50 Tahun Imamat Romo Carolus Burrows OMI: Ingin Masuk Surga, Berbuatlah Kebajikan (1)

0
2,025 views
Romo Carolus Burrows OMI merayakan pesta emas 50 tahun imamat. (Mathias Hariyadi)

PESTA memperingati 50 tahun imamat Romo Carolus Burrows OMI berlangsung sederhana namun meriah. Tiga macam acara digelar di Cilacap, Jateng, sepanjang hari Jumat tanggal 8 November 2019 kemarin. Barulah di hari Sabtu yang sangat panas, pawai bahagia digelar di Lapangan Immaculata dan ratusan peserta pawai berjalan berkeliling kota sepanjang hampir 4 km.

Aneka macam lomba manasuka untuk berbagai kategori digelar di Lapangan Maria Immaculata sejak pagi hingga petang hari. Menjelang datangnya senja, Perayaan Ekaristi meriah bersama segenap keluarga besar Kongregasi Imam-Bruder Oblat Maria Immaculata (OMI) digelar di Kapel Seminari Yuniorat OMI.

Malam hari, berlangsunglah acara ramah tamah dengan segenap umat lintas agama di Kampus Akademi Maritim Nusantara.

Masuk surga

Dalam homilinya yang panjang, Romo Carolus yang berdarah Irlandia dari Dublin ini mengajak semua umat agar jangan sungkan-sungkan berbuat baik, melakukan kebajikan. “Supaya kalian bisa masuk surga,” demikian ujar Romo Carolus Burrows OMI berkali-kali di atas mimbar.

Ajakan berbuat kebajikan yang disuarakan Romo Carolus OMI ini menemukan dasar argumennya yang kuat, karena dalam hidupnya Romo Carolus OMI sudah berbuat “amat banyak” untuk masyarakat Kabupaten Cilacap dan sekitarnya.

“Beliau adalah sosok langka di Gereja Katolik,” demikian komentar beberapa mantan frater OMI yang datang dari berbagai wilayah di Jawa mengikuti rangkaian perayaan pesta emas imamat Romo Carolus OMI.

Didampingi Provinsial OMI Romo Eko Saktio OMI dan Romo Vincent Watun OMI, Romo Carolus Burrows merayakan Perayaan Ekaristi Syukur atas rahmat imamat selama 50 tahun. (Mathias Hariyadi)

Best practices

Trias “Dinuk” Dwi Nugroho asal Sikenong, Klaten, pernah selama beberapa tahun menjadi frater OMI di Kalbar dan Yogyakarta. Menurut dia, ajakan untuk senantiasa berbuat baik atau melakukan banyak kebajikan agar bisa masuk surga sudah menjadi “tema besar” yang selalu digaungkan Romo Carolus OMI. Di mana-mana dan di setiap kesempatan.

Itu bukan sekadar jargon, kata Trias, melainkan bukti nyata atas aneka best practices yang selama ini sudah dilakoni Romo Carolus selama 40 tahun terakhir dalam hidupnya sebagai imam dan religius OMI di Cilacap, Jateng.

Trias Dwi Nugroho, mantan frater OMI dan anggota panitia, memberi sambutan cekak aos di penghujung akhir Perayaan Ekaristi syukur atas rahmat imamat 50 tahun Romo Carolus Burrows OMI.

Ajakan mulia tu tidak hanya berlaku atau didengungkan di kalangan internal para imam dan frater serta burder Oblat Maria (OMI). Tapi juga untuk semua karyawan yayasan sosial dan pendidikan OMI plus mereka yang bekerja membantu projek-projek kemanusiaan yang diinisasi oleh Romo Carolus.

“Tapi soal ajakan masuk surga, nah itu rasanya lebih baik kalau Romo Carolus yang pergi duluan. Barulah kita-kita yang lebih muda di kemudian hari boleh menyusul beliau,” kata Trias di mimbar gereja, ketika sebagai panitia menyampaikan sambutan cekak aos, ringkas, baik, dan langsung mengacu tema besar tersebut.

Provinsial Tarekat Oblat Maria Imakulata Romo Tarcisius Eko Saktio OMI saat memperkenalkan para imam dan bruder OMI. (Mathias Hariyadi)

Para imam OMI

Perayaan Ekaristi syukur atas 50 tahun imamat Romo Carolus OMI Jumat malam tanggal 8 November lalu terasa sangat meriah, meski boleh dibilang juga sangat sederhana. Itu karena dihadiri semua karyawan yayasan sosial  OMI, utusan berbagai paroki sekitar Cilacap, dan para imam OMI dari berbagai wilayah Indonesia dan Perancis.

OMI Provinsi Indonesia belum banyak memiliki imam. “Baru 33 orang saja,” tutur Romo Andri Atmaka OMI, mantan Provinsial, yang kini berpastoral di Paroki Tarakan, Keuskupan Tanjung Selor, Kaltara.

Segenap romo OMI dari berbagai wilayah di Indonesia. (Mathias Hariyadi)

Kemarin yang bisa hadir di Perayaan Ekaristi syukur ada 29 orang imam OMI. Mereka datang dari berbagai wilayah pastoral yang dikelola OMI (Keuskupan Sintang di Kalbar, Keuskupan Tanjung Selor di Kaltara, Keuskupan Agung Samarinda di Kaltim, Keuskupan Purwokerto dan rumah studi di Wisma Mazenod Yogyakarta, plus Perancis).

“Ada Romo Asodo OMI, Superior Rumah Kelahiran Tarekat OMI di Aix-en-Provence, Perancis,” kata Provinsial Tarekat OMI Provinsi Indonesia, Romo Tarcisius Eko Saktio OMI, saat memperkenalkan semua imam OMI yang hadir.

Romo Asodo OMI lahir di Ambarawa dan menerima Sakramen Imamat tahun 2003. Baru mulai Juni 2019 lalu, pastor OMI Indonesia ini didapuk menjadi Superior Rumah OMI “Centre International Eugène de Mazenod” (CIEM) di Aix-en-Provence, Perancis.

Ref: http://www.centremazenod.org/nouvelles/installation-dun-nouveau-superieur

Lintas masyarakat

Acara ramah tamah di malam hari berlangsung tidak kalah meriahnya. Dijemput oleh penari dari lantai 4 di Kampus Akademi Maritim Nusantara (AMN), Romo Carolus diarak naik ke aula kampus di lantai 5.

Berjalan beriringan dengan sejumlah tokoh Muslim di Cilacap, Romo Carolus memasuki aula di bawah tatapan ratusan orang.

Romo Carolus OMI bersama Gus Shoim, pemimpin Pondok Pesantren Kesugihan, Cilacap.

Sebelum duduk bersama para tamu undangan, seorang perempuan cilik mengalungi rangkaian bunga. Romo Carolus OMI segera duduk jengkeng agar anak kecil ini bisa memasangkan rangkaian kembang ke leher sang jubilaris.

Lalu, aneka macam hiburan dan sambutan mengisi program acara ramah tamah ini. (Berlanjut)

Karangan bunga tanda kasih masyarakat Cilacap untuk Romo Carolus Burrows OMI. (Mathias Hariyadi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here