Vietnam dalam Tiga Pekan: Tips Wisata Murah Meriah ke Vietnam (13)

8
21,037 views

BERAPA biaya dolan blusukan ke banyak penjuru Vietnam selama tiga pekan (minggu)?

Mahal-tidaknya sangat relatif tentu saja.

Dari jumlah rupiah yang harus saya keluarkan, itu idak termasuk ongkos naik pesawat pergi-pulang Jakarta-Saigon (Ho Chi Minh City) tiket promo dan Rp 150.000,00 untuk bayar airport tax. Selebihnya, sejumlah uang harus dibayar untuk keperluan makan-minum, penginapan, transportasi antarkota/wilayah/provinsi, tiket masuk lokasi wisata, dan sudah termasuk sedikit oleh-oleh.

Mari kita urai satu per satu mengapa tujuan destinasi wisata saya selama tiga pekan itu ke Vietnam. Padahal, perjalanan panjang bulan Desember 2011-Januari 2012 ini juga bukan merupakan perjalanan pertama, karena bulan September 2009 silam saya telah menjajal indahnya Vietnam –khususnya sekitar Ho Chi Minh City— dan kemudian Agustus 2011 kembali lagi mendarat di Saigon untuk kemudian menyeberang ke Kamboja melalui jalur darat via Mocbai.

Mengapa pilih Vietnam?

Pilihan wisata ke daratan Vietnam sengaja dipilih atas dasar pertimbangan ekonomis alias wisata murah meriah dan tentu saja juga karena ingin  ngirit.

Inilah beberapa alasan mengapa wisata mur-mer ke Vietnam boleh dibilang ngirit dan ekonomis:

1. Tingginya nilai tukar mata uang rupiah.

Terhadap mata uang lokal Vietnam dong, nilai rupiah kita adalah 2 kali lipat Vietnam dong. Jadi ibarat kita punya uang Rp 1.000,00 (seribu rupiah), maka begitu kaki kita menjejak di Bandara Than Son Nhat di Saigon (Ho Chi Minh City) nilai rupiah kita akan menjadi 2.000 Vietnam dong. Tapi, tak mungkin menukar rupiah dengan Vietnam dong di sana.

Kita musti membawa dolar AS. Nilai transaksi tukar mata uang 1 dolar AS bernilai kurang lebih 2.100,00 (dua ribu seratus) Vietnam dong. Dengan demikian, kalau kita tukar uang sebesar US$100, maka kita akan menerima nilai tukar sebesar 2.100.000,00 Vietnam dong (dua juta seratus ribu). Penukaran uang dolar di Vietnam tidak serewel dan seribet di Indonesia. Mau kotor, apakah kluwes dan bulukan atau hanya US$10 atau bahkan US$5,mereka akan menerimanya dengan tambahan senyuman.

2. Dimana kita sebaiknya menukarkan uang dolar AS yang kita bawa dari Indonesia?

Bank-bank menerima penukaran valas, namun nilai tukarnya biasanya lebih rendah dibanding kalau kita membeli Vietnam dong di beberapa lokasi alternatif. Lokasi alternatif yang paling ciamik untuk transaksi tukar-menukar mata uang asing di seluruh kawasan Vietnam –termasuk di desa-desa—adalah toko emas.

Boleh percaya, boleh tidak. Sejak diberitahu orang lokal, toko emas menerima penukaran mata uang asing, maka sejak itu saya selalu mendatangi toko emas untuk transaksi valas.

Beberapa ‘money changer’ non profesional yang ada di pasar-pasar tradisional juga menyediakan jasa tukar-menukar valas ini dengan harga yang sangat kompetitif: tidak terlalu jauh perbedaannya dengan transaksi USD di toko-toko emas.

3. Penerbangan langsung dari Jakarta ke Vietnam.

Sejak Agustus tahun 2009, ada penerbangan langsung dari Jakarta-Ho Chi Minh City (Saigon) yang dilayani maskapai penerbangan AirAsia. Terbang dari Jakarta pukul 16.35 WIB dan perjalanan menuju Bandara Than Son Nhat di Saigon akan ditempuh selama kurun waktu 3 jam. Kita akan tiba di Saigon yang sekarang bernama Ho Chi Minh City ini pukul 20.20 waktu setempat.

Penerbangan langsung dari Saigon-Jakarta biasanya dilakukan pada malam hari, begitu pesawat terbang tiba dari Jakarta. Para penumpang akan menaiki pesawat terbang sama yang baru saja tiba dari Cengkareng dan biasanya berangkat pada pukul 20.20 waktu setempat (Pkl. 20.20 WIB).

Tidak ada perbedaan waktu antara Jakarta (WIB) dengan waktu lokal di Vietnam.

AirAsia juga menyediakan penerbangan ke Vietnam dengan destinasi/kota tujuan lain di Vietnam seperti ke  Da Nang (Central Vietnam) dan Ibukota Hanoi. Namun, trayek penerbangan menuju kedua kota besar di Vietnam Tengah dan Vietnam Utara itu  tidak bisa ditempuh langsung dari Jakarta.  Untuk menuju ke-2 tujuan wisata itu, penerbangan kita harus menempuh jalur Jakarta-Kuala  Lumpur. Semua penerbangan ke Kuala Lumpur akan mendarat di Bandara LCCT (low cost carrier terminal)—sebuah  bandara internasional dan domestik khusus untuk pesawat-pesawat kategori low budget alias  murah-meriah.

