60 Tahun Biara Karmelites “Flos Carmeli” Batu: Dunia Ramai Butuh Hening dan Doa

0
903 views
Tiga imam Ordo Karmel dan dua suster tamu imerayakan ekaristi tanda syukur atas pesta 60 tahun usia Biara Suster Rubiah Karmelites "Flos Carmeli" di Batu, Malang, Jatim, 29 April 2022. (Ist)

HARI Jumat, tanggal 29 April 2022, Biara Rubiah Karmelites “Flos Carmeli” di Kota Batu, Jatim, genap merayakan 60 tahun usianya. Resmi dibuka pada tanggal 29 April 1962.

Biara ini terkait dengan misi para Karmelit Belanda yang mulai berkarya di Jawa Timur bagian timur tahun 1923. Para romo dan bruder Karmelit lebih dahulu datang. Mereka aktif berkarya di paroki, sekolah, dan bidang-bidang lain.

Hidup doa kontemplatif

Para Karmelit juga dipanggil untuk hidup dalam doa kontemplatif. Itulah yang terutama dilakukan oleh para Suster Karmelites.

Untuk membuat kehadiran dan karya para Karmelit makin sesuai dengan spiritualitas dan panggilannya, maka lalu didirikanlah Biara Karmelites di Kota Batu, Malang, Jatim.

Persiapan diperlukan. Bukan hanya membangun gedung biara, melainkan mempersiapkan komunitas atau suster-susternya.

Setelah Suster M. Brocarda Sri Maharsi O.Carm dan Suster M. Redempta Dipojudo O.Carm menyelesaikan pembinaannya di Negeri Belanda, mereka lalu kembali ke Indonesia.

Pada bulan November 1960, atas keputusan Romo Martinus Sarko Dipojudo O.Carm, maka Biara Suster Karmelites “Flos Carmeli” mulai dibangun.

Pembangunan dipercayakan kepada Bruder Jacobus Soeradji dan Bapak Ganep Goenawan (kemudian menjadi Br. Redemptus).

Setelah semua siap, maka pada tanggal 29 April 1962, biara diresmikan penggunaannya. Diberkati oleh Uskup Keuskupan Malang waktu itu: Msgr. A.E.J. Albers O.Carm.

Papan nama Biara Rubiah “Flos Carmeli” di Kota Batu, Malang, Katim yang lokasinya persis di depan Gereja Katolik Gembala Baik Paroki Batu. (Mathias Hariyadi)

Butuh doa

Manusia memerlukan doa. Sebagian bisa dilakukannya sendiri, sebagian dilakukan oleh orang lain, karena pelbagai keterbatasan. Para Suster Karmelites yang membaktikan hidupnya untuk berdoa bagi Gereja dan dunia sangat diperlukan.

Pesta ini diperingati dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Romo Yulianus Agi, Romo Adrianus Pristiono, dan Romo Henrikus Dasrimin. Ketiganya adalah imam Ordo Karmel.

Dalam kotbahnya, Romo Agi O.Carm sebagai selebran menegaskan pentingnya mempromosikan hidup kontemplatif. Di samping biara memerlukan banyak calon, banyak umat belum sungguh mengenal peranan dan kontribusi biara kontemplatif untuk hidup Gereja dan dunia.

Priorin Biara Suster Karmelites “Flos Carmeli” di Batu, Malang, Jatim. (Ist)
Para suster rubiah karmel di Biara “flos Carmeli” di Batu, Jatim, tengah melakukan ritual ibadat pagi usai misa pagi harian. (Mathias Hariyadi)

Dalam sambutannya, Priorin Biara “Flos Carmeli” Sr. Laura Inacentia, O.Carm menegaskan, bulan Oktober 2022 nanti, usia biara Karmelites dunia sudah merangkai umur 570 tahun.

Biara Karmelites “Flos Carmeli” Batu didirikan, saat karya pelayanan doa para suster Karmelites itu berusia 510 tahun. Jadi, suster Karmelites sudah memiliki tradisi doa amat lama dan tua.

Ucapan syukur terutama disampaikan kepada Tuhan. Hanya karena berkat dan rahmat-Nya mereka dapat menghayati panggilannya.

Ibu Priorin juga menegaskan, di zaman digital ini, ada banyak tantangan yang dihadapi oleh hidup membiara tertutup (klausura).

Meski hidup di balik tembok, mereka masih berkomunikasi dengan dunia luar.

Namun, mereka perlu bijak dan membatasi diri dalam memakai media sosial.

Pintu klausra yang menahan orang luar untuk tidak bisa masuk ke wilayah ‘ruang dalam’ biara. (Mathias Hariyadi)

Perintis Biara “Flos Carmeli” Batu

Biara Rubiah Karmel di Batu itu tidak mungkin ada, tanpa keterlibatan para perintisnya.

Mereka adalah:

  • Sr. Immaculata (Jerman).
  • Sr. Brocarda.
  • Sr. Redempta.
  • Sr. Teresita.
  • Sr. Elia (Jerman).

Semuanya kini sudah berbahagia di surga dan tetap mendoakan mereka yang sedang melanjutkan karya yang telah mereka rintis.

Suster misionaris rubiah Karmelites dari Jerman: Almarhumah Sr. Immaculata O.Carm. (Dok. Biara Karmelites Flos Carmeli)

Tetap bertahan sampai sekarang

Komunitas biara dapat bertahan, bila memiliki anggota yang cukup. Donatur utama biara adalah keluarga-keluarga yang merelakan para puterinya masuk ke biara.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ordo Karmel, handai taulan, para donatur, para dokter yang merawat para suster, karyawan/karyawati biara, dan satpam yang selalu menjaga biara.

Juga kepada semua yang telah berpartisipasi mau mengikuti misa streaming perayaan 60 tahun Biara “Flos Carmeli” Batu.

Para suster rubiah karmel berdoa di depan klausura. (Dok. Biara Flos Carmeli Batu)
Para suster rubiah karmelit di Biara Rubiah Karmel “Flos Carmeli” Batu, Jatim. Foto dokumentasi tahun 1970-an. (Dok. Flos Carmeli Batu)
Para suster rubiah karmel di halaman samping biara saat foto ini diambil bulan November 2016. (Mathias Hariyadi)

Tiga hal penting

Romo Eko Putranto O.Carm yang menghadiri misa syukur pesta 60 tahun biara ”Flos Carmeli” menggarisbawahi tiga hal utama.

Pertama, kehadiran para suster Karmelites di dalam suasana serba keheningan menjadi tanda kehadiran ilahi di tengah dunia yang ramai dan sibuk dalam hiruk pikuk.

Kedua, hidup mereka adalah hidup berbagi dalam kesederhanaan dan tidak terlalu banyak menuntut.

Ketiga, betapa pentingnya keheningan. Manusia sungguh membutuhkan keheningan.

Kita semua, Gereja dan dunia selalu memerlukan doa para suster Karmelites. Semoga para suster selalu sehat rohani-jasmani dan tekun setia menghayati panggilan hidup bhakti lewat doa sehari-hari.

Proficiat untuk 60 tahun Biara Flos Carmeli, Batu, Malang, Jatim.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here