Home BERITA Autokritik Bagi Gereja

Autokritik Bagi Gereja

0
63 views
Gereja Basilik Lateran

Puncta 9 November 2025

Pesta Pemberkatan Basilika Lateran

Yohanes 2:13-22

PADA Pesta pemberkatan Basilika Lateran ini, kita disajikan bacaan Injil Yohanes yang mengisahkan tindakan Yesus yang mengobrak-abrik para pedagang di Bait Suci. Yesus marah karena Bait Suci sudah berubah fungsi menjadi tempat transaksi mencari keuntungan pribadi.

Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.

Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.”

Kemarahan Yesus itu bisa jadi ditujukan pada kita juga sekarang. Gereja menjadi tempat mencari keuntungan, baik finansial, ekonomi, kehormatan maupun kedudukan. Gereja menjadi ajang persaingan untuk mengejar kekuasaan. Ada orang yang ambisius ingin jadi wakil ketua dewan.

Para hamba Allah berubah jadi pedagang yang mengejar kekayaan dengan mengatasnamakan pelayanan sakramental. Gereja menjadi institusi yang kaku bukan sebagai paguyuban cinta kasih. Para pastor lebih menjadi manager administrasi daripada jadi pelayan jemaat.

Kekuasaan lebih diutamakan. Banyak petugas gereja lebih otoriter, suka main kuasa karena jabatan. Tidak mau mendengarkan kritik dari umat. Merasa paling hebat dan tidak menghargai aspirasi umat.

Para pelayan gereja lebih suka pada kemapanan, hidup dalam zona nyaman. Orang Jawa bilang, “ora wani nggetih,” tidak ada totalitas, tidak berani keluar dari zona nyaman. Paus Fransiskus memberi istilah “Gembala berbau domba.”

Pada Pesta Pemberkatan Basilika Lateran ini, kita bisa bertanya Gereja atau umat macam apa yang akan kita bangun agar semakin mengikuti kehendak Kristus? Apakah Gereja hanya menjadi institusi yang kaku atau tempat orang menimba kasih dan kerahiman Allah?

Visi seperti itu pasti juga akan menyangkut mentalitas para pelayannya. Pelayan macam apa yang ditawarkan agar Gereja menjadi tempat orang menemukan belas kasih Allah yang menghidupkan.

Tindakan Yesus adalah pembaharuan bagi mentalitas pelayanan Gereja. Mari kita mengikuti semangat-Nya agar Gereja menjadi tempat orang bertemu dengan Allah yang mengasihi dan menyelamatkan.

Jalan-jalan di atas pematang

Melihat padi menguning di persawahan

Yesus mengusir para pedagang

Gereja Allah bukan sebuah perusahaan

Wonogiri, mari membaharui diri

Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here