Bambang Iswaman (85), Menuju Kemandirian Petani Melalui Gerakan Swadaya Masyarakat (2)

0
80 views
Bambang Ismawan, inisiator Gerakan Swadaya Masyarakat dalam Program Bincang-bincang Panjang bersama Titch TV di Wisma Hijau Cimanggis, Depok, Jabar, Senin 23 April 2023. (Royani Ping)

TAHUN 1965, setelah menikahi Sylvie di Semarang, Bambang Ismawan pindah ke Jakarta. Keterlibatan dia sebagai aktor penggerak ekonomi sosial-kemasyarakatan di kalangan para petani lokal sudah dia kerjakan saat masih tinggal di Yogyakarta.

Exposure

Selepas keluar atas kesadaran sendiri dari lingkungan Asrama Mahasiswa Realino Yogyakarta. “Saya merasa gimana gitu ya… hidup dan tinggal di Asrama Realino Yogyakarta waktu itu terasakan sangat ‘mewah’ untuk ukuran mahasiswa indekos di situ,” papar Bambang Ismawan (85), inisiator dan pendiri Yayasan Bina Desa di mana dia menjadi ketuanya sejak tahun 1975.

Saat ngekos di luaran itulah, Bambang Ismawan merasa betapa hidup keseharian di tengah masyarakat itu tidak mudah.

Tapi pengalaman “exposure” pada dunia sosial yang nyata itu justru membentuk pribadinya menjadi lebih Tangguh dan keinginannya untuk semakin melibatkan diri pada “urusan publik” masyarakat kian terbuka lebar.

Khususnya menggarap kaum tani agar semakin mampu mandiri, lebih berdaya guna dalam berproduksi.

Gerakan Petani Pancasila

Sekali waktu, ia diangkat menjadi Ketua Gerakan Petani Pancasila. Kantor pertama “organisasi” gerakan ini ada di Yogyakarta; lalu di Bawen, Ambarawa, Jateng. Barulah kemudian pindah ke Jakarta karena “tuntutan” administratif pemerintah.

Lima fokus gerakan

Lima fokus gerakan menuju kemandirian petani

Sesuai pengalamannya di lapangan membina puluhan ribu para petani waktu itu, maka gagasan akan kemandirian para petani melalui gerakan swadaya masyarakat itu dicapai melalui lima pendekatan, yakni:

  1. Intensifikasi pertanian: menggunakan pupuk, cara menanam yang disebutkan larikan Pancasila, cara menggunakan pestisida yang baik dan tepat. Dengan tujuan peningkatan produksi hasil pertanian.
  2. Ekstensifikasi pertanian agar semakin banyak lahan produktif bisa dikerjakan. Dicapai antara lain dengan menggulirkan program Transmigrasi Spontan warga masyarakat. Ini benar-benar program transmigrasi bukan besutan pemerintah.
  3. Pendidikan dan pelatihan pertanian yang dalam bahasa sekarang boleh disebut pengembangan kapasitas para petani melalui kursus-kursus dan pelatihan-pelatihan.
  4. Upaya untuk meningkatan produksi pertanian dan meningkatkan pemasaran serta daya jual hasil-hasil produksi pertanian masyarakat.
  5. Pembelaan atas nasib para petani atau bahasa sekarang disebut advokasi.

Caranya dan strateginya bagaimaana? Dilakukan melalui tiga kemungkinan, yakni:

  • Gerakan organisasi massa.
  • Organisasi pengelola proyek.
  • Membentuk kelompok-kelompok swadaya masyarakat di mana pelaku utama dan pimpinan utama adalah masyarakat yang dulu kami sebut “Kelompok Usaha Bersama”.

“Sekarang kelompok ini lebih dikenal sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat atau ‘Koperasi’,” ungkap Bambang Ismawan dalam Program Bincang-bincang Panjang bersama Titch TV di Wisma Hijau Cimanggis, Depok, Jabar, Senin 23 April 2023. (Berlanjut)

Baca juga: Bambang Ismawan: Jangan 100% Katolik, 100% Indonesia. Tapi 100% Pancasila, Tegas Mgr. Soegijapranata SJ Tahun 1954 (1)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here