160 Tahun Kongregasi Bruder CSA Berkarya di Indonesia, Pesta 50 dan 25 Tahun Hidup Membiara

0
583 views
Kongregasi Bruder Aloisius (CSA) merayakan sejarah karya tarekat selama 160 tahun berkarya di Indonesia, pesta emas dan pesta perak hidup membiara enam bruder. Serta pesta Natalan bersama keluarga anggota. Dirayakan secara berbarengan di Wisma Lansia Harapan Asri di Banyumanik, Semarang, 31 Desember 2022.

160 tahun eksis

Sejarah mencatat, di tahun 2022 Kongregasi Bruder-bruder Santo Aloisius (CSA) telah merayakan 160 tahun berkarya di Indonesia. Tidak ada yang istimewa dalam momen penting ini, selain sikap hidup bersyukur. Juga merasa bangga atas kehadiran Kongregasi Bruder CSA di Bumi Nusantara.

Ditandai antara lain dengan melakukan napak tilas jejak sejarah karya Kongregasi di Surabaya tanggal 27 Desember 2022 yang lalu.

Napak tilas ini diikuti seluruh pimpinan komunitas dan ekonom komunitas di semua komunitas. Selanjutnya, kami lalu melakukan evaluasi tahunan di Semarang.

Napak tilas sejarah karya Kongregasi Bruder Aloisius (CSA) di Surabaya. Sampai tahun 2022 lalu, Kongregasi Bruder Aloisius sudah mencatat sejarah karya di Indonesia selama 160 tahun (Kongregasi Bruder CSA)

Berbagai pengalaman dirasakan oleh para bruder, seraya mengucap syukur dan terimakasih berlimpah atas pengurbanan dan perjuangan para bruder pioner kala itu.

Taruhlah itu sudah di tahun1862, Kongregasi Bruder CSA sudah masuk dan berkarya di Surabaya. Hingga sampai tahun 2022, kami masih boleh ikut ambil bagian dalam mengembangkan iman umat.

Kami jalani hal itu melalui karya pengelolaan sekolah-sekolah, asrama, dan panti asuhan selama kurun waktu 160 tahun.

Ekaristi syukur menandai peristiwa peringatan 160 tahun Kongregasi Bruder Aloisius (CSA) berkarya di Indonesia, pesta hidup membiara selama 50 dan 25 tahun sejumlah bruder CSA dan natalan bersama keluarga anggota. (CSA)

Pesta perak dan emas membiara, Natalan Keluarga

Bersamaan dengan itu, Kongregasi juga boleh merayakan syukur atas pesta 50 tahun hidup membiara dua saudara kami, yakni Br. Vincentius Subiyanto CSA, dan Br. Kosmas Mulyadi CSA.

Juga pesta perak 25 tahun hidup membiara keempat saudara kami, yakni Br. Martinus Suparmin CSA, Br. Herman Sesfaot CSA, Br. Yulius Suratno CSA, dan Br. Hubertus Thalar CSA.

Selain itu, Kongreasi juga berinisiatif mengadakan Natalan Keluarga bagi para bruder se-Jawa. Kami lakukan dengan mengundang orangtua, adik-kakak, keluarga para bruder yang berasal dari Pulau Jawa.

Hal ini kami lakukan sebagai bentuk perhatian dan rasa syukur Kongregasi atas kerelaan putera-putera terbaik mereka ikut ambil bagian dalam mengembangkan Gereja di Bumi Nusantara ini.

Pesta hidup membiara dua bruder selama 50 dan 25 tahun empat bruder CSA.

Jadi, ada empat peristiwa penting, yakni:

  • Syukur atas peristiwa sejarah 160 tahun CSA berkarya di Indonesia.
  • Pesta perak hidup membiara dua bruder CSA.
  • Pesta emas hidup membiara empat bruder CSA.
  • Natalan Bersama keluarga bruder.

Keempat agenda kegiatan itu kami satukan dalam peristiwa merayakan Ekaristi Kudus tanggal 31 Desember 2022 di Aula Wisma Lansia Harapan Asri Banyumanik, Semarang.

Perayaan Ekaristi dipersembahkan oleh Vikep Semarang Romo FX Sugiyana bersana Romo Hubertus, kapelan Paroki Banyumanik.

Pesan inti

Dalam homilinya, Romo Sugiyana Pr menekankan rasa sukacita, syukur, dan terimakasih atas kehadiran para bruder CSA di Indonesia; secara khusus di wilayah pastoral Keuskupan Agung Semarang.

“Gereja tidak akan bisa berkembang, kalau tidak ada sekolah Katolik. Maka perhatian kepada sekolah-sekolah Katolik sebagai tempat munculnya benih panggilan-panggilan imam dan religius rohaniwan-rohaniwati,” kata Romo Sugiyana Pr.

“Hal demikian ini sungguh dihidupi oleh para bruder CSA. Artinya, para bruder CSA ini sungguh ikut mengawal pertobatan Gereja di Jawa; dan secara khusus dimulai dari Surabaya. Setelah dari Surabaya, karya para bruder meluas ke berbagaikota di Indonesia di antaranya Jakarta, Bandung, Semarang, NTT dan Kalimantan,” ungkapnya.

