Home BERITA Belajar Iman dari Tanah Jawa: Kisah KKNP Mahasiswa STP St. Bonaventura di...

Belajar Iman dari Tanah Jawa: Kisah KKNP Mahasiswa STP St. Bonaventura di Paroki Kristus Raja

0
14 views
Bersama umat stasi di mana para mahasiswa melakukan program Kuliah Kerja Nyata Pastoral (KKNP) di Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara. (Febry Silaban

NAMA program ini adalah Kuliah Kerja Nyata Pastoral (KKNP). Program KKNP ini kembali dilaksanakan oleh segenap mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral (STP) St. Bonaventura, Delitua Medan. Tahun 2025 ini, semua mahasiswa semester VII ditempatkan di 20 paroki di wilayah reksa pastoral Keuskupan Agung Medan. Program ini berlangsung selama tiga bulan penuh.

Salah satunya adalah Paroki Kristus Raja, Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun. Lima mahasiswa KKNP diutus ke sini. Mereka terdiri atas tiga pria dan dua perempuan. Kami mulai bertugas sejak Kamis, 3 Juli 2025.

Gereja Stasi Tanah Jawa di Kabupaten Simalungun, Keuskupan Agung Medan. (Febry Silaban)

Sambutan hangat umat

Setibanya di Tanah Jawa, para mahasiswa disambut hangat oleh umat. Suasana penuh keramahan itu langsung menghapuskan rasa cemas yang sempat muncul sebelum berangkat. Sambutan tersebut menjadi awal yang meneguhkan semangat pelayanan mereka.

Pelayanan beragam di stasi

Selama tiga pekan pertama, para mahasiswa mendampingi pastor paroki berkunjung ke berbagai stasi. Pelayanan yang mereka jalankan beragam, mulai dari menjadi lektor, pemazmur, organis, melatih koor, mendampingi Orang Muda Katolik (OMK), hingga membantu liturgi.

Konsili Vatikan II melalui Lumen Gentium menegaskan bahwa semua umat beriman memiliki peran dalam karya Gereja. Maka, sekecil apa pun pelayanan, itu adalah wujud nyata keterlibatan dalam membangun Gereja sebagai Umat Allah.

Sejak 21 Juli 2025, kami dibagi pergi ke stasi masing-masing. Ada empat stasi yang menjadi tempat tinggal dan pelayanan, yaitu:

  • Stasi St. Dominikus Karang Mulia.
  • Stasi Induk Paroki Kristus Raja Tanah Jawa.
  • Stasi St. Fransiskus Assisi Marjanji Asih.
  • Stasi St. Nikolaus Huta Kalapa, Kabupaten Asahan.

Selain melatih koor dan mendampingi OMK, kami juga terlibat dalam kegiatan SEKAMI, memimpin doa, serta membantu pelayanan perkawinan dan pemakaman. Karakter umat yang berbeda di tiap stasi menjadi pengalaman berharga bagi para mahasiswa.

Melatih koor OMK agar mereka berani tampil dalam paduan suara mengiri liturg ekaristi. (Febry Silaban)

Tantangan di daerah terpencil

Pengalaman paling menyentuh terjadi di Stasi Huta Kalapa, Asahan. Para mahasiswa menemukan bahwa sebagian anak-anak SEKAMI belum mengenal Doa Bapa Kami versi Katolik, melainkan versi Protestan. Hal ini terjadi karena sekolah mereka tidak memiliki guru agama Katolik.

Meski menghadapi keterbatasan, umat tetap menunjukkan kerinduan besar akan Ekaristi. Misa yang hanya diadakan sebulan sekali -bahkan kadang dua bulan sekali- tetap dihadiri hampir seluruh umat.

Buah iman

Dari pengalaman tiga bulan di Tanah Jawa, para mahasiswa merangkum tiga hal penting yang mereka pelajari:

  • Kesiapsediaan: siap melayani kapan saja meski tanpa persiapan panjang.
  • Kesederhanaan: umat menerima mereka apa adanya dan membuka rumah sebagai tempat tinggal bersama.
  • Kerinduan pada ekaristi: meski jarang ada misa, sukacita umat tidak pernah pudar.
Memberi semangat kepada segenap umat stasi agar mereka berani tampil di mimbar; apakah itu menjadi lektor-lektris atau ikut dalam paduan suara. (Febry Silaban)
  • Gereja hidup dalam kesederhanaan

KKNP di Paroki Kristus Raja Tanah Jawa bukan sekadar kewajiban akademis, melainkan menjadi pengalaman nyata belajar iman. Para mahasiswa menyaksikan bagaimana Gereja tetap hidup dan bertumbuh di tengah umat sederhana yang setia berkumpul, berdoa, dan saling menguatkan.

“Pengalaman ini meneguhkan kami sebagai calon pelayan Gereja. Kami belajar bahwa keterbatasan tidak pernah memadamkan semangat iman umat,” ungkap salah seorang mahasiswa peserta KKNP.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here