Home BERITA Senja Kita Tanpa Kata

Senja Kita Tanpa Kata

0
56 views
Janji Jiwa

Puncta
19 Juni 2025
Kamis Biasa XI
Matius 6: 7-15

KALAU ada sepasang muda mudi sedang jatuh cinta, mereka biasanya banyak berbicara. Cerita ngobrol panjang lebar untuk menunjukkan bahwa mereka sungguh-sungguh mencintai. Bahkan mengobral janji-janji setinggi langit.

Kalau lagi pacaran, banyak omongan yang dikatakan. Cerita dan ngobrol panjang lebar tiada henti-hentinya. Semua itu hanya mau membuktikan betapa cintanya mereka kepada yang lain.

Beda kalau sudah menjadi suami istri yang sudah makan banyak “asam garam.” Mereka hanya duduk berdua di teras depan rumah, menikmati senja yang indah di ufuk barat sambil minum teh hangat bersama.

Mereka tak banyak bicara, sesekali tangan sang suami mengelus punggung tangan istrinya dengan lembut dan si istri membalas dengan mencium lembut tangan suami dalam keheningan berdua, rasanya sudah mengungkapkan sejuta kata cinta. Senja berdua tanpa kata tetapi penuh makna.

Dialog cinta itu tidak perlu diucapkan dengan banyak kata-kata. Begitu pula dialog dalam doa. Yesus mengingatkan kita, ““Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah._

Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.

Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.”

Doa yang bertele-tela dan panjang-panjang justru menunjukkan kita tidak mengenal Allah. Tuhan sudah mengetahui apa isi hati kita. Apa yang kita perlukan, Tuhan sudah mengetahui-Nya. Ia mengenal kita sedalam-dalamnya.

Seperti relasi cinta suami istri itu, tanpa banyak kata mereka sudah memahami isi hati masing-masing.

Maka Yesus mengajarkan doa yang singkat, padat dan jelas yaitu Doa Bapa Kami yang diajarkan kepada kita. Tujuan doa yang utama adalah memuliakan Allah dan makin mengasihi sesama.

Apakah doa-doa kita sudah mengarah ke sana atau hanya untuk kepentingan diri kita sendiri?

Bukan karena banyak kata-kata,
Doa itu bagus dan bermakna,
Tetapi memuji Tuhan yang utama,
Dan mengasihi sesama manusia.

Wonogiri, tidak usah bertele-tele
Rm. A.Joko Purwanto,Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here