Ziarah ke Tanah Suci: Merah Putih di Danau Galilea, In Verbo Tuo (3)

0
5,030 views

PEMBACA tidak perlu bingung tentang nama Danau Galilea. Mengapa? Ya, karena danau ini memang punya empat nama: Danau Galilea, Danau Tiberias, Danau Genesaret dan Danau Kineret. Tiga nama pertama dapat kita jumpai di Injil. Walaupun banyak namanya, tapi sebetulnya “danau-nya” ya hanya satu, karena danau ini memang satu-satunya danau di Galilea.

Di danau ini menurut Kitab Suci terjadi banyak peristiwa seperti angin ribut, para rasul yang tak mendapat ikan,  dan Yesus yang berjalan di atas air. Di pantai danau ini, tepatnya di bagian utara danau di daerah Kapernaum, Yesus mengajar banyak orang. Di danau ini pulalah Yesus merekrut murid-muridnya seperti Petrus, Yakobus, Andreas dan lainnya. 

Merah Putih berkibar  

Mengalami “berdanau” tentu bisa membantu untuk merasakan dan membayangkan bagaimana  Yesus mengajar saat itu. Waktu itu, kami sudah berada di atas perahu, yang tentu saja bermesin, dan tidak seperti para rasul yang menggunakan layar. Seiring perahu berlayar kami pun tidak tahu kemana kami hendak dibawa pergi dari tepi barat danau ini.

Sebuah surprise terjadi. Tiba tiba seorang kru kapal berlari membawa Bendera Merah Putih menuju ke tiang bendera, dan mengibarkannya persis di samping bendera Israel. Tiba tiba, dari pengeras suara terdengar musik. Ya…itu lagu Indonesia Raya.

Wuih…benar-benar surprise betul. Maka tak ayal lagi, kami semua spontan  menyanyikan lagu kebangsaan ini. Beberapa orang tampak berkaca-kaca matanya. Dan…berkibarlah Bendera Merah Putih di samping bendera Israel. Luar biasa, kejadian yang tak terduga..

Ombak besar

Semakin kami jauh berlayar, ternyata perahu besar ini pun bergoyang keras diterpa ombak dan angin. Yesus memang tak ada. Yang ada sekarang Mgr. Angkur OFM. Maka seperti kelakuan para murid Yesus, kami “bangunkanlah” beliau supaya pelayaran tanpa layar ini tetap  aman.

Pelayaran ini sungguh istimewa dan penuh cerita ketika Mgr Angkur OFM membuka “rahasia” mengapa beliau sekarang ini mau diajak untuk memimpin rombongan peziarah. Ternyata peziarahan ini merupakan hadiah ultah beliau ke-75 dari Raptim, sekaligus perayaan 16 tahun beliau diangkat menjadi Uskup Bogor.

Maka, ketika saat ini kami harus melayari Danau Galilea, momen ini sangatlah cocok dengan motto beliau sebagai Uskup Bogor: in Verbo Tuo, di dalam firmanMu, supaya kita bertolaklah lebih ke dalam, agar mendapat ikan lebih banyak lagi. Mgr. Angkur mengatakan bahwa karena usianya sudah mencapai 75 tahun, beliau telah mengajukan diri untuk pensiun kepada Paus Benediktus XVI. 

Menit demi menit berlalu dalam pelayaran kami. Saya pikir kami hanya akan berputar-putar di sekitar danau. Ternyata tidak. Kami diajak menyeberang danau dari tepian barat ke tepian timur. Danau Galilea yang dari daratan nampak seperti danau yang tenang ternyata ketika dilayari terasa sebagai danau yang bergolak sehingga membuat kami terlambat berlabuh di tepian timur. Bergolaknya danau toh tidak perlu membuat kami kecewa dan gentar karena setelah mendarat, kami diajak naik bis untuk ke tepian utara, dan di sana telah menanti makan siang dengan menu khusus: “Ikan Petrus”. (Bersambung)

Photo credit: Ant. Herianto

(1) Berlayar menyusuri Danau Galilea; (2) Pemandangan eksotik Danau Galilea; (3) Uskup Agung Bogor Mgr. Michael Angkur OFM meneriman tanda kasih dari PT Raptim Indonesia.

Artikel terkait:

Ziarah ke Tanah Suci: Anggur atau Perkawinan? (2)

http://www.sesawi.net/2012/04/25/ziarah-ke-tanah-suci-sisyphus-spina-christi-1/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here