Tujuh Catatan Seputar Hari Natal: Untuk Kalangan Sendiri, Juga Matt dan Luc

1
2,014 views
Ilustrasi: Gua Natal (Ist)

REKAN-rekan,

Kapan dan di manakah Yesus lahir?

Mengherankan bahwa pertanyaan seperti ini muncul. Kan sudah lama dipercaya, Ia lahir 2010 tahun yang silam. Tepatnya dinihari tanggal 25 Desember 0000, di sebuah gua yang dipakai sebagai kandang ternak dan Ia dibaringkan di palungan, seperti terlihat pada gua Natal. Dan inilah yang dirayakan orang.

Tapi bagaimana Injil menceritakan perihal kelahirannya dan bagaimana kita dapat memahaminya?

1. Loh kok lahir bolak-balik?

Dikisahkan dalam Mat 2:19 dst. Tentang bagaimana Yesus dibawa kembali ke Tanah Suci segera sesudah Herodes mati. Menurut perhitungan sejarah, raja ini meninggal pada tahun 3 Sebelum Masehi, bahkan bisa pula diperkirakan ia sudah meninggal tahun 4 Sebelum Masehi.

Bila rujukan kepada Herodes dalam Matius diikuti, maka Yesus setidak-tidaknya lahir 4 tahun sebelum tahun 0.

Lha kok bolak balik lahir?

2. Bintang Betlehem Rekaan Matt?

Injil Matius juga memuat kisah para Majus yang melihat bintang terang (Mat 2:2 dan 9-10). Pernah diperkirakan bahwa kejadian ini berkenaan dengan planet Yupiter dan Saturnus yang pada waktu itu tampak amat dekat sehingga kelihatan lebih terang.

Dapat dihitung, “konjungsi” bintang seperti itu terjadi pada tahun 7 Sebelum Masehi. Tetapi, beberapa ahli astronomi kini berpendapat bahwa sekalipun ada pada waktu itu, konjungsi tidak amat dekat sehingga tidak bakal kelihatan sebagai satu benda angkasa terang luar biasa.

Ada saran lain, seperti yang didasarkan pada catatan para ahli perbintangan di China dulu bahwa antara tahun 5 dan 4 Masehi muncul bintang baru – kejadian ini kini disebut “supernova”.

Apakah peristiwa astronomi ini melatari kisah para Majus dalam Injil Matius?

Seandainya benar, paling tidak kejadian ini tidak menyangkal pemberitaan mengenai kematian Herodes yang diuraikan di atas. Alhasil, Yesus tetap lahir beberapa tahun, paling tidak 4 tahun sebelum tahun 0.

3. Ingatan Luc Bergeser-geser?

Lebih lanjut dalam Luk 2:1-7 diceritakan bagaimana Yesus lahir di Betlehem, kota kecil di selatan Yerusalem, ketika Yusuf dan Maria di sana untuk memenuhi sensus atau cacah jiwa yang dikenakan oleh Kirenius, Gubernur Siria.

Tapi menurut catatan sejarah, Kirenius baru diangkat Gubernur Siria oleh Kaisar Agustus pada tahun 6 Masehi dan sensus yang diwajibkannya tidak terjadi sebelumnya. Bila begitu, maka kelahiran Yesus baru terjadi paling awal pada tahun 6.

Memang Kirenius mengadakan sensus besar yang mengakibatkan pemberontakan pada tahun 6 atau 7 (lihat Kis 5:37).

Apakah dalam mengisahkan kelahiran Yesus ini, Lukas merancukannya dengan sensus yang terjadi jauh kemudian ini? Atau ungkapan “inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan Kirenius” merujuk kepada sebuah sensus jauh sebelum itu?

Bagaimanapun juga, gagasan ini terbentur pada pernyataan bahwa sensus ini dilakukan Kirenius yang baru diangkat gubernur tahun 6 tadi. Kirenius memang sudah diangkat menjadi konsul Romawi – bukan Gubernur Siria – pada tahun 12 Sebelum Masehi oleh Kaisar Agustus dan ditugasi ikut mengurus wilayah timur di kekaisarannya. Boleh jadi, selama ia bertugas inilah. ia mengadakan pencatatan penduduk “yang pertama kali” yang disebut Lukas tadi.

