Uskup Hong Kong Mgr. Michael Yeung Ming-Cheung Meninggal dalam Usia 73 tahun

0
518 views
Uskup Keuskupan Hong Kong Alm. Mgr. Michael Yeung Ming-Cheung. (Ist)
PADA hari Kamis, 3 Januari 2019, pukul 14:27 waktu Hong Kong, Uskup Keuskupan Hong Kong Mgr. Michael Yeung Ming-Cheung meninggal dunia pada usia 73 tahun. Ia dirawat di rumah sakit sejak pekan lalu.
Mgr. Yeung dirawat di Rumah Sakit Canossa (Caritas) sejak tanggal 27 Desember 2018 karena kanker hati yang menyebabkan gagal hati.
Kondisinya makin memburuk hari Rabu, 2 Januari 2019, dan kemudian beristirahat dalam damai Tuhan pada Kamis, 3 Januari 2019.
Mgr. Yeung menjadi kepala Gereja Katolik di Hong Kong seja Agustus 2017 menggantikan Mgr. John Tong.
Requiem
Misa tutup peti akan diadakan pada Kamis malam depan. Misa pemakaman (requiem) akan akan berlangsung Jumat pagi berikutnya dan jenazah Mgr. Yeung akan dimakamkan di Pemakaman Katolik St. Michael, Happy Valley, Hong Kong.
Mgr. Yeung lahir di Shanghai tahun 1945 dan pindah ke Hong Kong ketika ia berusia empat tahun. Dia ditahbiskan imam pada tahun 1978.
Pernyataan publik Mgr. Yeung sering memicu kontroversi. Mgr. Yeung dikritik karena membandingkan homoseksualitas dengan kecanduan narkoba, tetapi ia mengklaim bahwa ia telah salah dikutip oleh media.
Mgr. Yeung juga membela sebuah surat pastoral kontroversial di mana Mgr. John Tong mendesak orang memilih kandidat dalam pemilihan Dewan Distrik 2015 berdasarkan sikapya terhadap nilai-nilai pernikahan dan keluarga, dan lainnya.
Dua bulan sebelum pro-demokrasi Menempati protes pada 2014, Yeung mengatakan gereja tidak akan mendorong atau menghentikan umat Katolik untuk bergabung dengan protes, tetapi itu akan menawarkan bantuan kepada orang-orang percaya yang ditangkap karena melakukan protes.
Mgr. Yeung telah mengatakan kemerdekaan Hong Kong akan benar-benar mustahil, dan bahwa dia adalah darah Cina dan dia mencintai budaya Cina, dan tidak akan pernah menyangkal bahwa dia adalah orang Cina. Dia juga mengatakan bahwa dia bersedia menjadi jembatan antara Vatikan dan daratan.
Ketika Mgr. Yeung diangkat menjadi Uskup, dia mengatakan bahwa pemindahan paksa salib di Cina mungkin disebabkan oleh masalah keamanan bangunan.
Juni tahun lalu, kantor berita Vatikan AsiaNews menulis  laporan,  Mgr. Yeung telah minta Paus Fransiskus agar berkenan menyetujui pengunduran dirinya sebagai Uskup.
Mgr. Yeung ingin mengabdikan dirinya untuk lembaga kemanusiaan: Caritas.  Namun, kemudian Mgr. Yeung membantah melalui surat kabar Katolik setempat bahwa ia telah mengundurkan diri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here