Analisis Berita: Kata Paus dalam Film “Francesco”, Hak-hak Sipil Kaum LGBT Mestinya Dilindungi (2)

0
1,887 views
Pastor Torres. (Instagram)

YANG namanya media, apa pun itu nama maupun lembaganya dan apalagi kalau sudah masuk ranah komersial, maka sensasi itu kadang perlu “diciptakan”.

Untuk memancing pembaca sudi melongok berita yang mereka produksi. Apakah itu melalui judul yang sensasional-bombastis atau dengan meramu berita yang kadang kala antara judul dan isinya sering malah tidak nyambung sama sekali.

Film “Francesco”

Film baru itu bertitel Francesco. Mengutip banyak pidato Paus Fransiskus. Yang terjadi dan banyak diucapkan Paus dalam banyak kesempatan.

Nah, salah satunya merilis dokumentasi ucapan Paus Fransiskus.

Adegan video itu mengambil sesi omongan Paus Fransiskus yang diucapkan dalam bahasa Spanyol. Bukan dalam bahasa Inggris.

Analisis konten

Seorang imam bernama Augustino Torres –entah dari tarekat religius apa—mencoba memahami konteks omongan Paus Fransiskus ini dengan lebih objektif. Apalagi dia sangat lanyah (lancar) tahu bahasa Inggris dan bahasa Spanyol.

Menurut dia, banyak media –karena tuntutan komersial itu— telah sedikit “kurang pas” dalam mengartikan potongan adegan dalam film berjudul Francesco itu.

Omongan Paus itu lebih banyak menyinggung soal hak-hak sipil mereka yang punya kecenderungan seksual berbeda dari kebanyakan orang agar jangan sekali-kali mereka dicampakkan dari “keluarga”.

Sama sekali bukan mengatakan kaum LBGT itu akan membentuk keluarga.

Melainkan sebagai anggota keluarga dan masyarakat, mereka yang punya kecenderungan seksual itu sebaiknya tetap diperlakukan secara bermartabat sebagai manusia pada umumnya.

Tetap harus dianggap layak menjadi anggota “keluarga” masing-masing.

Juga harus tetap diperlakukan secara layak dan bermartabat sebagai anggota “keluarga besar” bernama masyarakat.

Lalu, kata Pastor Torres itu, Paus Fransiskus bicara tentang perlunya (negara) melindungi hak-hak sipil mereka yang punya kecenderungan seksual berbeda dari kebanyakan orang.

Katakanlah semacam civil coexistence law. Demikian komentar Pastor Torres seraya memberikan padanan katanya dalam bahasa Spanyol. Yang kurang lebih kalau kita English-kan menjadi civil co-existence protection or law.

Sebenarnya, apa sih bedanya manusia normal dengan mereka penyandang disabilitas fisik?

Sama-sama tetap manusia kok. Dan justru karena mereka itu masih manusia –hanya saja kemampuan fisiknya terbatas- maka hak-hak azasi mereka sebagai manusia dan hak-hak sipil mereka sebagai warga negara tetap harus diperhatikan, dijamin, dan dilindungi.

Karena itu, kita lalu menyediakan akses khusus untuk para penyandang disabilitas untuk bisa pergi ke toilet, berjalan di pedestrian, naik ke ketinggian dan seterusnya.

Soal memperlakukan orang dengan kecenderungan seks yang berbeda, dunia dan masyarakat internasional memang telah menyikapinya secara berbeda-beda.

Tergantung kultur, tatanan nilai, dan lainnya.

Jumping conclusion

Mayoritas media internasional –bahkan termasuk media yang sering menyebut diri “Katolik” pun  -demikian pendapat Pastor Torres ini- telah sengaja atau tanpa sengaja melakukan jumping conclusion-nya masing-masing.

Dan “kesimpulan” yang kurang tepat itu sudah tersaji melalui judul dan materi berita yang mereka sampaikan kepada publik.

Sekali lagi, di media apa pun, selalu berlaku adagium ini: bad news is good news.

Dan Pastor Torres mencoba memberikan pemahaman yang benar atas adegan dalam film Francesco tersebut.

Yang kedua, kata Pastor Torres seraya mengutip omongan Paus dalam film Francesco itu, bahwa Gereja tidak mungkin mengubah atau merevisi kebenaran tentang apa itu “perkawinan” (antara dua orang manusia berbeda jenis kelaminnya).

Yang ketiga, ada banyak “lapisan” derajad magnitude dari ajaran-ajaran Gereja. Dan publik —terutama media— harus paham tentang perbedaan lapisan-lapisan itu.

Sekedar contoh saja, dogma tentang ajaran iman tentu saja beda kadar bobotnya dengan Ensiklik, Surat Gembala. Dan seterusnya.

Yang paling penting dalam hal ini, demikian kesimpulan Pastor Torres, ucapan bahasa Spanyol Paus Fransiskus dalam film anyar bertitel Francesco itu telah di-misquoted, di-misinterpretated, di-misunderstood, dan kemudian dirilis informasi yang akhirnya tentu telah bias.

Segera buat klarifikasi

Karena sudah tersiarkan di mana-mana, demikian imbauan Pastor Torres, maka Vatikan sebaiknya bisa dengan secepatnya memberi klarifikasi.

Perlu membantah atau mendudukkan perkara para proporsinya  atas “kekeliruan” yang telah membuat banyak orang Katolik sampai “bertanya-tanya”. (Berlanjut)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here