Home BERITA Bersihkanlah Bagian Dalam

Bersihkanlah Bagian Dalam

0
34 views
Ilustrasi:

Selasa, 14 Oktober 2025

Rm. 1:16-25
Maz 19:2-3,4-5
Luk 11:37-41

DI dunia yang dipenuhi sorotan, kita mudah tergoda untuk hidup demi kesan.

Banyak orang menghabiskan waktu, tenaga, dan pikiran hanya untuk terlihat sempurna di mata orang lain, pakaian harus mengikuti tren, kata-kata harus terdengar indah, dan citra diri harus tampak baik di hadapan publik. Namun di balik segala keindahan itu, kadang hati terasa kosong, lelah, bahkan hampa.

Tuhan tidak menentang keindahan. Ia sendiri menciptakan segala sesuatu dengan indah adanya

Tanpa kasih, semua keindahan lahiriah hanyalah topeng kesalehan. Kita bisa tampak suci di mata manusia, tetapi kosong di hadapan Allah.

Banyak orang mungkin melihat kita rajin berdoa, aktif dalam pelayanan, atau murah hati dalam memberi.

Namun Tuhan tidak hanya melihat apa yang kita lakukan, Ia menilai mengapa kita melakukannya.

Kasih adalah inti dari setiap kebaikan sejati. Tanpa kasih, doa menjadi rutinitas kosong; pelayanan menjadi ajang kebanggaan diri; pengorbanan menjadi alat pencitraan.

Hanya kasih yang murni, kasih yang lahir dari hati yang mengenal Tuhan yang dapat mengubah perbuatan biasa menjadi persembahan suci.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Hai orang-orang Farisi, kalian membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan.”

Perkataan Yesus ini terdengar tajam, tetapi sesungguhnya merupakan panggilan kasih agar kita bertobat dari kemunafikan rohani.

Orang Farisi dikenal tekun mematuhi hukum, teliti dalam ritual, dan tampak saleh di mata banyak orang. Namun Yesus menyingkapkan bahwa di balik penampilan lahiriah itu, hati mereka dipenuhi kesombongan, iri, dan ketidakadilan.

Kita pun dapat dengan mudah terjebak dalam sikap serupa: sibuk menjaga tampilan luar agar terlihat rohani, tetapi membiarkan hati dikuasai oleh amarah, dendam, atau ego.

Kita bisa berdoa panjang, memberi banyak persembahan, atau aktif dalam pelayanan, tetapi jika hati tidak diperbarui, semua itu hanyalah “cawan yang bersih di luar, namun kotor di dalam.”

Tuhan tidak menolak ketaatan lahiriah, Tuhan justru menghendaki agar tindakan lahiriah menjadi pantulan dari hati yang tulus dan murni.

Kebersihan yang sejati dimulai dari dalam: dari hati yang mau diubah oleh kasih dan kebenaran Allah. Ketika hati disucikan, maka seluruh hidup pun ikut menjadi bersih.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku selama ini lebih memperhatikan penampilan luar dan tindakan rohani yang terlihat, daripada membiarkan Tuhan menyentuh dan membersihkan hatiku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here