Siapakah Aku Ini?

0
830 views

“Tetapi Musa berkata, ‘Siapakah aku ini, maka aku harus menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?’” (Kel 3,11)

LIRIK sebuah lagu berkata demikian, “Siapa aku; Jawablah siapapun yang merasa mengenalku; Siapa aku; Mengapa semua orang merasa paling mengenalku.” Siapa aku rupanya merupakan sebuah pertanyaan yang terkandung dalam beberapa lagu. Pertanyaan ini mungkin merupakan sebuah releksi pengalaman dari para pencipta lagu tersebut tentang identitas dirinya. Pencipta lagu mungkin juga mengajak para pendengar dan pencinta lagu tersebut untuk merefleksikan identitas diri masing-masing.

Identitas diri memang merupakan hal penting bagi semua orang. Dan semua orang tentu mempunyai tanda atau bukti yang menunjukkan identitas diri, entah KTP, SIM, Kartu Pelajar, Kartu Mahasiswa, Pasport atau hal-hal lainnya. Identitas diri diperlukan untuk berbagai urusan administratif atau urusan lain, sehingga semua orang berusaha memilikinya.

Orang bisa memiliki berbagai tanda dan bukti tentang identitas dirinya, yang tertulis atau tercetak dengan jelas. Namun demikian, ada saja orang yang sulit untuk memberikan jawaban atas pertanyaan, Siapakah aku?” Sementara orang rupanya tidak begitu mengenal dirinya sendiri seutuhnya. Pengenalan diri tentu tidak hanya terbatas pada hal-hal fisik atau lahiriah berkaitan dengan nama, alamat, tempat lahir, dsb.; tetapi juga mengenal pikiran, perasaan, bakat, kemampuan, ketrampilan dan seluruh aspek pribadi seseorang.

Di hadapan Tuhan yang nampak dalam semak belukar yang bernyala, Musa pun berkata, “Siapakah aku ini?” Pertanyaan ini tidak membutuhkan jawaban tentang data-data fisik dan lahiriah, sebab pertanyaan ini muncul berkaitan dengan tugas yang diberikan Tuhan kepadanya, yakni membawa keluar bangsanya dari Mesir. Siapakah aku merupakan ungkapan ketidaklayakan atau ketidakmampuan Musa untuk melaksanakan tugas yang diberikan Tuhan. Ungkapan ini sesungguhnya juga diucapkan oleh beberapa nabi lain, saat mereka dipanggil dan diutus oleh Tuhan. Ini merupakan ungkapan seseorang yang merasa tidak pantas dan tidak layak untuk menerima sebuah tugas besar dan tugas penting.

Selain itu, siapa aku juga merupakan ungkapan rasa tidak percaya diri. Musa tidak yakin bahwa dirinya akan berhasil dalam menjalankan tugasnya, sebab dia sekarang bukan lagi pangeran, bukan putra Firaun, bukan pimpinan prajurit, bukan orang yang mempunyai kuasa atau jabatan tertentu. Musa merasa bahwa diirnya adalah seorang pelarian, pengembara, yang meninggalkan keluarganya. Musa tidak mempunyai sesuatu yang bisa diandalkan atau sebagai jaminan bahwa tugasnya akan sukses dan berhasil baik.

Pengalaman dan perasaan seperti ini seringkali juga masih dialami oleh banyak umat beriman pada jaman ini, saat mereka mendapatkan sebuah tugas atau tanggung jawab sebagai pengurus lingkungan, prodiakon, pengurus dewan pastoral paroki atau penugasan lain.

Terhadap pertanyaan Musa, Tuhan tidak membeberkan identitas dirinya. Tuhan hanya memberikan jawaban, “Bukankah Aku akan menyertai engkau?” Sukses dan keberhasilan tugas perutusan bukan ditentukan oleh Musa dengan segala kekuatan, kemampuan dan ketrampilannya, tetapi karena disertai Tuhan sendiri. Kelemahan, kekurangan, ketidaklayakan dan ketidakpantasan yang dirasakan Musa bukan menjadi halangan bagi Tuhan untuk memberikan tugas perutusan.

Dalam pengalaman dan peristiwa apa, pengalaman dan pertanyaan Musa itu juga pernah terjadi di dalam perjalanan hidupku selama ini? Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here