan dilakukan tapi berkutat pada usaha menjatuhkan lawan dengan serangan-serangan yang naif.

Para murid sempat bertengkar karena ingin menjadi yang terbesar di antara mereka. Menghadapi itu Yesus menghadirkan seorang anak kecil. Siapa pun yang menyambut anak itu dalam nama-Nya ia menyambut Dia. Dengan begitu ia menjadi pribadi yang besar.

Menyambut anak kecil, menerima orang kecil dan menyejahterakan orang kecil dalam nama-Nya mempunyai arti memuliakan nama Tuhan. Kiranya itu yang bisa menjadi salah satu pegangan para calon pemimpin. Bagaimana mereka menawarkan program yang mampu mengangkat harkat martabat manusia, bukan malah merendahkan martabat dirinya sendiri dengan cara menyerang martabat lawannya.

Kontemplasi:

Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan para calon pemimpinmu. Mana di antara mereka yang sungguh mau “menerima anak kecil dalam nama Tuhan”.

Refleksi:

Bagaimana menilai pemimpin yang layak dipilih?

Doa:

Bapa semoga aku mampu dengan jernih memilih pemimpin yang baik bukan sekedar karena ia golonganku, berduit dan kelihatan mempesona. Amin.

Perutusan:

Aku akan mempelajari siapa calon pemimpinku dengan teliti. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here