“The Finest Hours”, Hidup di atas Gelombang

0
1,334 views
Film "The Finest Hours" seperti hidup dalam gelombang.

SEBUAH kapal tanker minyak bernama SS Pendleton di laut lepas mengalami musibah.  Kapal tersebut terbelah dua bak kue tart yang dipotong menjadi dua sama rata.  Separonya tenggelam dan lainnya masih bisa terapung menunggu ajalnya.

Sementara para awak kapal berusaha saling meyakinkan untuk bersatu menggunakan kesempatan yang ada guna menemukan jalan keluar.  Ray Sybert (Casey Affleck) sang asisten bagian mesin karena senioritasnya di antara yang lain di kapal itu terpilih untuk memimpin awak lainnya mengatasi persoalan yang sepertinya mustahil.

Mengetahui musibah menimpa kapal raksasa tersebut, penjaga pantai berusaha melakukan pertolongan.  Namun pertolongan ini sepertinya mustahil mengingat badai laut yang ganas dan mematikan.  Akhirnya setelah mengalami dilemma pemilihan team penyelamat, empat orang pergi menuju lokasi.  Kapten Bernie Webber (Chris Pine) sang pemimpin regu bersama rekannya memasuki laut yang tengah kalap marah. Penduduk sekitar pantai sangat yakin bahwa keputusan mengirim regu penyelamat dengan kapal kecil itu adalah keputusan konyol dan bodoh.  Ini sama saja menghantar nyawa.

Optimis

Film The Finest Hours membawa penonton kepada hidup yang optimis.  Berkali-kali adegan menyuguhkan kekuasaan laut yang siap menelan kedua kapal tersebut entah SS Pendleton maupun kapal penyelamat.

Semua tokoh yang dihajar oleh keganasan laut tanpa ampun rupanya benar-benar orang yang pemberani.  Di pikiran para pelaut itu yang ada adalah berusaha dan berusaha.  Kendati kematian berdiri gagah didepan mata mereka, tetapi tidak menyurutkan usaha mereka untuk bertahan hidup.  Mereka punya keluarga dan mereka percaya kalau keluarga mereka tengah menantikan kembalinya mereka.

Menyaksikan film produksi Walt Disney Pictures menyebabkan jantung para penonton dipompa. Seolah-olah para penonton ada di tengah-tengah ombak dan deburan gelombang yang menghilangkan suara para pemain dalam film.  Ketegangan demi ketegangan membawa penonton akhirnya harus pasrah kepada regu penyelamat.

Para penonton sebenarnya sudah tahu endingnya bahwa pada akhirnya kapal kecil Bernie berhasil menyelamatkan sebagian besar awak kapal yang ada.  Namun itulah asyiknya menonton film The Finest Hours, kita bersama para tokoh diombang-ambingkan dalam kedahsyatan laut yang mengamuk untuk menguji seberapa besar kita bertahan dengan keyakinan bahwa penyelamat itu akan segera datang.

Film yang diinspirasi dari kisah nyata kejadian tahun 1952 ini layak meneguhkan perjuangan kita di atas gelombang-gelombang hidup yang ganas dan sepertinya memupus harapan tentang datangnya penyelamat.

Selamat menonton.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here