20 Tahun Muslim Mimpi Punya Rumah, Paroki dan Suster FSGM Menyediakannya

0
674 views
Serah terima kunci rumah hasil projek bedah rumah. (Sr. Fransiska FSGM)

MESKI pandemi Covid-19 masih merebak, namun program bedah rumah masih terus berlanjut. Kerjasama yang baik berhasil terjalin antara Pastor Paroki Hati Kudus Yesus di Metro, Lampung yakni Romo Antonius Amisani Kurniadi Pr dengan para suster FSGM Komunitas Metro dan umat.

Terpisah sekat

Rumah yang dibedah itu milik dua keluarga. Namanya, Muslim dan Misli. Mereka adik-kakak. Mereka tinggal dalam satu rumah yang hanya dipisahkan dengan sekat.

Kondisi rumah sangat memprihatinkan. Tak layak pakai. Terbuat dari gedheg -tembok anyaman bambu.

Pupus harapan

20 tahun yang lalu, almarhum Muslim mengajukan surat permohonan ke pemerintah. Tetapi tidak pernah kunjung ditanggapi sampai akhirnya Muslim menutup mata selamanya.

Ia meninggal tanggal 2 Juni 2020 karena sakit. Muslim meninggalkan satu anak dan satu isteri. Istrinya bernama Mariamah bekerja sebagai pencuci baju harian. 

Misli, yang juga tinggal di rumah itu, tidak menikah. Misli bekerja serabutan. Ia bekerja sebagai kuli bangunan dan penggali kubur.

Projek bedah rumah yang diinisiasi oleh paroki, susteran, dan umat untuk warga papa. (Sr. Fransiska FSGM)

Tanpa sengaja

Suatu hari, Misli baru saja menggali kubur orang Katolik.  Ia bertemu dengan Ketua Stasi Trimurjo, Metro, bernama Yohanes Junaidi.

Entah mengapa Misli memberanikan diri bercerita tentang kondisi rumahnya. “Bocor dan mau ambruk,” begitu ia menjelaskan dengan sungguh-sungguh.  

Junaidi mengatakan, bahwa ia tidak menjanjikan untuk dapat memperbaiki rumahnya itu.

Gerakan roh

Namun di balik itu, hati Junaidi tergerak untuk menghubungi Romo Amisani. Beberapa hari kemudian Romo Amisani beserta dua orang suster FSGM meninjau lokasi.

Rumahnya berada di desa Simbar Waringin, Kecamatan Trimurjo. Sekitar 10 km dari Paroki Metro.

Kepada Misli, Romo Amisani mengatakan terus terang bahwa mereka adalah orang Katolik. Namun, bagi Misli itu tidak menjadi masalah. Ia malah bangga bila rumahnya dibangun oleh orang-orang penganut iman akan Yesus Kristus.

Belarasa nyata

Mulailah Romo Amisani menggerakkan umat. Ia berbagi info lewat Whatsapp. Bantuan dana, materil, dan tenaga datang silih berganti. Umat tergerak membantu dengan sukacita.

Masyarakat sekitar rumah Misli pun dengan semangat membantu proses bedah rumah Misli.

Misli orang sederhana. Ia terpukau. Nyaris tak percaya. Begitu cepat realisasinya. Ia kagum atas kerjasama semua pihak demi tempat tinggal yang layak bagi hidupnya dan keluarga kakaknya.

Selama rumahnya dibangun, Misli beserta isteri Muslim dan anaknya, tinggal di rumah kakaknya yang juga sangat sederhana. Rumah kakaknya berada di sebelah rumah Misli.

Selempar batu jauhnya.

Pemberkatan rumah. (Sr. Fransiska FSGM)

Romo Amisani pun menyampaikan pesan kepada kakaknya, bahwa mereka membangun rumah hanya untuk Misli. Dana terbatas. Syukurlah, kakak Misli dapat menerima dan mengerti.   

Pemberkatan rumah

Bedah rumah dimulai 21 Oktober 2020. Hanya dalam tempo satu bulan, rumah Misli selesai dibedah. Kini mereka memiliki tempat tinggal yang layak.

Serah terima kunci dari Pastor Paroki Romoo Amisani kepada Misli diadakan pada tanggal 6 Desember 2020. Sekaligus diadakan pemberkatan rumah.

Acara ini dihadiri para suster St. Maria Metro dan masyarakat sekitar.

Kini Misli beserta keluarga Muslim menikmati rumah barunya. Rumah layak huni. Mereka bersyukur untuk itu.

Misli mengenang Muslim yang menginginkan tinggal di rumah yang layak huni. Sebuah impian 20 tahun yang silam.

Kini, kakaknya sudah tenang. Ia tinggal di rumah abadi di surga.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here