SEKARANG ini di tahun 2024, maka 50 tahun sudah berjalan setelah persemaian pertama keberadaan Kongregasi Suster-suster Pasionis (CP) berhasil disebar dan ditanam di Indonesia; khususnya mulai diinisiasi di Sekadau, Kalimantan Barat.
Kini, marilah sejenak kita melihat bagaimana benih-benih persemaian yang 50 tahu lalu telah ditanam ini sekarang ini sudah berbuah lebat.
Pohon itu tidak hanya memberi naungan bagi mereka yang kelelahan. Lebih dari itu, juga menjadi sumber kehidupan baru bagi Gereja Katolik Indonesia, masyarakat luas di tanahair Indonesia, dan tentu saja juga bagi Kongregasi Suster-suster Pasionis itu sendiri.
Setiap langkah adalah kesaksian akan kasih Tuhan yang berbelaskasih.
Pemimpin Provinsi dalam balutan sejarah
- Sr. Maria Etienne Coopman CP dari Belgia menjadi Superior Rumah dan Pemimpin Delegasi mulai bulan Agustus 1981 sampai Agustus 1989.
- Sr. Anna Maria Punzi CP dari Italia sebagai Pemimpin Vice Provinsi kurun waktu Agustus 1989 sampai dengan Mei 1998.
- Sr. Maria Gemma Strapasson CP dari Brasil menjadi Pemimpin Vice Provinsi dari bulan Mei 1998 sampai Maret 1999 dan kemudian sebagai Pemimpin Provinsi mulai Maret 1999 sampai Mei 2007.
- Sr. Kristina Nong CP dari Indonesia menjadi Pemimpin Provinsi kurun waktu bulan Mei 2007 sampai Juni 2013.
- Sr. Marsiana Nurhaini CP dari Indonesia sebagai Pemimpin Provinsi kurun waktu bulan Juni 2013 sampai bulan Mei 2019.
- Sr. Helena Inca CP dari Indonesia menjadi Pemimpin Provinsi dari bulan Mei 2019 sampai sekarang.
Sebagai ungkapan terima kasih kepada para misionaris, izinkan saya persembahkan rangkaian puisi ini:
Untukmu Misionaris Kami
Di ujung dunia, kau melangkah,
tanpa ragu, tanpa tahu arah,
dengan hati yang penuh harap,
dan doa yang tak pernah surut.
Dari tanah jauh kau datang,
membawa salib, membawa harapan,
seperti benih yang jatuh ke tanah,
tapi tak pernah menyerah.
Sungai Kapuas menyambutmu
dengan air coklat yang menantang,
tapi kau menatap masa depan,
memandang jauh ke dalam pelukan Tuhan.
Di balik rintangan dan perbedaan,
Kau merajut persaudaraan,
dengan bahasa yang terbata,
dengan tangan yang penuh kasih.
Kau tahu bahwa panggilan ini,
bukan jalan yang mudah ditempuh,
tapi dalam setiap langkah,
ada kekuatan yang tak tampak.
Kau berjalan dalam kesunyian,
di hutan lebat, di desa-desa terpencil,
tapi hatimu selalu bernyanyi,
menyuarakan cinta Sang Tersalib.
Kini, lima puluh tahun telah berlalu,
jejakmu masih abadi di bumi ini,
dalam senyuman yang kau bawa,
dalam harapan yang kau tanamkan.
Kau adalah pelita,
di tengah kegelapan zaman,
misionaris sejati
yang dengan berani,
menyebarkan kasih,
dan cinta Kristus yang tak terukur.
Bagimu Tuhan yang menuntun,
dan kini, kami merasakan buah dari perjalanan itu,
buah yang tumbuh dari darah, air mata,
dan doa-doamu yang tak pernah henti.
Terimakasih, grazie, gracias, obrigada.
Dirgahayu Kongregasi Pasionisku. Tetaplah bersaksi bagi Kristus Tersalib. Jangan katakan lelah.
PS: Penulis artikel ini adalah Sr. Martina Mete CP; sekarang tinggal di Curia Generalizia Roma.