Kuala Lumpur juga memiliki satu bandara kelas internasional yang lebih megah dengan puluhan trayek penerbangan ke berbagai kota tujuan wisata di seluruh dunia yakni di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Tersedia jasa pelayanan shuttle bus dari LCTT-KLIA pp.

Mulai pertengahan tahun 2011, maskapai Lion Air juga menyediakan jasa penerbangan Jakarta-Ho Chi Minh City (Saigon) dengan waktu keberangakatan dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 08.20 WIB dan tiba di Saigon pukul 13.00 waktu setempat.

3. Transportasi dalam kota di Vietnam.

Kalau mau jadi turis kelas backpackers, rasanya enak pula mencoba naik bus kota di sejumlah kota besar di seluruh Vietnam. Di Saigon (Ho Chi Minh City), ongkos naik bus kota untuk semua tujuan adalah sebesar 4.000 dong (setara Rp 2.000,00). Jauh-dekat harga tiket bus sama. Demikian pula, harga jasa pelayanan bus kota di Ibukota Hanoi dan Da Nang di Central Vietnam. Kita bisa membayar langsung pada kernet bus. Di Vietnam banyak kernet bus dalam kota terdiri dari kaum hawa/perempuan.Kita bisa juga menyerahkan semacam tiket paska bayar yang sudah kita miliki sebelumnya dan tiket itu harus taruh dengan cara memasukkan kertas kecil itu ke dalam sebuah kotak fiber glass dekat sopir.

Banyak turis mengatakan, hati-hati naik bus kota di Vietnam karena banyak copet. Saya tidak mengalami nasib nahas itu, karena kebetulan saya naik bus kota pada jam-jam sepi. Bus kota memang sangat padat terutama pada jam-jam mulai berangkat kerja dan pulang kantoran. Nyaris sama persis dengan kondisi bus kota di Jakarta: padat merayap dan saling empet-empetan.

Pada jam-jam sibuk seperti itu, Saigon juga mengalami kemacetan meskipun tidak separah Jakarta. Dan lagi –ini sangat penting dicatat—semua bus kota di Vietnam berbekal AC dan fasilitas pendingin ini memang nyata-nyata dingin.

 4. Transportasi luar kota di Vietnam

Meski masih masuk kategori negara berkembang seperti Indonesia, saya punya kesan sistem transportasi dalam kota maupun luar kota di Vietnam jauh lebih baik dalam tata pengelolaannya dibanding di Tanah Air. Terutama dalam hal manajemen sistem pembelian tiket, waktu pemberangkatan, sistem penomoran tempat duduk, dan fasilitas perjalanan.

Selain bisa dibeli di agen-agen perjalanan (biro travel) yang biasanya tidak jauh dari hotel/penginapan, tiket bus antarkota bisa dibeli langsung di kantor/agen bus tersebut. Tempat agen bus bisa saja ada di luar terminal, namun perusahaan otobus juga membuka booth sederhana di terminal.

Naik sleeping bus –dengan fasilitas reclining seat hingga badan bisa tertelentang tidur dan kaki selonjor—adalah pilihan terbaik dan termurah untuk jalan-jalan antarkota di seluruhVietnam. Naik KA memang menggiurkan, tidak saja fasilitas tempat duduknya yang memakai sistem kompartemen (kabin/kamar); melainkan juga harganya yang fantastis alias mahal.

Sekedar contoh, dari  Da Nang di Central Vietnam ke Hanoi saya hanya membayar 230 ribu Vietnam dong; tapi dengan KA ongkos tiket bisa mencapai angka 800-900 ribu Vietnam dong tergantung jenis seat yang kita pilih: mau hard seat, soft seat, atau sistem kompartemen.

Kalau naik sleeping bus, kita wajib copot sandal/sepatu sebelum kita memasuki koridor bus. Layanan sleeping bus ini menyediakan dua dek/tingkat tempat duduk reclining seat yang masing-masing dilengkapi bantal dan selimut. Tidak semua sleeping bus punya fasilitas toilet; maka dari itu, kita mesti tanya pada agen bus apakah harganya untuk non toilet atau plus toilet.

Yang tak kalah penting untuk dicatat, jadwal perjalanan bus antarkota selalu tepat waktu. Tidak pernah saya alami jadwal bus menjadi ngaret alias ngetem untuk menunggu tambahan penumpang lantaran kursinya belum terisi penuh. Sleeping bus yang saya tumpangi terkesan juga alergi menaikkan penumpang liar yang naik di tengah perjalanan dan membayar uang di atas bus.

Tiket dibeli resmi hanya di agen-agen perjalanan atau booth perusahaan otobus di terminal. Sebelum masuk bus, sopir akan memeriksa tiket tersebut. Tanpa tiket, tak mungkin kita diizinkan masuk bus.

(Bersambung)

8 COMMENTS

  1. wah..
    bermanfaat juga ni. tahun depan aku juga mau pergi kesana.
    boleh minta intin ny??

    sorry seblomnya,, cerita nya bersambung. klo mau baca lnjutanny gmn y???
    karena pas di click cerita yang lain muncul

    thanks before

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here