Home BERITA Belajar Membaca Zaman dengan Mata Iman

Belajar Membaca Zaman dengan Mata Iman

0
83 views
Membuka Mata Iman Orang itu dapat melihat dengan jelas, by Vatican News

Jumat, 23 Oktober 2025

Rm 7:18-25a.
Mzm 119:66,68,76,77,93.94.
Luk. 12:54-59

SETIAP keadaan dalam hidup tidak pernah datang begitu saja. Selalu ada tanda yang mendahuluinya.

Seperti alam memberi isyarat sebelum badai datang, langit mulai mendung, angin bertiup kencang, demikian pula hidup manusia penuh dengan tanda-tanda kecil yang berbicara kepada hati.

Sebelum kejatuhan besar, sering ada getaran halus yang terasa: hati mulai gelisah, nurani mulai berbisik, atau ada peringatan lembut dari orang lain.

Sebelum dosa menjerat, biasanya ada suara dalam hati yang berkata, “Jangan lakukan itu.”

Sayangnya, suara kecil itu sering diabaikan karena dianggap tidak penting atau kalah oleh keinginan diri.

Tuhan sebenarnya tidak pernah membiarkan kita terjatuh tanpa peringatan. Ia selalu memberi tanda-tanda kasih yang mengundang kita untuk berhenti sejenak dan merenung.

Tanda-tanda itu bisa berupa kegelisahan batin, kegagalan yang mendadak, atau bahkan keheningan panjang yang memaksa kita mendengarkan suara hati.

Tuhan berbicara melalui tanda-tanda kecil itu agar kita bersiap dan bertindak dengan bijak.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?”

Manusia memang cerdas menilai tanda-tanda duniawi. Kita bisa memprediksi cuaca, menghitung peluang ekonomi, menebak arah politik, bahkan membaca tren media sosial.

Namun, ketika berbicara tentang tanda-tanda rohani, tentang kebenaran, kasih, keadilan, dan keselamatan, kita seringkali menjadi buta. Kita sibuk membaca dunia, tetapi lupa membaca hati.

Yesus menyebut orang-orang demikian itu, munafik bukan karena mereka tidak tahu, tetapi karena mereka memilih untuk tidak peka terhadap kehendak Allah yang sedang bekerja di tengah zaman mereka.

Kita pun bisa jatuh dalam kemunafikan yang sama. Kita tahu apa yang benar, tetapi tidak melakukannya. Kita tahu waktunya bertobat, tetapi menunda. Kita tahu Tuhan sedang berbicara lewat situasi, tetapi kita memilih diam.

Mengenali tanda zaman berarti melihat kehadiran Allah di balik setiap peristiwa hidup.

Dalam kesulitan, Tuhan mengundang kita untuk sabar dan setia. Dalam keberhasilan, Ia mengingatkan kita untuk bersyukur dan rendah hati. Dalam kekacauan dunia, Ia memanggil kita untuk menjadi pembawa damai, bukan penyebar kebencian.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku lebih peka terhadap tanda-tanda duniawi daripada tanda-tanda rohani?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here