Jadi Lukas hanya kurang tepat dalam menyebut kedudukan Kirenius. Memang tak ada catatan sejarah lain tentang sensus ini kecuali yang disebut Lukas, walau tidak bisa dikatakan tak mungkin terjadi.

4. Kira-kira 30 tahun …

Nanti dalam Luk 3:23 ditegaskan bahwa Yesus berumur “kira-kira 30 tahun”, ketika mulai tampil di muka umum. Ia tentunya muncul setelah Yohanes Pembaptis yang menurut Luk 3:1 mulai dikenal umum pada tahun ke-15 pemerintahan Kaisar Tiberius, maksudnya, tahun 29.

Bila demikian, maka Yesus kiranya lahir sebelum tahun 0.

Injil Lukas memang tidak banyak membantu menentukan kapan Yesus lahir, tetapi tidak juga menyangkal rujukan yang diberikan Matius yang pada dasarnya menyarankan selambat-lambatnya tahun 3 Sebelum Masehi, Yesus sudah ada sebagai bayi.

5. Di mana sih gua dan kandang itu?

Matius dan Lukas memang sama-sama menyebut Betlehem sebagai tempat kelahirannya. Tapi kedua Injil itu tidak mengatakan Yesus lahir di kandang, apalagi di gua.

Dalam Luk 2:7 dikatakan Yesus dibungkus lampin dan ditaruh di palungan, karena tak ada tempat di “rumah penginapan”.

Kata ‘palungan’ memberi kesan bahwa Ia lahir di kandang. Tetapi ini hanya kebetulan.

Yang menjadi soal ialah ungkapan tidak ada tempat bagi mereka di “rumah penginapan”.

Kata Yunani yang dipakai ialah “katalyma”, tapi terjemahan sebagai “rumah penginapan” itu tidak tepat. Malah bisa ditegaskan, yang dimaksud di sini sama sekali bukan pondok, losmen atau rumah penginapan.

Untuk rumah penginapan, Lukas sendiri memakai kata Yunani “pandokheion”, ada hubungan dengan kata Indonesia ‘pondokan’; lihat Luk 10:34, di situ disebut rumah penginapan/pondokan tempat orang Samaria yang baik hati membawa orang yang malang dalam perumpamaan itu.

Kata Yunani “katalyma” adalah ruang serbaguna yang dapat dipakai menginap tamu atau sanak atau keperluan khusus di sebuah rumah. Lihat misalnya Luk 22:11, di situ kata “katalyma” menunjuk pada bagian atas rumah orang yang dipakai tempat makan Paskah bersama para murid.

Bila dikatakan tidak tersedia lagi “katalyma” di tempat tinggal sanak yang didatangi Maria dan Yusuf, boleh jadi karena rumah itu memang sudah penuh dengan sanak saudara lain yang berdatangan sehubungan dengan sensus tadi.

Maka Maria dan Yusuf malam-malam itu menginap tidak di sebuah rumah seorang kenalan dekat atau sanak melainkan di satu tempat umum yang dapat dipakai tinggal sementara bersama orang-orang lain yang datang bagi keperluan yang sama, misalnya los pasar atau tempat umum atau pelataran rumah Pak Camat Betlehem.

(Kita bayangkan saja tempat darurat para pengungsi tinggal di waktu ada bencana.)

Di situ tersedia fasilitas yang paling diperlukan, termasuk tempat tambatan kuda atau keledai dan palungan sementara. Inilah latar Luk 2:7 yang menyebutkan Yesus dibungkus lampin dan dibaringkan di palungan, karena tak ada tempat di rumah sanak atau kenalan yang biasa dipakai menginap.

Dengan demikian,  tidak usah dibayangkan Yusuf dan Maria terlunta-lunta ditolak dari rumah ke rumah dan hanya menemukan sebuah gua tempat meneduh gembala dan hewan. Justru di dekat mereka ada banyak orang lain dan mudah didatangi. Semua orang ini nanti akan keheranan mendengar cerita para gembala tentang malaikat yang menampakkan diri memberitahukan kelahiran Juru Selamat dan menyuruh mereka bergegas ke Betlehem menemuinya.

