70 Hari di Rumah Khalwat Roncalli: Retret Octiduum dan Malam Ekspresi (23)

0
977 views
Kursus Medior selama 70 hari di Rumah Khalwat Roncalli Salatiga. (Ist)

Rabu, 30 November 2016

HARI ini misa pada pkl. 06.00,  karena nanti sesudah makan malam ada acara berlabel Malam Ekspresi. Sudah beberapa hari ini,  kami   -masing-masing kelompok- mengadakan latihan untuk dipentaskan nanti malam. Kelompok saya membuat gerak dan lagu. Kami semua diminta untuk mempresentasikan semua kegiatan kami selama sekitar 60 hari di Roncalli ini.

Baca juga:  70 Hari di Rumah Khalwat Roncalli: Menemukan Kegembiraan dalam Aneka Permainan (22)

Semua materi kursus selama ini sudah selesai diberikan kepada kepada kami.

Pagi ini kami dijelaskan tentang persiapan untuk memasuki retret. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam retret, antara lain:

  • Memasuki retret dengan jiwa besar, rileks, gembira karena keinginan untuk maju dan berjumpa dengan Allah yang sangat merindukan dan mencintai kita.
  • Apa yang kami harapkan dalam retret ini?
  • Bagaimana kami akan menjaga keheningan selama retret?
  • Rela berkurban antara lain dengan silentium, menjaga keheningan batin.
  • Mematikan HP.
  • Tidak berbicara dengan siapa pun jika tidak perlu.
  • Kalau ada sesuatu, supaya menyampaikan kepada pembimbing.
  • Latihan rendah hati.
  • Malam sebelum tidur, memohon rahmat dan membaca bahan yang akan direnungkan pagi hari dan menentukan tempat meditasi.
  • Sebelum mulai meditasi, menentukan waktunya.
  • Melakukan pemeriksaan batin, sebaiknya dua kali sehari, siang dan malam.
  • Apa yang terjadi, apa yang berkesan dalam doa-doa saya dan dalam hidup saya hari ini.
  • Tujuannya untuk melihat dan menemukan Tuhan dalam keseharian itu juga, membatinkan pesan Tuhan secara ke dalam
  • Mencecap pesan Tuhan secara mendalam, sehingga api Roh Kudus semakin membakar.
  • Saling mendoakan.
  • Apakah ada harapan tertentu selama retret?
  • Wawancara dan bimbingan antara 45-60 menit.

Saya mendapat pembimbing retret yang sama, yaitu Sr. Yovani PI.

Apa yang hidup di dalam batin saya selama doa dan sepanjang hari ini. Suasana batin yang saya rasakan. Meditasi sehari 4 x. Semua meditasi dilakukan sebelum makan malam. Memberi jeda waktu yang cukup antara meditasi satu dan lainnya. Susunan jadwal doa diberikan pada wawancara hari pertama. Bahan rertet akan diberikan setiap hari. Setiap pertemuan diawali doa oleh peserta dan ditutup oleh pembimbing. Pengakuan dosa akan ditetapkan waktunya.

Malam Ekspresi

Tepat pkl 20.00 kami semua berkumpul di ruang rekreasi. Seorang bruder dan suster dipilih sebagai MC. Sebelumnya diawali oleh kata pengantar dari  Br. Anton Karyadi FIC yang menjelaskan apa tujuan dari malam ekspresi ini. Setelah itu mulailah masing-masing kelompok mementaskan dan menunjukkan kebolehannya.

Kelompok saya tampil dalam urutan keenam. Ada kelompok yang tampil begitu biasa . Namun ada juga kelompok yang begitu pandainya berpantun. Hampir semua materi yang kami terima diungkapkan dengan pantun yang begitu indah. Kami semua dengan gembira menikmati acara demi acara.

Kelompok saya menampilkan enam lagu yang diiringi gitar oleh salah seorang kelompok kami, Rm. Mateus Juang SMM. Diawali dengan masing-masing dari kami muncul di panggung sambil membawa koper atau tas sambil bernyanyi: “Halo… halo… hallo semua. Kita bertemu di sini. Dalam acara Kursus Medior. Hallo… hallo… hallo semua.”

Setelah itu,  kami saling memperkenalkan diri dengan menyebutkan asal kongregasi kami. Lalu disambung dengan lagu: “Marilah di sini hei-hei-hei-hei kawan. Akulah di sini jei-hei-hei-hei kawan. Marilah bersharing dan bergembira bersama-sama dan berbagi. Boleh dua-duaan… boleh tiga-tigaan… boleh empat-empatan… boleh komunitas.

Setelah itu,  pembacaan puisi tentang persaudaraan. Disambung lagi dengan lagu: “Aku orang medior, sehat dan kuat karena Dia memberi vitamin cinta kasih, sehat kuat dan rajin berdoa. A=Aku orang medior. B=Berbagi berkat. C=Cinta akan sesama. D=Di sini semua oke… Aku orang medior”.  Dilanjutkan dengan puisi tentang kaul.

Lalu kami menyanyi lagi: “Satu-satu kaul kemurnian, dua-dua kaul kemiskinan, tiga-tiga kaul ketaatan. Satu dua tiga semua untuk Tuhan.“

Setelah itu,  tiba giliran saya untuk membawakan puisi, yang saya buat sendiri, sehingga mudah bagi saya untuk menghafal dan membawakannya tanpa membawa kertas ‘kepekan’.

