RABU, tanggal 25 Mei 2011 lalu, saya diminta mengisi sesi di Pertemuan Nasional (Pernas) Kerawam tentang Spiritualitas Kaum Awam. Beberapa butir catatan ini saya sampaikan kepada para peserta Pernas tersebut.
Yves Congar OP
Sejarah refleksi teologis tentang kaum awam atau laici, tidak bisa dipisahkan dari teolog Ives Congar OP (13 April 1904 -22 Juni 1995). Dia yang merintis refleksi teologis tentang awam yang kemudian disebut laicolog’. Refleksi itu muncul dari suatu keprihatinan terhadap dua kali Perang Dunia yang terjadi dua kali yang melibatkan antar negara-negara ‘kristiani’ di Eropa. Untuk bangkit dari keterpurukan sesudah PD II, dicanangkan ajakan untuk bangkit dengan semboyan See, Judge, and Act!.
Sementara itu juga berkembang spiritualitas salib Thomas à Kempis dengan karyanya berjudul Mengikuti Jejak Kristus. Berkembang pula metodologi tafsir Kitab Suci yang memperdalam refleksi teologi; dan bersamaan dengan proses sekularisasi berkembang pula ilmu-ilmu sekuler. Proses sekularisasi dapat mengantar manusia jatuh dalam sekularisme yang memahami otonomi dunia tanpa campur tangan Allah.
Pengembangan laicology mengantar pada refleksi teologis tentang Gereja yang utuh alias total ecclesiology.
Total ecclesiology ini dapat kita temukan dalam Konsili Vatikan II (1962-1965) dalam refleksinya tentang Gereja ad intra dalam Konstitusi Dogmatik tentang Gereja dalam Lumen Gentium (LG); juga tentang Gereja ad extra dalam Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam Dunia. Jati diri Gereja dirumuskan dalam kata communion yakni persekutuan yang bersumber dan bermuara pada communio trinitaris.
(Bersambung)
Photo credit: The Tablet.
Makalah ini disampaikan dalam Sidang Pleno VI Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) KWI di Bandung, pertengahan Mei 2011.