Perayaan Ekaristi syukur menandai pesta peringatan sejarah karya Kongregasi Bruder Aloisius (CSA) selama 160 tahun berkarya di Indonesia; juga pesta emas dua bruder dan pesta perak empat bruder CSA dan natalan bersama anggota keluarga bruder.

“Hari ini di dalam Injil Yohanes dikatakan datanglah seorang yang diutus Allah. Namanya Yohanes. Kalau boleh saya ganti nama Yohanes adalah Aloisius.

Datanglah seorang yang diutus Allah namanya Aloisius atau Bruder Aloisius. Mereka menjadi saksi kebenaran atau saksi firman Allah. Firman Allah yang semula tidak terdengar yang tidak menggema di Indonesia, tetapi berkat para bruder ini firman itu menggema mulai dari Surabaya dan mulai berkembang ke kota-kota lain.

Mendidik iman kristiani kaum muda dan kalau boleh dibilang saat ini firman itu terus hidup sekalipun komunitas para bruder tidak terlalu besar, tetapi mampu merasuk di lembaga-lembaga gereja di keuskupan-keuskupan Indonesia. Seperti Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang (YSS), Yayasan Bernardus, serta tempat karya ini.

Lewat karya-karya seperti itulah, para bruder  CSA terus membawa firman Tuhan. Supaya menjadi nyata akan keselamatan Gereja. Hari ini, kita syukuri perjalanan orang-orang yang terus memegang firman ini dalam perjalanan waktu selama 50 tahun dan 25 tahun,” tegas Romo Vikep Semarang ini.

Inilah perkembangan kehadiran para bruder CSA Indonesia.

Para bruder CSA yubilaris yang merayakan pesta hidup membiara selama 50 dan 25 tahun. (CSA)

Syering dari para yubilaris

Di sela-sela homili singkatnya, Romo Sugi demikian biasa disapa lalu memberi kesempatan kepada salah satu pestawan yakni Br. Martin CSA agar membagikan pengalaman sejarah hidup panggilannya.

“Berawal dari seorang guru terpanggil menjadi seorang bruder. Memang aslinya kerinduan saya untuk menjadi seorang bruder -bukan imam- dan ingin berkarya di Keuskupan sendiri yakni Keuskupan Agung Semarang,” ungkap Br. Martin CSA.

“Dalam perjalanan waktu, Tuhan menunjukkan cara tersendiri yang susah ditebak. Mulai dari studi, pendamping postulan, pendamping novis, kemudian diminta para bruder untuk menjadi anggota dewan, hingga menjadi pemimpin umum,” lanjutnya.

“Bagi saya, hal itu di luar dugaan dan jauh dari pikiran saya. Ketika saya mendapatkan kesulitan, pusing, stres, selalu teringat dengan motivasi awal menjadi pelayan di Keuskupan agung Semarang.

Sebagai bruder, saya merasa bahagia, bersyukur, dan dalam perjalanan selalu diteguhkan oleh pengalaman personal dengan Tuhan,” terangnya kemudian.

“Bagi saya yang paling membahagiakan yang mungkin tidak dimiliki seorang bruder adalah bahwa saya boleh berkotor tangan, boleh terjun di lapangan bersama para murid di sekolah, anak-anak asrama/panti, bapak/ibu di wisma lansia.

Semua itu adalah gereja atau wajah gereja dan kami boleh masuk ke situ lebih luas, lebih leluasa dalam perjumpaan kasih yang menumbuhkan persaudaraan dan penuh damai,” tegas Br. Martin CSA yang pernah mengampu tugas sebagai Pemimpin Novis dan Pemimpin Umum.

Demikian syering Br. Martin CSA. Semoga menjadi inspirasi dan memotivasi kita.

Suasana ramah tamah bersama anggota keluarga para bruder CSA usai perayaan ekaristi kudus dalam rangka peringatan 160 tahun CSA berkarya di Indonesia dan pesta hidup membiara. (CSA)
Acara hiburan dan ramah tamah usai Perayaan Ekaristi syukur menandai peringatan sejarah karya selama 160 tahun Kongregasi Bruder Aloisius (CSA) berkarya di Indonesia, dan pesta hidup membiara dua burder 50 tahun dan empat bruder selama 25 tahun.
Para bruder CSA bersama sejumlah anggota keluarganya yang diundang datang mengikuti acara natalan bersama. (CSA)

Ramah tamah

Seusai Ekaristi Kudus, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh pemimpin umum CSA. Lalu ditampilkan beberapa jenis hiburan antara lain menyanyi, menari serta bagi-bagi door prize serta makan siang bersama.

Terselengaraanya acara syukur ini berkat kerja cerdas para panitia, para donatur dan semua yang berkehendak baik.

Sekali lagi selamat dan profisiat para bruder. Semoga tetap menjadi berkat bagi siapa pun yang dilayani oleh para bruder.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here