
HARI Minggu tanggal 27 April 2025 ini, Seminari Menengah Mertoyudan genap merangkai usia 113 tahun. Ada perayaan ekaristi meriah dalam rangka HUT ke-113 Seminari Menengah paling tua di Indonesia ini.
Pada perayaan Minggu Kerahiman Ilahi hari ini, Vikep Kedu Romo Dodit Haryono Pr menyampaikan homilinya dengan refleksi mendalam mengenai pertumbuhan iman, keraguan, dan harapan untuk seminari.
Mengawali homili, Romo Dodit menekankan bahwa dalam kehidupan manusia, semakin bertambah usia, semakin tampak ketidakberdayaan. Namun, ia berharap hal tersebut tidak terjadi pada seminari.
“Semakin tua, semakin berdaya,” tegasnya, menandaskan harapannya agar seminari terus berkembang dalam kekuatan iman dan karya.
Lebih lanjut, Romo Dodit berbicara tentang dinamika iman yang kerap diliputi keraguan. “Semakin mantap atau semakin tap-tapan,” ujarnya, mengacu pada kecenderungan manusia untuk mengalami kebimbangan.
Ia mengingatkan bahwa keraguan merupakan pengalaman yang wajar, sebagaimana Rasul Thomas yang juga pernah meragukan kebangkitan Kristus.
Cakra Kerana, tema HUT ke-117 Seminari Mertoyudan
Dalam refleksinya, Romo Dodit menyoroti bahwa Tuhan telah menganugerahkan potensi yang sama kepada setiap orang. Namun, hasil akhir kerap berbeda, tergantung pada bagaimana setiap pribadi mengokohkan jati diri dan mengembangkan potensi yang dimiliki – sebuah konsep yang ia ringkaskan dengan istilah “Cakra Kerana“.
Romo juga mengingatkan bahwa salah satu sumber utama permasalahan dalam kehidupan iman adalah keraguan terhadap kebenaran janji Tuhan. Ia mencontohkan beberapa alumni seminari yang karena keraguan lalu memilih meninggalkan iman Katolik; bahkan ada yang mengambil jalan yang lebih radikal.

Meski begitu, Romo Dodit menegaskan pesan penghiburan dari Kristus, yang dalam kisah kebangkitan-Nya berkata tiga kali, “Jangan takut, damai sejahtera bagi kamu.”
Pesan ini menjadi pengingat bahwa meskipun keraguan hadir, umat diajak untuk tetap berani menghadapi dan mengatasi keraguan tersebut.
Sebagai penutup, Romo mengajak seluruh umat untuk memperbarui niat mereka dalam mengikuti Tuhan. “Niat ingsun ndherek Gusti,” ucapnya dengan penuh keyakinan, menekankan pentingnya menemukan kedalaman iman, terus bertumbuh di dalamnya, dan tidak lari dari tantangan keraguan. Iman harus diyakini, dirawat, dan ditumbuhkan setiap hari.
Homili Romo Dodit menjadi panggilan bagi seluruh umat, khususnya para seminaris, untuk tidak hanya bertahan, tetapi terus maju dalam keyakinan dan iman.