25 Tahun Yayasan Bhumiksara, “Reuni” Tiga Ketua KWI (2)

0
1,608 views

Misa 25 Tahun Yayasan Bhumiksara 3 imam di altar

BANYAK orang bertanya-tanya, apa artinya ‘bhumiksara’? Kenapa yayasan katolik ini sudah 25 tahun eksis juga banyak orang tak bisa mengenalnya dengan baik?

Itu kesan banyak orang termasuk para hadirin yang datang menyesaki Auditorium Yustinus Unika Atmajaya Jakarta ketika berlangsung Pesta 25 Tahun Yayasan Bhumiksara.

Yayasan Bhumiksara itu sendiri resmi berdiri tanggal 20 April 1988 dengan beberapa pioner imam dan awam yang peduli akan perlunya ‘mencetak’ kader-kader awam katolik yang berintelektual, berintegritas dan bermartabat. Tujuan jarak jauhnya tentu saja menyiapkan kader-kader itu agar berpotensi menjadi pemimpin masyarakat dan berbangsa yang berguna untuk Gereja, bangsa dan Negara Indonesia.

Lalu siapa pencetus lahirnya Yayasan Bhumiksara ini?

Mereka adalah alm. Romo Prof. Dr. Kuylaars Kadarman SJ (Pendiri LPPM Jakarta, pernah menjadi Rektor IKIP Sanata Dharma Yogyakarta), Romo Drs. Fransiskus Danuwinata SJ (pernah Rektor Unika Atmajaya Jakarta, Rektor Universitas Sanata Dharma, dan Ketua STF Driyarkara), alm. Prof. Dr. Anton M. Moeliono (ahli bahasa Indonesia), alm. Frans Seda (pernah menjadi Menteri Keuangan era kepemimpinan Presiden Sukarno), alm. Ir. Johanes Sadiman (LPPM), Drs. P. Swantoro (Kompas), Mgr. FX Hadisumarta OCarm (mantan Uskup Malang, Manokwari-Sorong dan pernah menjadi Ketua KWI).

Apa artinya bhumiksara?

Kata ini asli bahasa Sansekerta  dari kata ‘bhumi’ yang berarti bumi, dunia, masyarakat dan ‘ksara’ yang berarti garam. Secara etimologis, maka bhumiksara berarti menjadi garam dunia.

Tiga Ketua KWI

Sesuai rencana,idealnya perayaan ekaristi tanda syukur atas perjalanan 25 tahun Yayasan Bhumiksara yang dirayakan secara sederhana di Unika Atmajaya hari Sabtu (4/5) lalu itu akan dipimpin oleh Mgr. Ignatius Suharyo Pr bersama dua kolega uskup lainnya yakni Mgr. Emeritus FX Hadisumarta OCarm (mantan Uskup Diosis Malang dan Diosis Manokwari-Sorong) dan Mgr. Martinus Dogma Situmorang OFMCap.

Misa 25 Tahun Yayasan Bhumiksara 3 imam cium altarKetiga monsinyur itu pernah dan masih memimpin Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Jauh sebelum Kardinal Julius Darmaatmadja SJ menjadi Ketua KWI, maka badan musyawarah (konferensi) para Uskup Indonesia ini diketuai oleh Mgr. FX Hadisumarta OCarm, kala itu Uskup Diosis Malang. Setelah Kardinal lengser, maka kursi Ketua KWI dipercayakan kepada Mgr. Martinus Situmorang, Uskup Diosis Padang.

Setelah dua kali menjabat, maka kursi Ketua KWI sekarang dipercayakan kepada Mgr. Ignatius Suharyo Pr, Uskup Agung Jakarta.

Sedianya, misa syukur perayaan 25 Tahun Yayasan Bhumiksara akan dipimpin oleh tiga monsinyur yang pernah dan masih menjabat Ketua KWI. Namun, 4 hari menjelang hari H, ada kabar bahwa Mgr. Situmorang harus bed-rest secara total karena mengalami sakit.

Akhirnya, posisi Mgr. Situmorang dipercayakan kepada Romo Prof. Dr. Mardiaatmadja SJ, teolog dan pemerhati bidang pendidikan dari STF Driyarkara. (Bersambung)

Photo credit: Perayaan ekaristi syukur 25 Tahun Yayasan Bhumiksara bersama Bapak Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo Pr, Mgr. Emeritus FX Hadisumarta OCarm, Romo BS Mardiaatmadja SJ di Unika Atmajaya Jakarta, Sabtu (4/5) 2013.

Tautan:  25 Tahun Yayasan Bhumiksara: Mgr. Ignatius Suharyo, Mendidik = Memberi Kacamata (1)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here