Inilah puisi yang saya buat:

“Wahai para Medior,
marilah kita menyadari, betapa pentingnya hidup seimbang antara aksi dan kontemplasi.
Jangan habiskan tenaga dan pikiran untuk tugas pelayanan.
Sediakan waktu untuk selalu menjalin relasi intin dengan Tuhan.
Sebab tanpa Dia, sia-sialah semua keberhasilan karya.

Marilah saudara saudariku, para medior.
Marilah kita berubah. Jadilah pribadi yang matang dan dewasa.
Jadikanlah Doa sebagai pijakan dan landasan kuat.
Libatkan selalu Tuhan dalam seluruh karya pengabdian.
Temukan Dia di dalam segalanya.
Bergandengan tangan dengan-Nya pasti amanlah panggilan kita.”

Setelah itu kelompok kami menyanyikan lagu Tuhanlah Gembalaku.

Malam Ekspresi berakhir tepat pkl 22.30 WIB seperti yang sudah direncanakan semula. Kami semua istirahat malam dengan hati penuh kegembiraan dan sukacita karena telah saling menghibur di antara kami. Terima kasih, Tuhan.

Kamis, 1 Desember 2016

Pagi ini kami libur setengah hari untuk mempersiapkan diri untuk memasuki retret. Sore hari semua peserta bertemu dengan pembimbingnya masing-masing. Setelah santap malam, pkl. 19.30 Misa Pembuka Retret.

Usai misa, monstran Sakramen Mahakudus diusung dan ditakhtakan di Ruang Samadi, di depan kamar makan. Semua peserta ikut mengiringi sampai ke ruang Samadi.

Setelah itu kami semua hening. Saya tuguran selama satu jam di sini, sebagai awal dari retret yang harus dalam suasana hening.

Bagi saya suasana retret di sini mirip seperti suasana sehari-hari di biara “Flos Carmeli” tempat saya tinggal. Rertet adalah saat-saat atau hari-hari ‘berbulan madu’ dengan Tuhan karena pada saat itu ada begitu banyak waktu yang saya pakai untuk terus-menerus berkomunikasi dengan Tuhan. Tak ada sedikit pun kesibukan yang saya lakukan kecuali hanya sibuk berdua dengan Tuhan, yang telah memanggil saya.

Acara retret delapan hari penuh dari tgl 2-9  Desember 2016.

Kami semua dengan sungguh-sungguh menjalani retret ini. Hal ini pun diakui oleh Br. Anton yang mengatakan bahwa suasana retret benar-benar terlaksana dengan baik. Tak ada seorang peserta pun yang tampak berbicara satu dengan yang lain. Kami berusaha menghindar bila akan berpapasan dengan yang lain.

Hari Jumat, 9 Desember, misa penutupan retret. Di dalam misa ada Pembaharuan Kaul Bersama. Usai misa, kami saling mengucapkan selamat dengan sesama peserta. Acara sungguh mengharukan karena kami semua saling menahan diri untuk tidak saling berbicara, bahkan juga tidak untuk saling bertemu pandang, supaya dapat menghindari percakapan. Malam hari kami mendapat tugas untuk membuat refleksi pribadi yang dapat diungkapkan dalam bentuk gambar, simbol, lagu atau apa pun.

Sabtu, 10 Desember 2016

Hari terakhir, pagi ini diisi dengan sharing rahmat retret dalam komunitas kecil. Kami saling membagi pengalaman yang kami terima selama retret. Masing-masing mempunyai pengalaman yang mengesankan dan sangat tepat untuk masing-masing pribadi. Tuhan sendiri yang telah memertemukan kami dengan pembimbing yang telah dipilihkan-Nya. Setelah minum, ada sharing pleno di ruang rekreasi. Ada beberapa teman yang mengungkapkan sharingnya dengan begitu mengesankan, bahkan ada yang dalam simbol yang amat sederhana, misalnya kuali, tetapi mengandung makna yang sungguh mendalam.

70 hari bersama untuk kemudian saling berpisah

Sore hari, pkl 17.30 misa penutup kursus dilanjutkan dengan makan malam. Setelah itu pada pkl 20.00 adalah malam perpisahan.

Ada beberapa atraksi yang ditampilkan berdasarkan kelompok kongregasi atau kelompok daerah, seperti tarian khas Kalimantan, Sumatera, Flores, dan Jawa. Acara akhir adalah tarian khas Flores yang diikuti oleh banyak peserta. Mereka menari dengan penuh semangat dan gembira.

Akhirnya, tibalah saat bagi kami untuk berpisah. Kami akan kembali melakukan tugas rutin kami, ke tempat tugas yang telah ditinggalkan selama 70 hari ini.

Setiap pertemuan selalu ada perpisahan. Itu sudah merupakan hukum alam.

Minggu, 11 Desember 2016

Pagi ini para peserta kursus sudah mulai meninggalkan Rumah Khalwat Roncalli, ada yang menuju ke Yogyakarta, Semarang, atau Solo. Sebagian besar dari mereka akan kembali ke luar Jawa, ke Kalimantan, Flores, Sumatera, Manado, Papua, dll.

Ada yang masih menambah waktu dengan liburan di Jawa.

Tepat pkl. 21.00 saya bersama dengan Suster Passionis dari Malang dijemput oleh Travel Dieng.

Terima kasih, Tuhan untuk perjalanan dan pengalaman luar biasa yang telah Kauberikan kepada saya selama 70 hari di luar Biara “Flos Carmeli”.

Sayonara Roncalli.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here