Beda Cinta, Beda Bahagianya

0
Tetap setia

CINTA itu sangat penting dan mendasar bagi bagi hidup manusia. Semua orang berbahagia, ketika mengalami cinta dan tanpa cinta kehilangan makna hidupnya.

Sabda Tuhan hari ini, khususnya bacaan kedua dan injil berbicara tentang cinta. Bagaimana memahami pesannya?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, orang perlu memahami bahwa ada dua macam cinta yang berbeda.

Pertama, cinta pada tataran manusiawi. Tuhan menanamkan cinta ini dalam diri manusia, sehingga bisa jatuh cinta.

Cinta ini membuka mata dan hatinya untuk dapat melihat keindahan pada lawan jenisnya. Cinta ini membahagiakan sekaligus membelenggunya. Yang mengalaminya merasa tidak bisa bahagia tanpa kekasihnya. Tidak jarang cinta ini memanipulasi dan mengendalikannya. Untuk memperolehnya, orang mesti membayar mahal.

Kedua, cinta pada tataran ilahi. Ini bukan cinta manusia kepada lawan jenisnya, melainkan cinta Tuhan kepada manusia. Inilah cinta dalam bacaan hari ini (Surat Santo Yohanes dan Injil Yohanes). Kasih itu berasal dari Allah dan yang mengasihi lahir dari Allah serta mengenal Allah (1 Yohanes 4:7). Kasih itu nyata dalam fakta bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal supaya kita hidup oleh-Nya (1 Yohanes 4:9).

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu, tinggallah di dalam kasih-Ku itu” (Yohanes 15:9).

Di sini, Yesus berbicara tentang relasi pribadi dengan Bapa-Nya dan kita. Ini bukan cinta kepada lawan jenis, melainkan cinta ilahi. Cinta inilah yang memampukan kita mencintai Tuhan dan sesama (Matius 22:37-39).

Bagaimana orang dapat mewujudkan hal itu? “Jika kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya” (Yohanes 15:10).

Cinta ini menghasilkan sukacita yang penuh (Yohanes 15:11). Dia tidak membelenggu dan membuat orang bergantung seperti cinta jenis pertama di atas.

Orang dapat mewjudkan cinta ilahi ini dengan menyerahkan nyawa untuk mereka yang dicintainya (Yohanes 15:13). Yesus telah melakukannya dengan wafat di kayu salib. Itulah ungkapan-Nya mengasihi dan melaksanakan perintah Bapa-Nya. Itu pula cara sempurna dalam mencintai kita, sahabat-sahabat-Nya (Yohanes 15:14).

Berbahagialah orang yang jatuh cinta. Namun, jauh lebih berbahagia mereka yang percaya dan mengalami bahwa Tuhan mencintainya.

Cinta yang kedua ini akan membuat sukacitanya penuh, karena Tuhan, sang mahacinta telah memberinya cinta abadi. Apakah kita percaya dan mau mengalami cinta ilahi ini?

Minggu, 5 Mei 2024
HWDSF

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version