70 Th Karya Misi Kongregasi OSA di Keuskupan Ketapang: Semangat “Duc in Altum” sebagai Dasar Sikap Beriman (2)

0
374 views
Sr. Agneha OSA yang masih sangat muda (berambut panjang, berkaos dan bercelana pendek) ikut mendorong perahu ke tempat yang lebih dalam agar bisa mengikuti arus sungai di wilayah reksa pastoral Keuskupan Ketapang, Kalbar. Di tahun 2019 ini, Sr. Agneta OSA suda berumur 70-an tahun. (Dok OSA/Repro MH)

SAHABAT-sahabat muda yang terkasih.

Di akhir kisah itu, barulah disadari bahwa seruan Yesus yang berkata “bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan” itu tidak dapat hanya diartikan secara harafiah.

Lebih dari itu, perlu juga ketajaman budi dan hati (deepest feeling or sensitivity) untuk mengerti hal ini. Itu merupakan undangan untuk berkolaborasi, berpartisipasi, bersinergi dalam “projeknya” Tuhan yaitu karya keselamatan.

Petrus menyadari undangan itu seketika dan spontan sadar bahwa harusnya tetap  ada jarak antara dirinya “orang berdosa” dengan Tuhan “yang suci, kudus, dan tak bernoda” sehingga dia berreaksi sebagai berikut.

Sr. Kristien OSA menggerakkan kaum ibu di Manjau belajar bercocok tanam — Dok OSA-Repro MH.
Para suster OSA generasi awal angkatan pertama, kedua dan lanjutannya. Para suster yunior OSA generasi awal itu di tahun 2019 sudah berumur lebih dari 67 tahun. Dok OSA-Repro MH.
Tiga suster OSA yunior yang di tahun 2019 ini sudah mencapai usia 70-an tahun. (Dok OSA/Repro MH)

Ia lalu merebahkan diri dan kemudian bersungkur di hadapan Yesus sembari berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.”

Tetapi Yesus berkata, “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.

Sebuah transformasi besar telah terjadi di sini, karena Tuhan telah menyentuh kedalaman hati dan jiwa para nelayan itu dengan kasih-Nya yang besar.

Sekali lagi keputusan pribadi Petrus untuk bertolak “lebih ke dalam” telah memberi makna baru dalam kehidupan mereka selanjutnya.

Membumikan “Duc in Altum”, Sambut 70 Th Karya Misi OSA di Keuskupan Ketapang (1)

Lima gadis remaja Dayak di Keuskupan Ketapang, Kalbar, dengan mantap memutuskan diri mengikuti jalan Tuhan dengan menjalahi hidup bakti sebagai suster biarawati OSA. (Dok OSA/Repro MH)
Lima gadis Dayak siap menjadi suster biarawati OSA bersama Suster Pemimpin Umum dan Suster Pembina Novis.

Simon yang tadinya hanya seorang nelayan yang ragu, terkadang pasrah pada situasi dan kondisi alam, kini telah berubah menjadi Petrus ‘Sang Batu Karang’ yang kokoh, mampu teguh berdiri sebagai dasar iman Gereja akan Kristus.

Karena iman Petrus itulah, Yesus lalu mengatakan “Engkaulah Petrus dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”

Itulah sebabnya Petrus lalu didapuk menjadi Pemimpin Gereja Perdana di Roma. (Bersambung)

Prosesi arak-arakan dari Augustinian Spirituality Center (ASC) di Kompleks Biara Induk Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah –biasa disebut OSA– menuju kapel.
Bersiap bertolak menuju ke tempat yang “lebih dalam” lagi.
Kelima calon Novis OSA bersama dua imam OSA.
Prosesi penerimaan busana di Kapel Biara Induk OSA di Kota Ketapang, Keuskupan Ketapang, Kalbar.
Iring-iringan prosesi memasuki kapel.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here