Bapak-Bapak, Pahamilah Pekerjaan Ibu Rumah Tangga!

0
3,024 views

Pada pertengahan tahun 2011, hampir satu bulan aku full di rumah. “Tidak mengerjakan apapun” sesuai keahlian dan profesiku. Murni “libur”, mengistirahatkan diri, sambil menjaga kakek. Yaah, mungkin sedikit lucu, mengenaskan, dan aku merasa sedikit mengalami “degradasi intelektual”, yakni tidak melakukan “asah otak yang bermutu” selama 2 bulan.

 

Anyway, karena tidak ada pembantu rumah tangga di rumahku, hampir semua pekerjaan rumah tangga aku kerjakan sendiri. Mulai dari menyapu, mengepel, mencuci baju, menyeterika baju, memasak, mencuci piring. Fiuuhh… tak disangka tak dinyana, ternyata mengerjakan semua hal ini sendiri cukup amat sangat melelahkan.

 

Beberapa hari kemudian, saat aku merasakan kelelahan akibat pekerjaan rumah tangga ini, aku mulai berfikir. Angkat topi buat ibu rumah tangga murni, yang mengerjakan semua ini sendiri. Capek gila!! Ini masih belum ditambah dengan anak. Aku tidak bisa bayangkan mereka yang memiliki anak, entah satu, dua atau tiga atau lebih dengan semua pekerjaan rumah tangga. Seabrek-abrek begitu. Untuk yang satu ini aku benar-benar salut pada mereka. Dari sini aku belajar untuk lebih menghargai mereka yang mengerjakan sendiri tugas-tugas rumah tangga ini, yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga. Maka buat para Bapak, kalau anda tidak percaya, sesekali bolehlah bertukar tempat untuk mengerjakan semua pekerjaan yang tidak berbayar ini.

 

Hitung-Hitungan Iseng

Iseng-iseng, muncul ide nyleneh di pikiranku. Aku ingin pekerjaan fisik yang berat ini bukan gratisan saja. Enak saja, udah capek bercucuran keringat kok gratisan. Mulailah pikiran matre-ku melayang. Dan…saya membayar untuk diri saya sendiri setiap pekerjaan rumah tangga yang saya kerjakan. Daftarnya adalah sebagai berikut:

 

  • Sekali paket menyapu & mengepel, aku bayar diriku sendiri dengan Rp. 5,000,-
  • Sekali paket memasak & mencuci piring, aku bayar diriku sendiri dengan Rp 10,000,-
  • Sekali paket mencuci & menjemur baju & setrika, aku bayar diriku sendiri dengan Rp 2,000,- per lembar baju (Nggak mau tau yang dikerjain cuman selembar saputangan atau sepotong jeans yang minta ampun beratnya)
  • Dan seterusnya

 

Hihihi, cukup gila kan? Paling tidak dengan cara ini aku “memberi harga” pada pekerjaan yang kulakukan. Duitnya aku kumpulin dan aku tabung di tabungan haji, nah kan! Lumayan! Paling tidak dalam keadaan “ngganggur” ini aku masih bisa menyimpan beberapa rupiah.

 

Bagi ibu-ibu rumah tangga yang mengerjakan semua sendiri, apa yang aku kerjakan bisa memberi ide untuk melakukan hal yang sama. Paling tidak anda bisa menabung untuk diri anda sendiri] Ada beberapa tips yang mungkin bermanfaat kalau anda mau mengadopsi cara ini:

 

  1. Sesuaikan “tarif” sesuai dengan penghasilan atau nafkah yang diberikan suami pada anda. Kalo dikasih pas-pasan banget ya “tarifnya” jangan tinggi-tinggi, entar suami kaget kok biasanya cukup, sekarang jadi kurang melulu!
  2. Komitmen untuk tidak membongkar tabungan. Jadi niatkan uang yang anda kumpulkan dari mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga ini untuk tujuan tertentu. Dan kalau tidak sangat terpaksa sekali, jangan bongkar tabungan tersebut.

 

  1. Yang di”tarif”in bukan semua hal yang kita kerjakan lho! Jangan sampai nanti muncul tarif mengganti popok anak, memberi makan anak, memandikan anak, dsb.  Kalo ini mah sudah sangat matre buanget!

 

Jangan Remehkan Pekerjaan Rumah Tangga

Bagaimana? Ide saya cukup bagus kan? Selama sebulan itu ini saya mendapat pelajaran sebagai berikut:

 

  1. Jangan pernah meremehkan pekerjaan ibu rumah tangga murni. Sungguh, apa yang mereka kerjakan di dalam rumah ternyata sangat berat. So, Bapak, mohon hargai istrimu, hargai ibu dari anak-anakmu yang dengan cinta dan kasih sayangnya mengerjakan semua pekerjaan berat ini dengan ketulusan. Dan mohon bantulah mereka.

 

  1. Jika ada, berterima kasihlah kepada mereka, para pembantu rumah tangga. Mereka yang membantu kita mengerjakan pekerjaan fisik yang tidak ringan ini. Hargailah mereka dengan manusiawi. Bukan seenaknya sendiri. Semoga nanti ada peraturan juga yang mengatur tentang mempekerjakan pembantu rumah tangga. Dengan demikian, pekerjaan yang satu ini juga bisa mendapatkan hak sesuai dengan kewajiban yang telah mereka lakukan.

Photo credit: www.lapar.com, www.makeourworldclean.blogspot.com

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here