Renungan Harian
Selasa, 19 Juli 2022
Bacaan I: Mi. 7: 14-15. 18-20
Injil: Mat. 12: 46-50
SETIAP pagi, ibu muda itu, datang ke rumah yang dihuni oleh sepasang suami istEri yang sepuh. Ibu muda itu datang memboncengkan anaknya yang masih kecil dengan membawa bungkusan.
Setelah sejenak masuk rumah itu, ibu itu keluar memboncengkan anaknya untuk mengantar ke sekolah. Beberapa saat kemudian ibu muda itu datang kembali dengan menenteng keranjang.
Kira-kira pukul 10 ibu itu meninggalkan rumah itu dan sore akan datang lagi sebentar dan pergi. Semua tetangga disekitar rumah pasangan suami isteri sepuh itu sudah tahu akan kebiasaan ibu muda itu.
Para tetangga yang belum tahu bertanya-tanya apa yang dilakukan oleh ibu muda itu dan siapa ibu muda itu.
Ada yang menduga kalau ibu muda itu anak atau menantu pasangan suami isteri yang sudah sepuh itu.
Ada pula yang menduga kalau ibu muda itu pembantu yang merawat pasangan suami isteri. Mereka sudah tahu dan mengenal ibu muda itu menjelaskan kepada para tetangganya dengan rasa kagum.
“Gendhuk ayu (sebutan untuk anak perempuan jawa) dan suaminya itu orang yang luar biasa. Mereka itu sesungguhnya bukan anak dan juga bukan saudara dari simbah-simbah itu. Mereka itu orang lain yang hanya kenal waktu gendhuk itu masih kecil, tetapi mereka itu berlaku lebih dari saudara atau anak bagi simbah-simbah itu. Bahkan kalau dibandingkan dengan anak kandungnya sendiri wah bagai bumi dan langit.
Setiap hari gendhuk itu sambil ngantar anaknya sekolah bawa sarapan, terus nanti setelah anaknya sekolah dia belanja dan masak untuk simbah-simbah, sambil bebersih. Sore datang lagi untuk menghangatkan makanan. Kalau minggu gendhuk dan suaminya bebersih rumah, wah pokoknya luar biasa.
“Dudu sanak, dudu kadang nanging katresnane ngluwihi sanak kadange malah keporo luwih tinimbangane anakke dhewe” (bukan famili, bukan saudara tetapi cintanya melebihi famili dan saudara bahkan melebih anak kandungnya),” tetangga yang kenal itu menjelaskan.
Apa yang dilakukan ibu muda itu mengungkapan cinta yang luar biasa pada pasangan suami isteri yang sepuh itu sehingga tetangganya melihat dan merasakan bahwa apa yang dilakukan ibu muda itu melebihi saudara dan anak kandung.
Kiranya itulah yang dimaksudkan Tuhan sebagaimana diwartakan sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan Injil Matius: “Sebab siapa
pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudaraKu, dialah saudari-Ku, dialah ibu-Ku.”