Home BERITA Vatikan Umumkan “Menjaga Suara dan Wajah Manusia”, Tema Hari Komunikasi Sosial Sedunia...

Vatikan Umumkan “Menjaga Suara dan Wajah Manusia”, Tema Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-60

0
9 views
Ilustrasi: Gambar manusia buatan AI. (Vatican Media)

ARTIKEL berita di Vatican News ini ditulis oleh Christopher Wells dan Isabella de Carvalho. Sesawi.Net menerjemahkannya dalam bahasa Indonesia karena tema besar ini menarik sekaligus sangat menantang.

——————-

Paus Leo XIV telah memilih “Menjaga Suara dan Wajah Manusia” sebagai tema Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-60, yang akan dirayakan pada 17 Mei 2026, pada hari Minggu sebelum Pentakosta.

Dalam komunike yang mengumumkan tema tersebut, Dikasteri untuk Komunikasi —yang bertanggung jawab atas perayaan ini- menyatakan bahwa “dalam ekosistem komunikasi saat ini, teknologi lebih dari sebelumnya memengaruhi interaksi manusia – mulai dari algoritma yang mengatur arus berita hingga AI yang menulis teks dan percakapan.”

Mengakui bahwa kemajuan teknologi membuka “kemungkinan yang beberapa tahun lalu tidak terbayangkan,” dikasteri memperingatkan bahwa alat tersebut “tidak dapat menggantikan kapasitas manusia yang unik dalam empati, etika, dan tanggungjawab moral.”

“Komunikasi publik memerlukan penilaian manusia, bukan sekadar pola data,” lanjutnya.

Karena itu, “tantangannya adalah memastikan bahwa kemanusiaan tetap menjadi pengarah utama. Masa depan komunikasi haruslah menjadi masa di mana mesin berfungsi sebagai alat yang menghubungkan dan mempermudah kehidupan manusia, bukan merusak suara manusia.”

Kekhawatiran atas risiko AI

Pengumuman yang dirilis hari Senin tanggal 29 September 2025 ini memperingatkan risiko nyata yang terkait dengan teknologi modern:

“AI dapat menghasilkan informasi yang menarik tetapi menyesatkan, manipulatif, dan berbahaya; mereplikasi bias dan stereotip dari data latihannya; serta memperkuat disinformasi melalui simulasi suara dan wajah manusia. AI juga dapat melanggar privasi dan keintiman seseorang tanpa persetujuan mereka.”

Dikasteri menambahkan, “ketergantungan berlebihan pada AI melemahkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan kreatif, sementara kontrol terpusat atas sistem ini menimbulkan kekhawatiran mengenai sentralisasi kekuasaan dan ketidaksetaraan.”

Kekhawatiran tersebut menegaskan pentingnya segera memperkenalkan Literasi Media atau bahkan Literasi Media dan Kecerdasan Buatan (MAIL) dalam sistem pendidikan formal.

Dikasteri menutup dengan menekankan bahwa “sebagai umat Katolik, kita dapat dan harus memberi kontribusi, agar masyarakat – terutama kaum muda- memperoleh kapasitas berpikir kritis dan berkembang dalam kebebasan roh.”

Paus yang peka terhadap isu-isu ini

Paus Leo berulang kali menekankan pentingnya Gereja menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan dan perkembangan teknologi baru.

Dalam pertemuannya dengan para kardinal hanya beberapa hari setelah terpilih menjadi Pontifex tanggal 8 Mei 2025 lalu, Paus Leo XIV menjelaskan bahwa pilihannya atas nama kepausan terinspirasi oleh Leo XIII, yang “dalam Ensiklik Rerum Novarum membahas persoalan sosial di tengah revolusi industri besar pertama.”

“Di zaman kita,” lanjutnya, “Gereja menawarkan kepada semua orang harta ajaran sosialnya sebagai jawaban atas Revolusi Industri baru dan perkembangan dalam bidang kecerdasan buatan yang menimbulkan tantangan baru bagi pembelaan martabat manusia, keadilan, dan dunia kerja.”

Kemudian, dalam pesannya kepada peserta Second Annual Conference on Artificial Intelligence, Ethics, and Business Governance, Paus Leo kembali menegaskan bahwa “manfaat atau risiko AI harus dievaluasi tepat berdasarkan kriteria etis yang lebih tinggi ini.” Yakni, “menjaga martabat manusia yang tak terganggu gugat serta menghormati kekayaan budaya dan spiritual serta keragaman bangsa-bangsa di dunia.”

Sumber: Vatican News

Baca juga: Paus Leo XIV: “Menjaga Suara dan Wajah Manusia”, Tema Hari Komunikasi Sedunia ke-60

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here