Tegalrejo, Belitang: Hidup Sejahtera Berkat Koperasi Ecce Diaconus Dei (EDiD)

0
1,802 views
Tegalrejo, Belitang: Hidup Sejahtera berkat Koperasi Ecce Diaconus Dei (EDiD)/Romo Titus Jatra Kelana/Keuskupan Agung Palembang.

KETIKA ditanya siapa yang ingin hidup sejahtera, maka  hampir bisa dipastikan pasti semua akan memberikan jawaban yang sama. Hidup sejahtera merupakan impian semua orang.  Meskipun untuk bisa mewujudkan impian itu ada beberapa hal yang harus dilakukan. Kita tidak selalu bisa mengandalkan penghasilan baik berupa gaji atau honor, sekalipun gaji atau honor itu jumlahnya besar.

Saat tingkat konsumsi Anda sangat tinggi, maka gaji besar sekali pun tidak akan membuat diri kita atau keluarga sejahtera.

Begitu pula sebaliknya, walaupun pendapatan tidak terlalu besar, namun ketika mampu mengatur dan membuat usaha penghematan dengan baik, tidak mustahil juga bisa hidup sejahtera.

Dalam hidup sehari-hari di tengah masyarakat kiranya ada begitu banyak cara dan usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera. Salah satunya adalah dengan menjadi anggota koperasi.

Para pengurus koperasi

Semangat koperasi

Koperasi adalah organisasi ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan Azas Kekeluargaan dan Gotong-royong.

  • Azas Kekeluargaan artinya, setiap anggota koperasi memiliki kesadaran untuk melakukan yang terbaik di setiap kegiatan koperasi, dan hal-hal yang dianggap berguna untuk semua anggota dalam koperasi tersebut.
  • Azas Gotong Royong artinya, setiap anggota koperasi harus memiliki toleransi, tidak egois atau individualis, serta mau bekerja sama dengan anggota lainnya.

Mohammad Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, berpendapat bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.

Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan “Seorang buat semua, dan semua buat seorang.”

Koperasi tidak bertujuan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, melainkan untuk melayani dan mencukupi kebutuhan bersama dan sebagai wadah partisipasi untuk pelaku ekonomi skala kecil dan menengah.

Semangat itulah yang kiranya mendorong dan menyemangati tujuh keluarga Katolik, di antaranya adalah para imam di Komunitas Pastoran Paroki St. Maria Tak Bernoda Tegalrejo, Belitang, Kab. Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), Sumatera Selatan.

Semangat koperasi.

KSU Ecce Diaconus Dei

Mereka ini lalu membentuk dan mendirikan Koperasi Serba Usaha (KSU) dengan nama Ecce Diaconus Dei (EDiD).

Romo  Gregorius Jenli Imawan SCJ, Pastor Rekan di Paroki St. Maria Tak Bernoda (SMTB) Tegalrejo, menuturkan bahwa alasan utama dibentuknya koperasi di lingkungan paroki ini adalah keprihatinan atas situasi dan kondisi kesulitan ekonomi yang dialami oleh umat maupun maupun masyarakat secara luas.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Paulus Sumarno yang juga menjadi salah satu penggagas pembentukan koperasi ini.

Menurut Paulus Sumarno, ketua koperasi yang kini juga aktif melayani sebagai Ketua Dewan Pastoral Paroki SMTB,  KSU Ecce Diaconus Dei ini mulai berdiri sejak 28 Oktober 2016. Koperasi dengan motto “Hidup yang menghidupi” ini merupakan bagian dari karya Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Paroki SMTB, Tegalrejo.

Dalam karya pelayanannya KSU EDiD memiliki visi dan misi yang menjadi acuan bersama.

  • Visi KSU EDiD adalah bonum commune: Menuju kemakmuran dan kesejahteraan bersama.
  • Misi KSU EDiD adalah memberikan pelatihan kewirausahaan, membentuk usaha-usaha produktif dan kreatif bagi anggota kelompok, membentuk jaringan pemasaran usaha produktif kreatif anggota, membantu modal pinjaman anggota dan meningkatkan kesejahteraan anggota serta masyarakat pada umumnya.

Ada sejumlah produk berupa simpanan maupun pinjaman yang dikembangkan sebagai usaha untuk mewujudkan visi dan misi KSU EDiD.

Relawan lokal.

Produk simpanan terdiri dari empat jenis:

  • SiDico (Simpanan Diaconus).
  • SiRaja (Simpanan Rakyat Berjangka).
  • SiMatu (Simpanan Masa Tua).
  • SiDaPen (Simpanan Dana Pendidikan).

Sedangkan produk pinjaman terbagi dalam dua jenis.

Jenis pertama tergantung dengan jenis pinjaman:

  • Pucil (Pinjaman Usaha Kecil).
  • Saprotan (Sarana Produksi Pertanian).
  • Piko (Pinjaman Komersial).

Jenis kedua berdasar pada cara membayar angsuran:

  • Pari (Pinjaman Angsuran Harian)
  • Paul (Pinjaman Angsuran Bulanan).
  • Paus (Pinjaman Angsuran Musiman).

Sejak berdiri hingga sekarang, KSU EDiD telah memiliki 587 anggota dengan total dana yang dikelola mencapai lebih dari Rp 11 milyar.

Selain bergerak dalam bentuk simpanan dan pinjaman, koperasi ini juga bergerak dalam bidang pembinaan dalam bentuk kemitraan.

Produk tiwul, makanan alternatif untuk pangan.

Mitra binaan: olah tiwul oleh umat Stasi Pandansari

Salah satu mitra binaan KSU EDiD adalah pendampingan usaha  pengolahan singkong menjadi tiwul yang dikembangkan oleh umat Stasi Pandansari yang berjarak sekitar 34 km dari pusat paroki.

Tiwul adalah makanan tradisional yang sangat unik, selain rasanya yang sangat khas.

Tiwul juga bisa dijadikan sebagai makanan pengganti nasi atau alternatif penghasil karbohidrat non-beras. Makanan ini sudah terkenal sejak jaman dahulu dan menjadi salah satu warisan kuliner bagi masyarakat Yogyakarta, terutama daerah Gunung Kidul.

Di banyak tempat adanya koperasi masih menjadi salah satu kerinduan sekaligus jawaban bagi usaha peningkatan kesejahteraan hidup dalam lingkup Gereja maupun masyarakat luas.

 

Hadirnya KSU EDid di Tegalrejo telah menjadi salah satu jawaban akan peran  Gereja dalam mewujudkan bonum commune atau kesejahteraan masyarakat di daerah Belitang, OKU Timur.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here