Badai Kehidupan

0
645 views
Tak hancur diterjang badai, by Homefurniturelife

Sabtu, 28 Januari 2023

  • Ibr. 11: 1-2,8-19.
  • MT Luk. 1:69-70,71-72,73-75;
  • Mrk. 4:35-41;

BADAI kehidupan akan selalu ada sewaktu kita memutuskan untuk melakukan perjalanan di tengah luasnya lautan kehidupan kita ini.

Di tengah kehidupan keluarga, umat dan masyarakat, setiap kita punya kemungkinan besar bertemu dengan beragam macam tipe badai. Masalah keluarga, pekerjaan, persahabatan, dan lain sebagainya.

Ketika badai menghampiri kita, panik bukanlah sikap yang tepat. Karena kepanikan dan kekuatiran tidak akan menambah daya bagi hati dan jiwa kita.

Kita hanya perlu sikap yang tenang di tengah badai bukan berarti melarikan diri dari kenyataan itu, melainkan siap menghadapi kenyataan bahwa betul ada kesulitan-kesulitan di sana-sini.

Dengan daya yang ada kita berkomitmen untuk selalu berjuang sekuat tenaga supaya badai bisa teratasi.

Seorang bapak mesyeringkan pengalamannya, berkaitan badai yang menerpa keluarganya.

“Saya benar-benar bersalah karena menggunakan uang untuk investasi yang ternyata itu penipuan,” kata bapak itu.

“Kesalahanku ini membuat keluargaku cukup kesulitan dan tidak berdaya,” sambungnya.

“Dampak yang paling nyata terjadi pada anak-anakku yakni cara hidupnya berubah total,” paparnya.

“Segala fasilitas tidak mereka miliki, bahkan kami harus menjual rumah dan tinggal di kontrakan yang keadaannya jauh beda dengan rumah kami sebelumnya,” lanjutnya.

“Anak-anak sedih dan kecewa namun disimpan dalam hati, hingga suatu hari, anakku yang sulung bilang mau berhenti sekolah dan membantu istriku jualan,” ujarnya.

“Ini masalah kita Pak, bukan hanya masalah bapak dan ibu, namun masalah keluarga,” kata anakku yang membuat hatiku menjerit sedih.

“Saya ingin ambil bagian dan ikut mengatasi masalah kita ini,” imbuhnya.

“Saya merasa mendapatkan kekuatan mendengar apa yang dikatakan anakku, mereka hadir dan berdiri bersama aku dan isteriku,” ujar bapak itu.

“Kesadarannya telah menjadi daya baru bagiku untuk memasang lagi layar kehidupan da siap menerjang badai,” tegasnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu n di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.

Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.”

Perikop ini ingin menceritakan pada kita bahwa badai bisa terjadi kapan saja.

Tidak ada jaminan bahwa hidup akan baik-baik saja. Bukannya Tuhan tidak membiarkan hidup kita aman tentram baik-baik saja, tapi kadang ada hal-hal yang diijinkan terjadi pada kita untuk membangun iman kita.

Ada juga hal-hal yang menggaggu dalam kehidupan kita, di mana di dalamnya kita perlu pertolongan Tuhan. Bagaimana sikap kita ketika masalah terjadi?

Karena kadanag ketakutan yang berlebihan bisa membuat kita tidak bisa percaya kepada Tuhan yang menyertai kita.

Fokus kita hanya pada masalah yang berkecamuk saja, bukan pada kuasa-Nya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah dalam badai saya tetap percaya pada Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here