- Luk 24:1–12.
- Yoh 20:1–9.
- Luk 24:13–35.
Kebangkitan Yesus tidak diceritakan secara gamblang dalam Injil. Tidak ada laporan tentang bagaimana tepatnya peristiwa itu terjadi: kapan waktunya, bagaimana caranya, dan siapa yang pertama kali menyaksikannya.
Jalannya peristiwa tetap tersembunyi; yang tampak hanyalah jejak-jejaknya.
Namun demikian, dasar kepercayaan akan kebangkitan Yesus berdiri kokoh di atas dua hal:
- Pertama, makam tempat Ia dibaringkan setelah diturunkan dari salib ternyata kosong;
- Kedua, keyakinan orang-orang terdekat-Nya bahwa Yesus tidak lagi berada di antara orang mati.
Kesaksian para saksi awal menjadi pusat perhatian kita dalam bacaan Injil Hari Paskah. Mereka datang mencari Yesus yang wafat dan dimakamkan, namun menjumpai sesuatu yang lain.
Dalam:
- Luk 24:1–12 (bacaan Malam Paskah);
- Yoh 20:1–9 (Paskah pagi);
- Luk 24:13–35 (Paskah sore)
kisah para saksi itu memberi gambaran bagaimana kebangkitan diimani.
Injil Malam Paskah – Lukas 24:1–12
Pada pagi hari pertama Minggu itu, beberapa perempuan datang ke makam membawa rempah-rempah. Mereka mendapati batu penutup makam telah terguling dan jenazah Yesus tidak ada di sana. Dua sosok dengan pakaian berkilauan berkata kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.” (Luk 24:5–6).
Kisah ini memiliki beberapa perbedaan dalam Injil lainnya.
- Lukas menyebut Maria dari Magdala, Yohana, dan Maria ibu Yakobus sebagai perempuan yang datang ke kubur (Luk 24:10).
- Markus 16:1 menambahkan Salome.
- Matius hanya menyebut dua Maria. Yohanes 20:1 hanya menyebut Maria Magdalena.
Tujuan Injil bukan membuat pembacanya menjadi detektif yang menyelidiki detil peristiwa, melainkan mengajak mereka mendengarkan kesaksian iman dan mengalami kebangkitan melalui kesaksian itu.
Kesaksian itu tidak selalu seragam, tetapi membawa keyakinan yang sama: Yesus sungguh telah bangkit.
Ungkapan “tiba-tiba ada dua sosok” dalam Luk 24:4 mengingatkan pada dua sosok dalam peristiwa transfigurasi (Luk 9:30) dan kenaikan Yesus (Kis 1:10).
Lukas sengaja mengaitkan peristiwa-peristiwa ini agar pembaca turut mengalami kesan mendalam dari kehadiran ilahi yang menyatakan kemuliaan.
Dalam Luk 24:6–7, kedua sosok tadi mengingatkan para perempuan akan sabda Yesus mengenai penderitaan, wafat, dan kebangkitan-Nya. Maka mereka pun teringat akan perkataan-Nya. Pengalaman iman tumbuh dari pengenalan ulang akan sabda yang dulu pernah mereka dengar.
Para perempuan itu lalu pergi dan memberitahu kesebelas murid dan para pengikut lainnya. Bagi mereka, kisah ini terdengar seperti omong kosong.
Namun Petrus pergi memeriksa dan hanya menemukan kain kafan. Ia pulang dalam keheranan, merenungkan apa yang telah terjadi (ay. 12). Ini awal dari pengenalan akan kebangkitan.
Minggu Paskah Pagi – Yohanes 20:1–9
Maria Magdalena mendapati batu makam telah terguling. Ia segera memberi tahu Petrus dan murid yang dikasihi Yesus. Keduanya berlari ke makam. Murid yang dikasihi Yesus sampai lebih dulu, lalu Petrus masuk dan melihat kain kafan terletak di tanah, dan kain peluh terlipat di tempat lain. Makam itu kosong.
Murid yang lain itu masuk dan “melihat dan percaya” (Yoh 20:8). Ia percaya Yesus telah bangkit.
Ini adalah ciri khas Injil Yohanes: pembaca dibawa ikut masuk dalam pengalaman iman, bahkan bisa lebih cepat sampai pada keyakinan daripada tokoh-tokohnya sendiri.
Minggu Paskah Sore – Lukas 24:13–35
Dua murid dalam perjalanan ke Emaus tidak segera mengenali Yesus yang menyertai mereka. Ia menjelaskan kepada mereka segala sesuatu tentang diri-Nya dalam Kitab Suci.
Mereka hanya mengenalinya ketika Ia memecah roti di meja. Saat itulah mata mereka terbuka, tetapi Yesus lenyap dari pandangan mereka.
Yang tinggal adalah keyakinan bahwa Ia hidup. Perjumpaan itu mengubah mereka. Mereka segera kembali ke Yerusalem untuk mengabarkan kepada murid-murid lain.
Pengalaman iman bisa datang melalui pembacaan Kitab Suci, pengenalan dalam perjamuan, dan perjumpaan yang menyentuh hati.
Penutup
Yesus menampakkan diri kepada para pengikut-Nya dalam rupa dan cara yang tidak selalu mudah dikenali. Namun pengalaman itu menyisakan jejak dalam hati: pengertian, permenungan, dan keyakinan bahwa Ia sungguh hidup.
Seperti kedua murid di Emaus yang berseru, “Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Ia berbicara dengan kita?” (Luk 24:32), demikian pula iman kita tumbuh dalam pengalaman batin yang mendalam.
Selamat Paskah. Kristus telah bangkit. Ia sungguh telah bangkit.
Salam,
A. Gianto