Orang-orang di tempat umum tadi itulah yang mendengar dari para gembala bahwa bayi inilah Sang Penjelamat. Tentunya keluarga kecil ini sebentar kemudian bisa pindah ke sebuah rumah kenalan, karena para tamu lain sudah pergi. Maria yang baru melahirkan tentunya perlu istirahat dan tinggal lebih lama.

Inilah latar yang menjelaskan kisah Matius tentang kedatangan para Majus.

Menurut Mat 2:11, setelah melihat bintang berhenti, para Majus masuk “ke dalam rumah itu”, Yunaninya “eis ten oikian”.

Tidak perlu dianggap bahwa mereka menemukan keluarga kecil ini langsung setelah Yesus lahir. Selang beberapa hari setelah kelahiran, Maria dan Yusuf beserta sang bayi dapat tinggal di rumah kenalan.

Inilah “rumah” yang dikunjungi para Majus.

Jadi Injil tidak berbicara mengenai kandang, apalagi gua.

6. Kapan gua mulai dikenal?

Kapan orang mulai menggambarkan kelahiran Yesus di sebuah gua?

Yustinus sang Martir (abad ke-2; dalam tulisannya Dialog dengan Trifo [orang Yahudi]) menyebutkan sebuah kisah tentang Yusuf dan Maria bermalam di gua, karena tak mendapatkan tempat menginap.

Begitu dapat disimpulkan bahwa pada abad ke-2 itu sudah ada tradisi gua Natal yang menggambarkan Yesus sang bayi berada di palungan di sebuah gua dikelilingi hewan dan dikunjungi para Majus.

Seperti banyak tradisi lain mengenai kanak-kanak Yesus,  tradisi ini ada nilainya sendiri, terutama dalam menunjukkan perhatian yang makin besar di kalangan masyarakat mengenai peristiwa ini sendiri. Tetapi kiranya tidak sempat masuk dalam Kitab Suci atau tidak cukup umum sehingga termasuk dalam kisah Injili.

7. Lho kok “25 Desember”?

Perayaan kelahiran Yesus tanggal 25 Desember cepat merakyat karena bertepatan dengan pesta umum musim dingin di masyarakat Romawi untuk merayakan “Hari Kelahiran Mentari Jaya” (Dies Natalis Solis Invicti) pada tanggal itu.

Pada mulanya tidak selalu dianggap cocok merayakan kelahiran Yesus berbarengan dengan pesta ini karena hubungannya dengan kebiasaan orang bukan kristen tadi. Baru pada abad 4 mulai mantap dirayakan Hari Natal di wilayah kekaisan Romawi di Barat.

Juga mulai diberikan penjelasan yang khusus menyangkut kelahiran Yesus sendiri.

Sejarawan Sextus Julius Africanus, dalam sebuah tulisannya pada tahun 221, menyebutkan bahwa tanggal 25 Desember dirayakan sebagai Hari Kelahiran Yesus dihitung sembilan bulan dari Hari Raya Kabar Sukacita Malaikat Gabriel kepada Perawan Maria (25 Maret), yakni saat Yesus dikandung dari Roh Kudus.

Di wilayah kekaisaran Romawi di timur, hingga hari ini, kelahiran Yesus hanya dirayakan dalam hubungan Pesta Penampakan Tuhan (Epifani) tanggal 6 Januari.

Selamat Natal –  A. Gianto

PS:

  • Apakah catatan-catatan ini menyingkirkan gua Natal? Mudah-mudahan tidak.
  • Sayang bila kreasi artistik dan kado-kado yang menghampar di situ terlantar karena tujuh catatan di atas.
  • Pengetahuan bukan berarti membuang kebiasaan yang menggembirakan, melainkan memperkaya batin.
  • Barusan saya tanya Luc, kalau nanti menyiapkan edisi kedua dari Injilnya, apa ia akan menambah Luk 2:7 dengan alusi kepada pohon Natal segala.
  • Setelah puas menghirup wedang jahe di malam dingin ini, ia mengangguk lalu menunjuk ke arah Mat yang gemuk-gemuk simpatik itu, bisiknya rada mbeling: Sinterklaas!

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here