40 Hari di Rumah Retret Ursulin “St. Angela” Bandung, 20 Religius Jalani Program Sabbatical (1)

0
837 views
20 Religius Jalani Program Sabbatical selama 40 hari di Rumah Retret Ursulin "St. Angela" Bandung. Pada hari rehat, mereka pergi melakukan rekreasi bersama di Floating Market Lembang, Bandung. (Br. Dinus Kasta MTB)

SALAH satu kegiatan selingan Program Sabbatical yang saat ini sedang berlangsung di Rumah Retret Ursulin “St. Angela” di Bandung adalah rekreasi. Selain sebagai usaha membebaskan diri dari kebosanan, rekreasi dapat menjadi sarana untuk memperoleh semangat dan energi baru.

Dengan semangat dan energi baru, pekerjaan dapat dilanjutkan dengan lebih baik. Rekreasi  berasal dari kata bahasa Latin yakni “re” yang artinya lagi dan “creare” dengan arti mencipta, mengadakan, menjadikan ada atau lahir.

Dengan demikian, rekreasi (re-creare) sesuai makna kata dasarnya dalam bahasa Latin berarti upaya melakukan “penciptaan” lagi. Singkat kata, rekreasi berarti menimba kekuatan baru agar kembali “sehat” dan menjadi segar kembali secara psikis.

Rekreasi dapat dilakukan sendiri-sendiri, dapat dilakukan juga secara bersama sesuai kemauan dan kebutuhan. Seperti terjadi pada hari Senin, 7 November 2022, sebanyak 20 peserta program Sabbatical dan tiga pendamping pergi melakukan outing. Bersama mengadakan rekreasi ke Taman Rekreasi Floating Market Lembang, Bandung.  

Ilustrasi: Duduk ngobrol dan syering di salah satu titik tempat duduk di Rumah Retret Ursulin “St. Angela” di Jl. Supratman No. 1, Kota Bandung. (Mathias Hariyadi)

Program Sabbatical

Ke-20 rohaniwan-rohaniwati itu adalah para peserta Program Sabbatical. Mereka datang dari 12 tarekat religius yakni PK, PBHK, SJD, CMM, MTB, OSU, OSC, FMM, SPM, FSE, KKS dan SDP atau dulu bernama PI.

Dengan rincian para peserta sebagai berikut: 2 imam, 1 frater, 2 bruder, 15 suster.  

Program Sabbatical ini diselenggarakan Suster Ordo Santa Ursula (OSU). Berlangsung sejak tanggal 31 Oktober sampai nanti tanggal 12 Desember 2022. Bertempat di Rumah Retret Ursulin “St. Angela” di Jl. Supratman No. 1, Kota Bandung.

Menikmati keheningan dan panorama taman indah tertata apik dan rindang di Biara Ursulin dan Rumah Retret “Santa Angela” di Jl. Supratman No. 1, Kota Bandung. (Ping Royani)

Renewal of the heart, mind, spirit, and body

Pertemuan yang berlangsung selama 40 hari ini diawali dengan pengantar dan perkenalan. Dalam kata pengantarnya, Sr. Moekti OSU menjelaskan bahwa Program Sabbatical ini mengambil tema “A Journey of Renewal Heart, Mind, Spirit and Body”.

Menurut Sr. Moekti OSU, program ini dipraktikkan sebagai sarana untuk bisa mengalami dan merasakan cinta Tuhan. Selain mendapat masukan dari para narasumber yang berkompeten dalam bimbingan rohani, doa, dan rileksasi, maka para peserta diharapkan dapat saling berbagi pengalaman hidupnya.

Proses ini sebagai upaya untuk membantu peserta program sabbatical dalam upaya bisa mengembangkan diri, memperbaharui diri, menjadi semakin setia, sehat, dan gembira dalam menjalani hidup panggilannya.

Sr. Madeleine Mail OSU, salah satu pendamping program ini, berharap bahwa semua peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan serius.

“Kesempatan untuk dapat bersama dan menemukan Tuhan dalam interaksi dengan sesama peserta, pendamping, dan mempelajari materi-materi yang nanti akan diterima dari para narasumber,” ujarnya. 

Tahun Sabbath

Juga dijelaskan demikian. Mengacu pada Kitab Keluaran 23:10-11, maka Tahun Sabbath adalah tahun ke-7. Demikian menurut salah satu Kitab Taurat itu dinyatakan seperti ini: Pada tahun itu, Tuhan mengharuskan umat-Nya berhenti bekerja.

Mereka sengaja membiarkan tanahnya tidak diolah agar unsur hara di dalam tanah kembali tercukupi dan bisa menjadi subur kembali.

Selama satu tahun tidak “bekerja”, maka orang-orang Israel itu akan tinggal bersama dan menaruh kepercayaan total kepada Tuhan.

Jaminannya adalah iman dan kepercayaan bahwa Tuhan tidak akan membiarkan umat-Nya mengalami kelaparan.

Ilustrasi – Menikmati Hari Sabath. (Ist)

Mengusahakan kekudusan hidup.

Tanggal 1 November 2022 lalu, program sabbatical ini dibuka secara resmi dengan Perayaan Ekaristi oleh Uskup Keuskupan Bandung: Mgr. Antonius Subianto Bunyamin OSC.

Dalam homilinya, uskup menekankan para peserta sabbatical hendaknya selalu mengutamakan usaha untuk meningkatkan kekudusan hidup panggilannya sebagai religius. Apakah itu sebagai imam, suster, frater, atau bruder.

Menurut Seruan Apostolik Paus Fransiskus dalam Gaudete et Exsultate, kekudusan dalam dunia modern bisa diusahakan melalui:

  1. Hidup pribadi, keluarga, kelompok kategorial.
  2. Kegiatan kecil-kecil yang kelihatannya tanpa arti
  3. Tutur kata yang penuh kehangatan dan cinta.
  4. Cara berpikir yang diilhami atau diterangi oleh Roh Kudus, dan
  5. Cinta kasih kepada Tuhan dan sesama

Mgr. Anton, demikian umat memanggilUskup Keuskupan Bandung, mengingatkan kembali bahwa kekudusan adalah pemahaman dan pelayanan yang benar kepada Tuhan. Diwujudkan dalam karya melayani mereka yang lapar, terasing, telanjang, miskin dan sakit.

Siapa diriku?

Pekan pertama program sabbatical diisi dengan mengingat–ingat kembali siapa diriku. Masing-masing peserta diajak kembali mengenal kembali  siapa sebenarnya aku ini.

Dengan mengenal diri secara benar dan baik -dalam segala kekurangan dan kelebihannya- maka manusia dapat bersikap dan merespon suatu hal serta segala peristiwa secara proporsional.

Juga diharapkan bisa kembali menempatkan diri dan sesamanya pada posisinya secara tepat.

Dengan “pengenalan diri kembali itu”, maka diharapkan hidup masing-masing peserta program ini semakin berkembang dan tumbuh ke arah yang lebih baik lagi.

Juga semakin lebih percaya diri dan mampu menyongsong masa depan beserta tantangan-tantangannya.

Ilustrasi – Siapakah diriku (ist)

Dengan demikian masing-masing peserta nantinya diharapkan menjadi lebih mampu “membawa diri” dan mengarahkan sesamanya ke arah yang benar dan lebih baik pula. Hidupnya menjadi semakin bermakna bagi diri dan sesamanya.  

Pekan pertama, peserta program didampingi oleh Sr. Vita OSU, Sr. Madeleine Mail OSU, Dra. B. Arijanti Carolina M.Si, Maria Dwindita M.Psi yang ahli di bidang psikologi klinis.

Pada sesi pendahuluan sudah ditegaskan agar peserta program sabbatical ini menjalani hidupnya pada saat ini dengan motto yang kurang lebih berbunyi seperti ini: “Carpe diem”.

Dengan makna kurang lebih seperti ini: “Hiduplah pada saat ini, segarkan pikiran anda, istirahatkan tubuh anda, perbaharui semangat anda, pulihkanlah hati yang lembut dan jiwa  yang damai, bangun kembali diri anda, kembalilah kepada kekuatan yang lebih besar.”

Ilustrasi – The Jauhari Window. (Ist)

Hari–hari berikutnya, para peserta diajak melihat, mengingat-ingat kembali siapa dirinya. Dilakukan dengan alat bantu The Johari Window. Lalu dilanjutkan dengan mendalami tipe-tipe kepribadian menggunakan alat ukur Myers Briggs Type Indicator (MBTI).

Pengolahan materi dilakukan dengan pemaparan materi, diskusi, pendalaman pribadi dan syering kelompok, dan pendalaman materi dalam pertemuan pleno.

Penyegaran fisik dan pikiran

Sebagian besar para peserta program sabbatical bagi kaum berjubah ini umurnya tentu sudah tidak muda lagi. Acara yang tergolong padat itu dapat sedikit membuat badan jadi pegal-pegal.

Selain karena perubahan “mendadak” dari pola kebiasaan pengaturan waktu di tempat kerja atau hidup komunitasnya masing-masing, juga masih diperlukan konsentrasi penuh untuk “mengontrol” perasaan dan pikiran. Agar masing-masing peserta mampu melihat kembali “siapa diriku ini?”.

Para peserta program Sabbatical tengah menikmati perjalanan menuju tempat rekreasi Floating Market di Lembang, Bandung. (Br. Dinus Kasta MTB)

Untuk itu, penyelenggara menyediakan waktu luang pada hari Minggu dan Senin.

Pada hari Senin, 7 November, seluruh peserta berangkat ke tempat rekreasi di Floating Market Lembang. Baik yang muda atau yang tidak muda lagi dibuat kembali bisa “tersenyum” lepas. Dalam perjalanan mereka bernyanyi. Sampai di lokasi rekreasi, senyumnya semakin mengembang. Tambah lebar.

Memandangi dan memeluk pohon, membelai dedaunan dan bunga-bunga. Wajah-wajah kembali berseri. Menyediakan diri untuk difoto, sendiri, atau bersama. (Berlanjut)

Bandung, 11 November 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here